#26. Rangkaian Fakta

807 88 25
                                    

"Dan setelah semua kebusukkanku terbongkar, masih bergetarkah hatimu saat namaku tersebut?"
.
.
.

"Ndra, Ndu, Aletta punya rencana yang rumit untuk kalian semua!" Tembak Dimas tiba-tiba membuat Pandu dan Andra kaget dan bingung.

"Maksud lo apa?" Tanya Pandu dengan nada kagetnya!

Baik Pandu maupun Andra dibuat kaget dan bertanya akan ucapan yang baru saja diucapkan oleh Dimas dengan mimik wajah seriusnya.

"Beberapa waktu yang lalu, gue dapet telepon dari Aletta. Dia ngabarin ada di salah satu klub malem, waktu gue liat jam ternyata emang udah jam 2 lewat itu. Tanpa mikir panjang gue langsung jemput Aletta disana. Gue takut dia kenapa-kenapa. Sampe disana gue kaget, kekhawatiran gue nguap gitu aja. Aletta enggak dalam bahaya, dia sangat menikmati dunia malamnya!" Dimas mulai menceritakan kejadian malam itu. Malam dimana ia dibuat geram bukan main dengan kelakuan Aletta.

"Gue enggak ngerti sama apa yang lo ceritain barusan!" Ujar Pandu sarkatis.

Tak mudah untuk percaya begitu saja dengan cerita Dimas. Otak Pandu sudah benar-benar penuh dengan fakta mengenai Aletta yang selama ini tertutup begitu rapi dan rapat. Hampir dua tahun ia bersama dengan Aletta,dan selama itu Pandu merasa tertipu dengan topeng yang dikenakan Aletta.

"Gue belum selesai Ndu, lo dengerin gue dulu!" Dimas membalas Pandu dengan cepat.

"Gue minta kalian keluar , pekerjaan gue terlalu banyak buat dengerin cerita karangan kalian tentang Ale!" Pandu benar-benar sudah lelah dengan fakta-fakta baru yang terus bermunculan. Nyeri menghantam hatinya, terlalu sakit jika mengingat kalau selama ini ia telah dibodohi.

"Ini yang enggak gue suka dari lo. Lo selalu matahin semuanya ditengah, enggak pernah tuntas sampe selesai. Lo terlalu takut bayangan!" Andra ikut mengeluarkan pendapatnya dengan tenang. Mencoba membuat sahabatnya ini sadar akan kesalahan-kesalahan yang dibuatnya dengan alasan yang sama.

Pandu bukan tidak percaya, beberapa orang suruhannya pernah melaporkan jika Aletta ada di sebuah klub malam. Namun semua selalu ia tepis dan mentahkan dengan tetap percaya jika Aletta adalah gadis baik-baik bermoral dan bermartabat.

Sekali lagi, Pandu merutuki dirinya sendiri yang terlalu percaya dengan Aletta.

"Lo terlalu percaya, sampe lo enggak bisa terima kalo apa yang lo percayai ternyata adalah sebuah kepalsuan!" Suara sarkatis lain terdengar beriringan dengan pintu yang terbuka.

Menampilkan sosok Bony dan Kasih dengan kedua wajah yang merah padam.

Ada apa dengan mereka?

Pandu berdiri dari duduknya, menatap Bony dengan tajam. Adiknya telah lancang masuk kedalam ruangannya. Berkomentar dengan tajam dan sialnya benar. Menambah sesak dalam dada Pandu.

"Kenapa?" Tanya Bony tajam, melangkah mendekat kearah sang kakak. Andra sendiri sudah ikut berdiri dari duduknya, mengambil kuda-kuda takut jika Bony maupun Pandu lepas kendali.

Dimas sendiri menatap kedua kakak beradik ini dengan kosong. Bertanya dalam hati, apa lagi yang akan terungkap setelah ini? Dimas berharap semuanya selesai dan gadisnya dapat sembuh dari penyakit kejiwaan itu.

Jika kalian bertanya dimana Kasih? Maka lihatlah disebelah pintu yang sudah tertutup rapat. Ia berdiri tegak disana seperti patung selamat datang atau seperti pajangan ruangan.

Intinya Kasih menyesal  mengantar Bony bertemu Pandu. Sebenarnya dirinya dan Bony sudah berada didepan pintu sedari tadi. Mendengarkan dengan baik penjelasan Andra mengenai Bipolar Disolder. Bertanya dalam diam, siapa yang memiliki salah satu gangguan kejiwaan itu?

Rankle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang