06

263 29 1
                                    

     Seluruh siswa siswi di kelas itu begitu ramai, mereka sibuk dengan kegiatannya masing masing. Ada yang bergosip ria, menonton drama korea, berselfie-selfie, hingga ada yang berkerumun dipojok belakang entah sedang menonton apa. Sampai akhirnya Pak Sigit datang, semua anak-anak pun diam duduk di kursi masing-masing menatap ke depan. Mereka tidak hanya melihat Pak Sigit, tapi juga melihat seorang laki-laki dengan seragam yang sama seperti mereka.

"Anak-anak kalian kedatangan teman baru." Ucap Pak Sigit sambil memegang bahu remaja laki-laki itu.

"Ayo perkenalkan diri kamu." Perintah Pak Sigit pada Sam.

"Hai semuanya ! Nama gue Sammuel, kalian bisa panggil gue Sam. Gue pindahan dari Bogor." Ucap Sam tenang.

"Ganteng banget sumpah." Bisik para gadis dibelakang sana.

"Cool banget." Timpal gadis lainnya.

Melihat suasana kelas yang mulai ramai kembali Pak Sigit pun segera meminta seluruh muridnya untuk diam.
"Sudah-sudah jangan ribut." Ucap Pak Sigit
"Sam, sekarang kamu duduk disamping Roni." Sambung guru kimia itu.

Sam melangkahkan kakinya menuju meja kedua dari depan, laki-laki berparas tampan itu duduk bersama Roni. Roni adalah ketua murid di kelas 11 ipa 1. Laki-laki itu merupakan anggota OSIS, ia juga termasuk siswa yang rajin di kelasnya.

"Hai ! Lo pindahan dari sekolah mana ?" Tanya Roni saat Sam sudah duduk di kursinya.

"Gue pindahan dari SMA Negeri di Bogor." Jawab Sam datar.

"Oh ya, nama gue Roni." Ucapnya dengan mengulurkan tangan kanannya.

Sam menyambut tangan itu dengan cepat. "Sam." Ucapnya.

"Kita bisa jadi temen baik kan ?" Tanya Roni lagi.

"Iya, pasti." Jawab Sam cepat.

Mereka pun kembali mengarahkan fokusnya kepada Pak Sigit yang sedang menerangkan tentang teori atom.
Keduanya begitu memperhatikan setiap ucapan yang dikatakan Pak Sigit, perlahan Sam mulai mengeluarkan buku catatannya dan menulis apa yang perlu ia tulis dari materi yang gurunya sampaikan itu.

***

Bel istirahat telah berbunyi nyaring, Sam berhenti menulis lalu memasukan buku-bukunya kelas dalam tas, ia meraih benda pipih yang bergetar di samping kanannya. Lalu di lihatnya ada pesan masuk dari mamanya.
Mama : jangan lupa nanti anterin
Kanya pulang !
Ia memutar kedua bola matanya malas. Hingga akhirnya ia terpaksa membalas pesan mamanya itu.
Me : iya ma.

"Sam, lo mau ikut ke kantin ?" Tanya Roni yang berada di sebelahnya.

"Nggak. Lo aja, gue mau lihat-lihat materi buat pelajaran nanti." Jawab laki-laki itu.

"Ya udah gue duluan." Ucap Roni berlalu pergi.

Setelah kepergian Roni, handphone laki-laki berhidung mancung itu pun kembali bergetar. Sebuah panggilan masuk di sana, benda pipih itu menunjukan nama seseorang yang bertuliskan Koko. Sam segera menjawab panggilan itu, ia mendekatkan handphonenya menuju telingannya.

Koko adalah sahabat Sam di sekolahnya yang lama, mereka berdua bersahabat sejak SMP.
"Halo ! Kenapa Ko ?" Tanya Sam langsung.

"Gue mau ke Bandung nih Sam, minta alamat rumah lo dong." Jawab Koko dari sebrang sana.

"Ngapain lo ke Bandung ?" Tanya Sam keheranan.

Kanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang