08

283 23 0
                                    

     Ia membuka pintu utama rumahnya, berjalan menuju kamarnya.
"Kamu udah pulang ?" Tanya Risti yang tiba-tiba entah muncul entah dari mana.

"Iya ma, Sam baru pulang." Jawab laki-laki itu sambil mencium tangan ibunya.

"Kamu anterin Kanya pulang kan ?" Tanya wanita itu lagi.

"Iya ma, Sam anterin sampai bela-belain nungguin dia rapat OSIS dulu,  terus bopong di ke kamarnya karena ketiduran di mobil." Ucap Sam begitu jelas.

"Bagus dong." Ucap Risti sambil tersenyum.

"Bagus apanya, ma ?" Tanya laki-laki itu tak mengerti.

"Bagus, artinya kamu punya bisa lebih dekat dong sama dia." Jawab ibunya.

"Kok mama ngomongin itu terus sih. Males ah." Ucap Sam terdengar mulai kesal.
"Sam capek, nungguin si Kanya berjam-jam. Mana dia tidur lagi. Mana ada Sam suka sama dia ma." Lanjut laki-laki itu.

"Bantuin orang tuh yang ikhlas dong Sam. Kamun jangan ngomong gitu, nanti beneran suka lho." Sahut Risti menceramahi.

"Iya ma iya, Sam ikhlas kok bantu dia." Timpal Sam datar.

"Sekarang kamu masuk, mandi." Perintah wanita paruh baya itu.

"Besok jemput Kanya lagi jangan lupa !" Sambungnya.

Seketika Sam berbalik kembali menghadap ibunya.
"Besok ? Sam nggak mau ah ma." Rengek laki-laki itu.

"Nggak ada bantahan. Besok jemput, kalo nggak, mama potong uang jajan kamu." Ancam Risti dengan mata yang melotot.

"Mama kok gitu sih ? Ancam-ancam potong uang jajan segala." Protesnya dengan wajah kesal.

"Biarin dong." Jawab Risti.

"Ya udah deh terserah mama aja." Jawab Sammuel pasrah.

"Bagus kalo gitu, ini baru anak mama." Ucap Risti sambil menunjuk-nunjuk putranya.

"Oke. Sam mandi dulu ya." Sebuah kecupan medarat di pipi kanan Risti.

Sesampainya di kamar, Sammuel tidak segera mandi. Melainkan membaringkan dirinya di atas kasur. Ia membayangkan kembali kejadian tadi sore. Saat tangannya menggenggam erat tangan Kanya, saat dirinya melihat wajah manis kanya ketika sedang tidur dan tanpa ia sadari ia benar-benar mengucapkannya 'manis'.
Harus dia akui gadis itu memang imut dan menarik, dia pintar dan aktif disekolah, dia juga bisa dibilang masuk dalam kriteria gadis Sammuel, ia hanya perlu tau lebih banyak tentang kehidupan gadis itu. Tapi pikirannya kini terganggu oleh bayang-bayang masa lalu, kejadian yang memang menyakitinya, kejadian yang membuatnya kehilangan seseorang yang ia sayangi. Namun ia tidak ingin berlarut-larut, Sam tahu perempuan itu juga tidak mungkin memikirkannya saat ini. Laki-laki itu segera mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

Kanya terbangun dari tidurnya. Tubuh gadis manis itu masih dibalut oleh seragam sekolah. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba menyesuaikan dengan pencahayaan yang ada. Ia mengarahkan pandangannya ke segala penjuru ruangan, ia masih belum sadar bahwa dirinya sudah berada di rumahnya sendiri.
"Kok aku udah ada di sini sih ?" Batin Kanya.

Ia keluar dari kamarnya mencari orang-orang di ruangan lain.
"Udah bangun kamu Ka ?" Tanya Rakha yang sedang menonton televisi di ruang tengah.

"Hehe, iya bang." Jawab gadis manis itu.

"Ya udah mandi sana! Bau tau nggak" Ledek Rakha.

"Iya bang bentar lagi. Eh bang, ngomong-ngomong kok Kanya udah ada di kamar aja sih ?" Tanya Kanya penasaran.

"Tadi Sam yang bawa kamu ke dalam, kan kamu ketiduran di mobil dia." Jawab kakaknya sembari memindahkan chanel tv dari yang satu ke yang lainnya.

"Masa sih bang ?" Tanya gadis berlesung pipi itu tak percaya.

"Iya Kanya. Mandi ya ampun udah malam." Perintahnya kembali.

"Iya bang iya. Ini juga mau mandi." Ucapnya berlalu pergi ke kamarnya lagi.

Setelah Kanya mandi dan berpakain rapi menggunakan piyamanya, ia pun pergi menuju dapur untuk makan malam bersama keluarganya. Semua orang sudah berkumpul dan tiba saatnya untuk menyantap makanan masing-masing. Kanya begitu lahap memakan makanannya, ia mengambil satu centong nasi dengan lauk yang sudah tersedia di sana dari mulai sayur sampai daging.

"Sayang, gimana Sam di hari pertamanya sekolah ?" Tanya Ratna sesaat setelah menelan nasi di mulutnya.

"Baik-baik aja kok bun, kenapa bunda nanyain dia ?" Jawab Kanya keheranan. Bagaimana bisa bundanya menanyakan orang lain, sedangkan anaknya sendiri tidak ditanyakan.

"Nggak papa sih, besok kamu di jemput lagi sama dia ?" Ratna kembali bertanya.

"Kanya gak tau bun, dia gak bilang." Jawab gadis itu setelah meneguk air minumnya.

"Ya gimana dia mau bilang, kamu aja tidur pas di anterin." Celetuk Rakha tanpa aba-aba.

"Ih abang, kan Kanya tuh capek abis rapat OSIS jadi ketiduran deh. Lagian juga dia gak bangunin Kanya." Sahut Kanya sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Dia juga punya hati kali, masa lihat cewek lagi tidur nyenyak gitu dibangunin." Sambar Rakha.

"Iya bang. Dia punya hati, gak kayak abang yang selalu bangunin Kanya pas lagi enak-enaknya tidur, nggak tau apa Kanya lagi mimpi nikah ama lee min-ho." Ucap gadis itu jahil.

"Abang tuh bangunin kamu buat sekolah, jadi kamu harus terima. Mau lagi mimpi sama min-ho ke lagi sama doraemon ke abang gak peduli. Yang penting kamu bangun." Jelas Rakha dengan penekanan.

Melihat kedua buah hatinya bertengkar Satya pun mulai mengambil tindakkan. Ia menegur keduanya yang sedang beradu mulut. "Sudah-sudah jangan bertengkar di sini, cepat habiskan makan kalian." Ucap laki-laki berkumis tipis itu.

Keduanya pun langsung bungkam setelah mendapat teguran dari ayahnya, mereka melanjutkan makan malam hingga selesai.

***

Kanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang