04

315 28 2
                                    

     "Kanya! Buruan bangun." Ucap Rakha sambil mengoyang-goyangkan tubuh mungil adiknya.
Rakha Fadilla Anugerah ia adalah mahasiswa jurusan hukum di salah satu universitas negeri di Bandung. Ia mempunyai hidung mancung dengan wajah yang rupawan tentunya. Laki-laki berusia 21 tahun itu merupakan seorang pekerja keras dan disiplin. Setiap pagi Rakha pasti pergi ke kamar Kanya untuk membangunkan adik perempuannya itu, jika sekali saja Rakha lupa, Kanya pasti akan terus tidur di dalam sana. Walaupun Kanya adalah siswi terpintar di sekolahnya, namun siapa sangka gadis yang merupakan most wanted itu sangat sulit jika dibangunkan pada pagi hari.

"Iya bang, bentar lagi." Jawab Kanya setengah sadar.

"Ayo buruan bangun! Nanti si Sam keburu jemput." Ucap Rakha masih mengoyangkan tubuh adiknya.

Seketika Kanya terbangun dan merubah posisinya menjadi duduk menghadap Rakha. "Sam siapa maksud abang ?" Tanya gadis itu.

"Sam anaknya tetangga baru. Tadi tante Risti nelpon, katanya Sam mau jemput kamu." Ucap Rakha menjelaskan.

"Ih apa-apaan sih ? Ribet banget mau sekolah juga, berangkat aja sendiri." Gerutu Kanya.

Rakha terheran-heran dengan sikap adiknya itu. "Emangnya kenapa ?" Tanya laki-laki itu.

"Abang sih nggak tau, kan kemarin Kanya ke rumah dia. Si Sam tuh datar, cuek lagi." Ucap Kanya.

"Kamu kan belum kenal bwnar sama dia." Sahut Rakha.

"Oh ya bang. Udah gitu kemarin pas Kanya mau pulang dari rumahnya, dia intipin Kanya dari jendela kamarnya. Aneh tau bang, Kanya jadi takut ah." Cerita gadis itu, yang mendapat hadiah ceringan dari kakaknya.

"Kok abang ketawa sih ? Gak lucu tau." Ucap Kanya memanyunkan bibirnya.

"Abis cuma gitu doang ampe segitunya sih, Kanya. Dia suka kali sama kamu." Sahut kakaknya.

"Ya kan bang..." Belum sampai Kanya selesai bicara, Rakha sudah memotong.

"Udah lah, baru juga kenal siapa tau aslinya dia baik. Buruan mandi keburu dia jemput ke sini." Perintah Rakha sambil mengacak-ngacak rambut adiknya itu.

"Abang!" Teriak Kanya dengan membantingkan bantal ke arah kakaknya yang baru saja akan keluar.

"Gak kena juga, cepat mandi." Ucap kakaknya itu.

"Iya-iya. Dasar berisik." Timpal gadis itu kesal.

***

"Assalamualaikum!" Suara salam terdengar dari luar pintu rumah.

"Walaikum salam." Jawab Ratna sambil membukakan pintu.

"Saya Sam tante." Ucap Sam memperkenalkan diri, sesaat setelah mencium tangan Ratna.

"Oh iya, kamu anaknya bu Risti ya ? mau jemput Kanya ?" Tanya wanita paruh baya itu.

"Iya tan, Kanya nya ada ?"  Tanya laki-laki itu sopan.

"Ada kok, tunggu sebentar ya tante panggilin dulu. Ayo silahkan masuk, silahkan duduk." Ucap Ratna lalu berlalu pergi menuju kamar putrinya.

"Sayang, teman kamu udah jemput tuh." Suara Ratna terdengar dari luar pintu kamar Kanya.

"Iya bun, sebentar lagi Kanya keluar." Jawab Kanya dari dalam sana.

"Cepet ya, kasian Sammuel nunggu. Bunda mau ke dapur dulu." Sahut Ratna dari luar.

"Iya bun."

5 menit kemudian Kanya pun keluar dari kamarnya, gadis itu langsung menuju ruang tamu. Ia mendapati Sam sedang duduk si sofa dengan pakaian rapi dan penampilannya pun saat cool. Perlahan ia mendekat ke arah laki-laki itu, ia mencoba bersikap se tenang mungkin.

"Hai !" Sapa Kanya akhirnya.

"Hai !" Jawab Sam singkat sambil menatap gadis itu.
Dia begitu cantik dibalut pakaian seragam dengan rok selutut dengan rambut hitam pekatnya yang tergerai indah.

"Maaf ya udah bikin nunggu." Ucap Kanya dengan sedikit rasa bersalah.

"Nggak papa kok. Ya udah ayo berangkat." Sahut Sam dengan senyum tipis hingga Kanya tidak bisa melihat bahwa itu adalah sebuah senyuman.

"Iya." Jawab Kanya mengikuti langkah kaki Sam.

Tiba-tiba laki-laki itu berbalik menghadap Kanya. "Pamit dulu sana !" Perintahnya dingin.

"Iya, tunggu bentar." Sahut Kanya.

"Kalian udah mau berangkat ?" Tanya Rakha yang baru saja turun dari lantai dua.

"Iya bang, Kanya berangkat dulu ya." Ucap gadis itu.

"Eh iya bang, nanti jemput ya." Sambungnya.

"Biar gue aja yang anterin." Timpal Sam tiba-tiba. Membuat Kanya menoleh dengan cepat ke arah laki-laki itu.

"Ya udah, sama Sam aja pulangnya." Ucap Rakha sambil mengelus puncak kepala Kanya.

"Tapi bang..." Sahut Kanya berniat menolak.

"Udah, sekalian aja sama Sam. Abang juga gak tahu pulang kuliah jam berapa, takut nggak keburu jemput." Potong Rakha.

"Ya udah kalo gitu." Pasrah Kanya.

"Pamit ya bang." Ucap Sam dengan santai.

"Ya udah. Hati-hati bawa mobilnya. Jagain adik gue." Sahut Rakha mengulurkan tanggannya lalu kedua laki-laki itu bersalaman layaknya saudara.

"Iya bang." Jawab Sam singkat.

Kedua remaja itu pun keluar dari dalam rumah. Mereka masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk berangkat.

"Pake dulu seatbelt nya !" Ucap Sam datar.

"Iya." Jawab Kanya sembari memasangkan seatbelt itu.

Setelah seatbelt keduanya terpasang dengan baik, Sammuel pun menginjak pedal gas dan melajukan mobil fortuner nya dengan kecepatan sedang.

Tidak ada obrolan sedikit pun yang tercipta saat mereka sedang berada dijalan, hanya alunan lagu You Are The Reason dari Calum Scott yang terdengar disana. Dengan membesarkan keberaniannya, Kanya mencoba memulai pembicaraan.
"Lo suka lagu ini ?" Tanya Kanya sedikit ragu.

"Lumayan lah." Jawab laki-laki itu santai.

"Kenapa ?" Tanya Kanya lagi.

"Bagus yang nyanyinya." Jawab Sammuel.

Kanya hampir menyemburkan tawanya saat itu juga, namun ia tahan sekuat tenaga. Bagaimana bisa laki-laki itu menjawab pertanyaannya dengan begitu polos ? Apakah tidak ada alasan yang lebih baik dari itu ?

"Sebenarnya sih karena liriknya yang lucu. Bayangin aja, cowok nya ngerasain segala sesuatu dengan alasan seseorang, ya karena si cewek." Tambahnya.

"Kenapa lucu ? Kan itu manis, artinya si cowok benar-benar suka dan sayang banget sama si cewek." Ucap Kanya.

"Iya sih." Timpal laki-laki itu singkat.

***

Kanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang