13

237 12 0
                                    


    Pagi ini sekolah begitu sepi. Kanya sudah sampai disana bersama Sammuel lima menit yang lalu, mereka berjalan menyusuri koridor. Terlihat beberapa siswa berlalu lalang, berjalan berdampingan bersama temannya membicarakan sesuatu yang menyenangkan, terlihat dari senyuman mereka yang mengembang. Berbeda Kanya, gadis itu berjalan dengan Sammuel tanpa obrolan sedikit pun.

"Hari ini kamu pulang jam berapa ?" Tanya Sammuel memulai pembicaraan. Mencoba menghilangkan ke canggungan yang tercipta.

"Hm, aku pulang seperti biasa kok sekitar jam dua siang, ada apa ?" Jawab gadis itu tersenyum.

"Nggak, aku cuma nanya aja." Sahut Sammuel.

"Oh gitu, ya udah aku masuk kelas dulu, sampai ketemu nanti siang." Ucap Kanya saat sudah sampai di depan pintu kelasnya.

"Iya. Belajar yang benar." Sahut Sammuel sambil mengacak-ngacak rambut gadis itu.
Kanya hanya tersenyum saat mendapat perlakuan seperti itu dari Sammeul, pipi nya sudah bersemu merah, bibirnya yang tipis melengkung sempurna. Ia pun segera masuk ke dalam kelas setelah Sam pergi menjauh.

"Lo dianterin Sammuel lagi ?" Tanya Tamara saat Kanya sudah duduk di kursinya.

"Iya." Jawab gadis itu singkat.

"Lo udah jadian ya sama dia ?" Tanya Tamara penasaran.

"Nggak, gue gak jadian sama dia." Sahut gadis itu.

"Mana mungkin lo gak jadian sama dia, orang tiap hari pulang pergi sama dia, lo rapat dia tungguin, lo ke toko buku dia juga temenin, dan yang terakhir, lo cerita ke gue, dia bopong lo ke kamar lo. Ya ampun Ka, sepolos itu kah lo ? Ini tuh udah masuk ke kriteria pacaran tahu nggak. Secara dia lakuin apapun buat lo, gue yakin bentar lagi juga dia nembak lo." Ucap Tamara panjang lebar.

"Mana mungkin dia suka sama gue Ra." Tukas Kanya.

"Gini ya Ka, gue kasih tau. Gak mungkin yang namanya cowok ngelakuin hal-hal begitu kalau gak ada perasaan, dia ngelakuin itu karena dia suka sama lo, gak mungkin dia se-care  ini kalo gak ada yang namanya maksud buat miliki lo. Oke deh, mending sekarang kita tes aja. Lo buat dia cemburu, dan kalau seandainya dia lakuin sesuatu, jawabannya udah pasti dia suka sama lo." Tegas Tamara.

"Apa-apaan si Ra ? Jangan ah, gak gitu juga caranya." Tukas Kanya.

"Udah percaya sama gue, pasti ini berhasil." Ucap gadis itu.

***

"Anak-anak hari ini bapak akan kasih kalian tugas, karena bapak ada keperluan. Jadi tolong kalian kerjakan latihan soal halaman 111 kalau waktunya cukup kalian kumpulkan, kalau belum selesai boleh dibawa pulang ke rumah." Ucap Pak Daus.

"Iya Pak." Jawab seluruh siswa serempak. Pak Daus pun keluar meninggalkan kelas setelah menyampaikan pesannya.

"Gue liat lo makin deket sama si Kanya." Ucap Roni langsung.

"Lo merhatiin gue ?" Sam berbalik menghadap temannya itu.

"Kurang kerjaan banget merhatiin lo." Sahut Roni.

"Terus kenapa lo nanya gitu ?" Tanya Sammuel.

"Ya gue cuma sering liat lo bareng sama dia. Waktu di toko buku gue juga liat." Jawab laki-laki itu.

"Gue emang deket sama dia, tapi sejauh ini belum ada apa-apa." Sahutnya.

"Oh." Gumam laki-laki sambil membenarkan rambutnya.

Kanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang