#28. Dia Masih Mencari Kepuasan

916 93 32
                                    

"Maka dalam pelukmu yang hangat lah ku temui kehidupan yang lain, adalah detak jantungmu!"
.
.
.
.

Mobil milik pemuda bernama Dimas sudah melampaui rata-rata. Apa yang ia lihat dalam ponsel milik Kasih membuat adrenalinnya memuncak. Sedang Kasih yang berada disebelahnya hanya terdiam sesekali terlihat menghalau laju airmatanya. Masih saja terguncang dengan apa yang ia lihat dari ponsel genggamnya.

Tak mau percaya begitu saja namun semua terlihat nyata dalam setiap detailnya. Kasih frustasi dalam sekejap hanya karena pesan dalam ponselnya.

Setelah mengetahui isi dari kabar yang terdapat dalam ponsel milik Kasih. Dimas yang juga dikuasai rasa kaget dan tak percaya pun akhirnya menghubungi Pandu, mengabarkan kabar yang baru saja ia terima.

Dan akhirnya mereka sepakat bergerak cepat dan membenarkan kabar yang didapat Kasih. Berharap dengan pesan tersebut akhirnya mendapat titik temu dimana keberadaan Aletta selama ini.

Laju mobil melambat kala memasuki halaman luas milik kepolisian RI. Setelah memarkirkan mobil dengan apik baik Kasih maupun Dimas langsung bergegas cepat. Mereka sudah mendapat kabar jika Pandu dan Andra sudah ada ditempat.

Pandu yang melihat kedatangan Dimas dan Kasih dari kejauhanpun sudah beranjak dari duduknya. Menyambut Kasih dalam dekapannya. Ketika dirinya mendapat kabar dari Dimas mengenai Kasih yang menangis ditrotoar jalanan membuat pikirannya tak menentu.

Kasih yang tiba-tiba didekap oleh Pandupun langsung menangis menjadi. Meluapkan rasa sedih yang sedari tadi ia pendam. Pandu mengusap punggung Kasih secara berulang, berupaya menyalurkan ketenangan. Membiarkan Andra dan Dimas bertanya pada petugas mengenai kabar tersebut.

Semua diambang kehawatiran. Dibuat terombang-ambing oleh kabar yang diterima Kasih melalui ponsel pribadinya. Pandu menuntun Kasih untuk duduk di kursi tunggu, menunggu Andra dan Dimas yang sedang melakukan sesi tanya jawab dengan petugas penegak hukum.

"Nduu~" panggilan Kasih dengan nada khas setelah menangis membuat Pandu bereaksi cepat.

"Rehan enggak papa kan?" Tanya Kasih lagi, mencoba memastikan kabar yang ada didalam ponselyan.

"Rehan bakal baik-baik aja Kas!" Pandu menjawab dengan berat.

Jika bukan karena air mata yang terus mengalir mungkin Pandu akan menjawab dengan jujur. Jika kemungkinan untuk baik-baik saja sangatlah tipis. Rehan berada dalam cengkrama pembunuh berdarah dingin.

Jika saja mereka jeli dan tahu siapa saja yang menjadi target selanjutnya, mungkin tak akan ada kabar yang membuat jantung berdetak diluar kapasitasnya. Tak akan ada korban-korban lain yang harus berjatuhan.

Pandu sendiri sedang dilanda kebingungan, bagaimana bisa Aletta semakin menjadi? Apa penyebabnya hingga Aletta yang terkenal ramah kini menghilang dan tiba-tiba datang membawa petaka. Ada apa sebenarnya? Apa tujuan Aletta hingga bertindak sejauh ini?

"Gimana?" Pandu langsung mengajukan tanya saat mendapati Andra dan Dimas yang keluar dari pintu ruang informasi.

Ekspresi wajah Andra menjawab segalanya. Pandu mengerti maksud Andra, lebih baik diam dari pada membicarakan fakta buruk yang akan membuat Kasih bertambah sedih dan makin histeris.

"Masih dalam penyelidikan,  kemungkinan ini kabar Hoax. Jadi kita tinggal nunggu kabar selanjutnya aja." Suara Andra mendominasi dalam hiruk- pikuk kesibukan kantor kepolisian.

Kasih mencoba percaya namun otak cerdasnya terus menyangkal jawaban Andra. Pesan yang ia dapat benar-benar nyata bukan sekedar gambar hoax. Mobil yang berada di dasar jurang itu milik Rehan yang sudah beberapa hari ini tidak pulang. Kasih dan keluarganya tahu jika Rehan sedang melakukan peninjauan langsung pembangunan resto baru di luar kota.

Rankle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang