#27. Semua mencari

789 85 22
                                    

"Kamu adalah pembunuh yang spesial, karena kamu adalah pembunuh yang aku cinta!"
-Dimas Maheswara-
.
.
.

Dipojok ruangan bernuansa klasik, Dimas duduk dengan mata menerawang jauh. Pikirannya terfokus pada saat Bony mengatakan penyebab utama Aletta semakin menjadi.

Menurut Bony sedari mereka kenal, Aletta adalah seorang yang menutup diri dan tak memiliki banyak kebebasan. Semuanya telah diatur dengan rapih dan terkonsep oleh kedua orang tuanya.

Aletta selalu berada disisi Bony kemanapun dan dimanapun. Itulah mengapa Aletta selalu dijuluki bayangan Bony oleh beberapa guru dan teman-teman sebayanya.

Bony yang aktif selalu mendapatkan apa yang ia mau dengan kerja keras dan dukungan penuh dari keluarganya. Berbeda dengan Aletta yang menganggap dirinya adalah robot untuk kedua orangtuanya.

Keadaan terus begitu, Bony semakin dipuncak sedangkan Aletta masih saja berada ditempatnya. Hingga suatu ketika Aletta sadar jika Bony selalu memiliki apa yang tak ia miliki. Mendapatkan apa yang tak ia dapatkan. Bony terlalu sempurna, hingga Aletta gelap mata dan melakukan apapun yang membuatnya merasa puas dan bahagia.

Semua menjadi terkendali saat dirinya hadir dalam kehidupan Aletta. Menyempurnakan segalanya. Membuat warna baru untuk hidup Aletta. Sayangnya semua itu hanya sementara, kedua orangtuanya kembali mengambil alih Aletta.

Melarang dengan keras Aletta berhubungan dengannya. Menolak keras kehadirannya yang hanya anak dari pegawai negeri. Perbedaan kelas menjadi alasan utama.

Menurut Bony, Aletta adalah sosok yang akan melakukan apapun asal dirinya bahagia. Dan terbukti dengan beberapa kali Aletta berbohong kepada kedua orangtuanya untuk sekedar bertemu dengan Dimas. Hingga akhirnya orangtua Ale tahu dan membuat segalanya semakin rumit.

Aletta yang kemanapun selalu diawasi oleh mata-mata suruhan orangtuanya, membuatnya dilanda frustasi karena tak lagi diberi kebebasan. Puncak kegilaan Aletta adalah saat kematian sang Ayah. Kematian yang selama ini menurut Dimas adalah kematian yang wajar karena kecelakaan lalulintas.

Namun bukti yang diutarakan Bony siang tadi membuatnya dan Pandu nyaris kehilangan kesadaran. Terlalu terkejut dengan fakta yang mengatakan jika Ayah Aletta bukanlah meninggal karena kecelakaan lalulintas sebagaimana yang ia ketahui. Semua itu sudah direncanakan oleh Aletta, yang dengan sengaja menabrak mobil sang ayah dengan mobil besar.

Saat fakta itu diucapkan oleh adik dari sahabatnya Pandu, Dimas hanya bisa terdiam. Tak tahu dengan perasaan asing yang menguasai perasaannya. Rasa sesak, geram, amarah, iba, cinta dan rasa tak percaya berkumpul menjadi satu.

Bony terus saja menguak semua fakta dengan emosi. Fakta yang sudah bertahun-tahun ia pendam sendiri. Fakta yang membuatnya tersiksa saat mendapati abang kesayangannya berada dalam satu ruangan dengan Aletta. Saat Pandu satu mobil dengan Aletta. Saat Aletta selalu ada didekat Pandu. Bony selalu memikirkan keselamatan Pandu, karena selama ini Bony tahu bagaimana Aletta yang asli.

Bony hanya tak mau ada korban lain yang disebabkan oleh Aletta. Korban untuk memuaskan hasrat membunuhnya. Demi apa yang disebut Aletta dengan kebahagian dan kepuasan. Cukup dia dan masalalunya saja yang dibuat berantakan dan penuh dengan trauma, jangan ada yang lain.

Dimas menyesap secangkir kopinya. Sampai saat ini ia ada diantara percaya dan dan tidak. Antara bertahan dan meninggalkan.

Dimas sadar jika Aletta menjadi seperti ini karena dirinya. Namun tidak salah rasanya jika Dimas juga menyalahkan seluruh keluarga Aletta. Jika saja keluarganya tidak menutupi setiap jengkal perjuangannya mungkin Aletta tidak akan segila ini.

Rankle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang