03

276 16 1
                                    

"Kue manju yah... Haahh..." menghela.

-Melihat tangannya sendiri-

"Aku masih kurang kuat, dan kurang dua hari lagi adalah bulan purnama, aku akan menambah kekuatanku saat itu" simpulnya.

==kelas==

"Hoy anak pindahan, gara-gara loe pacar gue jadi putus sama gue" kata salah satu teman sekelasnya, ern.

"Apa masalahnya denganku?" datar.

"Masih ngelak juga, gue diputusin gara-gara loe dateng kesini tau" menunjuk.

-melirik ern-

"Bukan urusanku" datar.

"Dasar anak kampungan, songong loe yah, ngajak berantem nih anak" geram.

"Cihh.." berdecak.

"Loe nantang gue yah, ok. Ikut gue" seret.

Ern menyeret mire keluar halaman untuk berantem.

Mire hanya enteng-enteng saja menghadapi ern.

'Huuh.. Akan aku berikan ilusi sihirku' batin.

Belum ern menyerang dia sudah masuk kedalam ilusi sihir mire. Serasa didalam laut mire dan ern disana berdua.

"Ehh... Apa ini? Kenapa aku ada disini?" bingung ern.

-melihat mire-

"Siapa kau, kenapa kau bisa melakukan ini?" tunjuk ern pada mire.

"Kau mau tau aku?" tawari.
"Baiklah"

Dan kemudian mire menampakkan wujudnya yang menjadi serigala putih. Dia membesarkan tubuhnya hingga raksasa.

Ern ketakutan melihat mire berubah menjadi serigala raksasa dengan mata merah yang melototinya. Dan kemudian meraung pada ern.

-keluar dari ilusi-

Ern jatuh tanpa melakukan apa-apa. Dan mire melihatnya dengan kedua tangan masih berada dikantongnya.

"Huhm... Mau melawanku lagi, aku beri seperti itu saja sudah jatuh, itu masih bukan apa-apa" enteng mire dan berjalan menjauhi ern.

--kemudian hari--

Ern tidak masuk sekolah karena trauma itu. Dan alhasil dia menjadi gila. Seisi sekolah gempar adanya hal itu. Tiba-tiba saja teman sekelas dari mire menjadi gila tanpa sebab.

Mire hanya duduk terdiam dan tersenyum sambil memanggul dagunya.

Gosip semakin banyak. Siapapun tidak berani menantang mire lagi. Mereka tidak tau apa yang dilakukan mire pada ern, sehingga ern menjadi gila.

==rumah==

Mire melangkah menuju kamarnya dan merebahkan tubuh.

"Besok malam bulan purnama" ulasnya.

Tingg... Tongg...

-bel berbunyi-

"Jangan bilang anak itu lagi" menebak.

-menuju pintu-

-dan membuaknya. Eng ing eng-

"Kau lagi" tebakannya benar

"Mire" sapa.

"Ada apa?" sinis.

"Boleh kita bicara didalam?" melihat mire.

"Masuklah" mengizinkan.

-diruang tamu-

"Apa yang mau kau bicarakan?" tanya mire.

"Aku dengar kau membuat teman sekelasmu menjadi gila?" ulasnya.

"Iya" mengakui.

"Apa yang kau lakukan kepadanya" tanya lagi.

"Tidak ada" bohong.

"Kau mau mencoba membohongiku yah" menebak.

"Tidak" datar.

"Hey, ayolah aku ini kan tetanggamu" rayu.

"Masa bodoh" cuek.

"Kata-katamu selalu datar" mulai menyinggung.

"Lalu?" datar lagi.

"Nggak"

"Udah, gitu saja" nada mengusir.

"Belom... Belom..." elak.

-mendengarkan-

"Apa aku bisa meminta bantuanmu?" tanya ryuka.

"Apa?"

"Apa aku boleh/kau mau menginap dirumakku/mu" meminta.

-kaget-

"Apa kau gila" menolak.

"Aku mohon, orangruaku sedang pergi keluar kota" memohon.

"Aku yang sendirian saja its ok. Lalu kenapa kau mau kutemani, seakan-akan tidak ada orang lain lagi yang mau kau ajak menginap dirumahmu" panjang.

"Itu..." menunduk.

I'M WERE WOLF🐺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang