#22. Kopi dan Senja

917 82 9
                                    

'Seperti senja yang setia menunggu matahari terbenam. Seperti aku yang rela ditikam rindu setiap waktu'

.
.
.

Dalam waktu menuju senja, kedua anak cucu adam itu sedang duduk dengan canggung. Kejadian Pandu yang memeluk Kasih adalah penyebab utama kecanggungan mereka.

Pandu sendiri merutuki kebodohannya yang bisa lost control begitu saja. Yang jelas saat ini, Pandu memerlukan sandaran guna menguapkan segala bebannya untuk sementara. Dan entah kebetulan atau memang kehendak semesta, Kasih lah yang ada di hadapannya. Belum lagi dengan ucapan Kasih yang sempat membuatnya kembali yakin, dan percaya diri.

Bagi Pandu masalah yang ia hadapi saat ini adalah kesalahannya. Seharusnya malam dimana Agatha mengirimkan data itu, esoknya ia langsung mencari tahu kebenarannya. Bukannya malah menunda-menunda dan akhirnya menyebabkan kekacauan seperti ini.

Pandu sendiri tahu dengan pasti, penyebab apa hingga dia seperti tidak yakin dan terkesan enggan mencari tahu masalah ini. Karena tersangka penggelapan dana itu adalah seorang yang selama ini memegang penuh kepercayaan darinya. Seseorang yang tidak mungkin melakukan hal senista ini. Seseorang yang sedari dalam kandungan sudah bergelimang harta.

Hanya karena alasan yang terkesan bersikap egois itu, kini kantor milik keluarga ibunya dilanda kebangkrutan. Riwayatnya sudah berada diujung tanduk. Tak lagi dapat diselamatkan.

Banyak persoalan yang memenuhi pikirannya. Dari puluhan karyawannya yang nasibnya belum bisa ia tentukan. Menunggu rapat para dewan yang akan di adakan dalam minggu-minggu ini. Belum lagi dengan banyaknya surat tuntutan dari beberapa agency yang sudah terlanjur tanda tangan kontrak dengan Aletta yang sekarang malah menghilang entah kemana, memperparah keadaan.

Hingga akhirnya anak sulung dari Gigih dan Syafei Abraham ini sadar jika penyebab dari seluruh kekacauan merucut ke satu nama, Aletta Anastasya.

Ya , gadis yang berstatus tunangannya itu adalah tersangka penggelapan dana yang membuat kantor merugi besar. Penyebab kantor harus membayar puluhan juta denda untuk beberapa acara yang sudah terlanjur tanda tangan kontrak dengannya untuk menjadi seorang pemateri.

Pandu harus menelan mentah kenyataan yang kini menamparnya. Pandu tersenyum tipis, tersadar mengapa Ibu dan Adiknya tak pernah memberi restu untuknya dan Aletta.

Jika bukan karena perjodohan antara dirinya dan Aletta, mungkin Pandu sendiri tak akan memilih gadis itu. Jika bukan karena terikat perjanjian tua antara ayahnya dan almarhum ayah Aletta mungkin ia akan menolak dengan alasan yang logis.

Dan jika bukan karena hatinya yang patah karena penolakan yang dilakukan oleh Kasih mungkin ia tak akan menyetujui perjodohan ini begitu saja. Jika saja ia mau menolak bisa saja, toh kedua wanita tercintanya pasti akan membantunya. Mengingat keduanya sama sekali tidak tertarik dan terkesan menolak dengan perjodohan konyol ini.

Andai saja, Kasih tak menolaknya dan rela menjadi pendamping hidupnya perjanjian konyol itu akan menguap hanya sebagai janji kosong. Tapi kenyataannya baik Pandu maupun Aletta, sama-sama tak memiliki kekasih. Dan tak ada yang tahu jika mereka sama-sama terluka dan dikecewakan pasangan masing-masing.

Dan mereka saling berbagi pelampiasan dalam hubungan mereka.

"Ndu~ lo tau gak kalo gue suka sama senja?" Pertanyaan dari gadis yang berada disampingnya, membuat Pandu tersadar dari lamunan panjangnya.

"Tau, bahkan gue bosen sama pertanyaan lo yang itu-itu aja disetiap senja gini!" Entah karena suasana hatinya yang sedang tidak baik atau apa, Pandu menjawab dan membalas pertanyaan Kasih dengan santai.

Rankle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang