12

259 12 0
                                    

     Saat ini Rakha sedang menonton televisi di ruang keluarga. Ia menonton salah satu film horor yang sedang naik daun tahun ini.
"Darimana aja kamu ?" Tanya Rakha saat melihat Kanya melewatinya.

Gadis itu melangkah mendekati kakaknya, ia duduk di sofa, tepat di samping laki-laki berhidung mancung itu.
"Abis pergi sama Sam." Jawabnya.

"Kemana ?" Tanya Rakha lagi.

"Ke toko buku, terus beli kado buat tante Risti." Sahut Kanya.

"Kadonya apa ?"

"Tas." Jawab Kanya mulai kesal.

"Terus ngapain aja ?" Lagi-lagi Rakha bertanya.

"Ih abang nanya mulu, kepo banget sih. Udah ah Kanya mau mandi dulu." Ucapnya seraya meninggalkan laki-laki itu.

"Yeuh kamu ini kalau diajak ngomong suka kabur." Dengus Rakha.

Setelah selesai mandi dan makan malam, gadis berkulit kuning langsat itu pun merebahkan tubuhnya di kasur king size nya. Ia mengingat-ingat kembali kejadian hari ini, Sam yang ia kenal sebelumnya berbeda. Sam yang ia lihat sekarang adalah Sam yang sebenarnya, ia merasakan ada hal yang berbeda saat berada didekat laki-laki itu, hatinya senang sekaligus gelisah saat berada didekat Sammuel. Ia berusaha mengartikan, namun dalam pikirannya mungkin itu hanyalah hal yang wajar.

Setelah itu, ia beranjak dan duduk di kursi belajarnya, mengambil beberapa buku yang harus ia bawa besok dan perlahan memasukan buku itu ke dalam tasnya. Seketika aktivitas Kanya terhenti, saat ia medengar ponselnya berdering dan memberikan led peringatan panggilan masuk. Dengan cepat ia meraih ponsel itu, menekan tombol hijau, kemudian mendekatkan  benda pipih itu ke telinga kanannya.

"Hai Kanya !" Sapa seseorang terdengar dari sebrang sana.

"Hai, ini siapa ya ?" Tanya Kanya, karena nomor telepon itu tidak dikenalinya.

"Coba tebak!" Jawab orang itu.

"Ini  Sammuel bukan ?" Tanya Kanya ragu.

"Bukan, ini Nathan Putra." Jawab laki-laki itu.

Kanya percaya saja, nama orang itu memang tidak dikenalinya. "Oh, ada perlu apa ya ?" Tanya gadis itu.

"Ini Sammuel, Kanya. Dan kamu bikin pertanyaan yang salah." Jawab laki-laki itu.

"Tadi katanya Nathan. Terus apa yang harus aku tanyain ?" Tanya gadis itu bingung.

"Ya kan nama aku Sammuel Nathan Putra. Seharusnya kamu tanya kenapa aku hubungin kamu ?" Sahut Sam dari sebrang sana.

"Oh gitu, maaf aku gak tau. Oke, kamu kenapa telepon aku malam-malam begini ?" Tanya Kanya akhirnya.

"Iya gak apa-apa. Mau jawaban jujur atau bohong nih ?" Tanya Sam bernada menggoda.

"Yah kan aku udah tanya apa yang kamu suruh, kok kamu malah balik nanya sih ?" Ucap gadis itu sedikit kesal. Namun juga tergambar senyum di bibir tipisnya.

"Ya jawab aja."

"Aku mau yang jujur dong." Jawab Kanya.

Kanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang