#29. Semua Tak Lagi Sama

889 99 59
                                    

'Tak perlu bersuara, cukup disisiku saat aku terjatuh. Itu sudah lebih dari cukup!'
.
.
.
.

Untuk kesekian kalinya, laju mobil milik Pandu melaju dengan kecepatan melampaui batas. Tak pikir panjang, mobil berpenumpang Kasih dan Pandu itu melaju menuju rumah sakit terdekat. Biar Ale dan segala urusan kepolisian itu jadi tanggungjawab Dimas dan Andra yang sempat menghubunginya.

Untuk saat ini mereka membagi diri mereka dalam dua tim. Memastikan satu diantara korban-korban Ale adalah Rehan. Walaupun berharap Rehan adalah korban selamat.

Dalam perjalanan Kasih mencoba menghubungi kedua orangtuanya dengan linangan air mata. Sesekali Pandu mengelus sayang mahkota hitamnya atau sekedar menggenggam tangan Kasih.

Hatinya terus saja bertanya perihal aksi nekat Ale. Jika sudah sampai batas ini, apa masih bisa dikatakan manusia? Dalam hatinya Pandu membenarkan Bony yang selalu mengatainya bodoh. Karena mempercayai sosok monster macam Ale.

Fakta yang menyebutkan jika Ale adalah sumber dari rasa sakit dan penderitaan yang dialami Bony membuatnya ingin menghabisi Ale saat itu juga. Fakta lain mengenai kantor dan kebangkrutan serta kecelakaan yang menimpa Agatha menambah daftar panjang kejahatan Ale. Dan kini ditambah fakta baru yang sulit dipercaya.

Ale dan beberapa korban. Sebenarnya korban apa? Sebanyak apa? Dengan alasan apa? Dn selalu seperti ini, semakin fakta terkuak. Semakin banyak tanya yang menggantung tanpa ada jawaban satupun. Ale benar-benar berubah menjadi sosok psikopat , bukan lagi Ale yang terkenal ramah.

Kasih membalas genggaman tangan Pandu. Saat ini yang ia butuhkan adalah sosok yang kuat untuk mengimbangi dirinya yang saat ini lemah. Dunianya hancur hanya dalam hitungan jam. Baru saja ia selesai mencoba menu baru di salah satu cabang restoran milik keluarganya. Baru saja rasa nikmat dari menu baru itu membuatnya tersenyum merekah.

Lalu tanpa ada peringatan dari semesta, semua kebahagiaannya hilang digantikan lara. Semesta terlalu sering mengajaknya bercanda. Pesan bergambar yang dikirim oleh nomor tidak dikenal itu, membuat dunianya runtuh seketika.

Kasih mencoba menghalau laju air matanya untuk kesekian kalinya. Setelah mengabari kedua orangtuanya, mereka sepakat bertemu di rumah sakit. Berat bagi Kasih memberi kabar duka ini kepada sang mamih. Masih terdengar jelas dalam ingatannya saat jeritan sang mamih sampai ke pendengarannya.

Ale. Nama yang dulu selalu menjadi panutan bagi dirinya. Sosok gadis cerdas dengan segudang ide dan keramahan luar bisa. Gadis yang sempat ia sumpah serapahi karena statusnya sebagai tunangan Pandu. Aletta Anastasya, sosok yang ia anggap sebagai sahabat baginya. Tak ada selisih paham sama sekali selama ini diantara mereka.

Hubungan persahabatan dan kekeluargaan diantara seluruh karyawan Editor Senior baik-baik saja. Bahkan tak ada masalah sedikitpun. Lalu apa alasan Aletta melakukan hal ini? Setelah Agatha mengapa harus Rehan yang tidak tahu apa-apa? Kasih membuang napasnya kasar, kenapa kehidupan cepat sekali berubah?

Senang dan sedih seperti selembar kertas tipis yang dibalik oleh tiupan angin. Cepat dan tak terduga.

Kasih menggenggam tangan Pandu dengan erat saat mobil yang dikendarai oleh Pandu memasuki halaman rumah sakit. Melaju dengan cepat menuju parkiran yang berada dihalaman belakang yang luas.

Berjalan dengan langkah seribu menuju sumber informasi. Berharap mendapat informasi yang cepat dan akurat. Disetiap langkahnya, baik Kasih maupun Pandu berdoa bukan Rehan diantara para korban yang tak bernyawa.

Pandu menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, diikuti Kasih dengan tatapan tanya. Sebelum akhirnya Kasih melihat apa yang Pandu lihat. Beberapa petugas kepolisian diantara para petugas berseragam rumah sakit.

Rankle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang