18

120 7 0
                                    

     Sesampainya di parkiran sekolah, kedua remaja itu masih diam didalam mobil. Gadis itu menoleh ke arah Sammuel.
"Aku mohon, jangan bilang sama siapa-siapa soal hubungan kita." Ucapnya langsung.

"Kenapa ? Kan aku mau nunjukin kalau aku punya pacar baik, pinter dan perhatian kayak kamu." Sahut laki-laki itu tersenyum. Sebenarnya bukan maksud Sam begitu. Ia hanya senang karena memiliki kekasih sebaik Kanya.

"Ini kali pertama aku, Sam. Aku malu kalau semua orang tahu." Jelas Kanya.

"Ya udah, aku gak bakal bilang. Kita rahasiain aja ya hubungan kita." Ucap laki-laki itu.

"Makasih ya kamu udah ngeetiin aku, maaf aku bukan pacar yang baik buat kamu."

"Jangan pernah ngomong gitu lagi ya, aku nggak suka. Aku terima kamu apa adanya, aku cuma bercada soal mau bilang sama orang-orang. Aku juga ngerti, sayang. Aku janji akan selalu ada untuk kamu, menemani, memahami kamu. Jadi aku mohon jangan pernah nyalahin diri kamu sendiri untuk hal-hal yang nggak perlu." Ucap laki-laki itu, menggenggam tangan gadisnya.

"Maaf, makasih banyak Sam. Aku beruntung memilih dan menerima kamu untuk hadir disini." Sahut gadis itu.

"Dan aku lebih beruntung karena bisa memiliki kamu. Kamu adalah alasan kebahagiaanku." Ucap Sammuel.

"Aku bersyukur tuhan kirim kamu untuk ada disamping aku, dan aku ingin selalu seperti ini."

"Karena kamu adalah perempuan yang akan selalu aku perjuangkan. Apapun yang terjadi aku nggak akan pernah pergi meninggalkan kamu, aku akan selalu ada disini untuk mendengarkan segala cerita-cerita kamu." Ucap laki-laki itu.

"Aku janji. Aku akan menjadi fajar dan senja kamu, yang selalu mengawali dan mengakhiri setiap hari-hari indahmu." Sahut Kanya.

"Ya, aku percaya itu. Tanpa kamu menjadi fajar dan senja, aku percaya bahwa kamu akan selalu ada disamping aku dalam keadaan apapun."

"Ya udah, kalau gitu aku keluar ya." Ucap gadis itu.
"Oh ya, nanti aku mau piket dulu. Kalau kamu mau duluan, duluan aja." Sambungnya.

"Kamu ya, aku pasti tungguin kamu lah. Nanti aku jemput ke kelas." Tukas laki-laki itu.

"Ya udah iya."

"Tapi ingat, jangan berdua-duaan lagi kayak waktu itu." Peringat Sammuel.

"Iya, janji."

"Kamu cantik hari ini." Ucap laki-laki itu, memandang wajah Kanya.

Wajah itu seketika memerah mendengar ucapan Sammuel. "Kamu bisa aja."

"Serius, kamu cantik. Dan aku suka kamu."

"Udah ya, aku keluar dulu. Takut telat." Ucap gadis itu mencoba menghindar.

"Jangan gitu dong. Aku anter ya ?" Tawar laki-laki itu.

"Nggak usah, emangnya aku anak TK yang suka dianter terus kemana-mana." Jawab Kanya.

"Kamu kan bayi aku. Ya wajar aku ngaterin kamu."

"Udah ah, kamu mah susah banget dibilangin." Ucap gadis itu.

"Iya deh, ya udah kalo gitu kamu duluan. Aku mau nungguin Doni, Revan, sama Revin dulu." Timpal laki-laki berkulit putih itu.

"Aku duluan ya." Ucap Kanya, membuka pintu lalu keluar dari sana.

Gadis berambut panjang itu berjalan menyusuri koridor yang mulai ramai, dengan wajah ceria dan tidak berhenti mengedarkan senyum yang kian merekah. Membuat orang-orang yang berada disana terheran-heran melihatnya.
"Hai Kak!" Sapa seorang perempuan berponi dihadapan Kanya.

Kanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang