07

223 15 0
                                    

==rumah mire==

Mire memberinya air putih untuk menenangkannya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya lagi.

"Aku, aku hanya penasaran dengan apa yang kau lakukan" ujarnya.

"Haduh. Aku sudah bilang kepadamu jangan mengganguku disaat penerimaan kekuatanku" memegang kepalanya.

"Tapi, apa yang kau lakukan tadi sehingga aku menjadi setenang ini?" heran.

'Gawat, dia bertanya. Jika aku bilang aku memeluknya dia akan menamparku, dia akan mengira aku ini mesum. Tapi cara untuk menghilangkan ilusi itu dengan menenagkannya seperti itu tadi, walau dengan sihirkupun masih kurang' batin.

"Aku... Aku memberimu sihir untuk tenang" setengah benar.

-tatapan heran-

"Terimakasih" senyum.

"Itu tadi adalah ilusi kekuatanku. Dan aku akan menjadi lebih ganas bila aku menerima kekuatan" jujur.

"Tapi itu tadi sungguh mengerikkan. Kau... Kau" mulai takut lagi.

"Jangan kau bayangkan lagi" datar.

"Mmm.. Iya" nurut.

-Beberapa jam kemudian-

"Mendingan?" datar.

"Mm.. Iya sudah mendingan kok"senyum.

"Hentikan, senyuman itu bisa membuatku mati rasa" datar dan kesal.

"Apa? Tidak sopan sekali" ngambek.

"Pulang sana, nanti kau akan mengacaukan lebih parah lagi" ledeknya.

"Kau benar-benar laki-laki yang tidak sopan" meledek balik.

"Apa! Siapa yang kau bilang tidak sopan" mulai memanas.

"Tentu kau, siapa lagi?!" menunjuk mire.

"Hey nona, aku sudah berbaik hati menolongmu. Inikah rasa terimakasihmu padaku?!" memanas.

"Apa! Jika bukan karena kau aku tidak akan begini" panas.

"Apa! Kau yang datang kesini duluan, kau yang mengacau duluan. Kenapa aku yang disalahkan" menunjuk.

"Kau ini laki-laki, harusnya mengalah pada perempuan. Kau malah marah-marah." kesal.

"Eeegghhh... " geram.

"....?" bertanya-tanya.

"Apa kau mau aku menunjukkan wujud asliku lagi?" menawari dengan wajah yandere.

"Eeee.... Ti.. Tidak. Tidak perlu" takut ^~^°•

"Hahhh... Skakmat !" menang.

"-_-"

"Apa? Sana pulang cepat. Aku masih ada urusan penting sekarang" mengusir.

"Memang urusan apa yang penting sekali itu hah..." tanya dengan sombong.

"Itu rahasia, kau tidak usah ikut campur. Mengerti!" memarahi.

"Baiklah, kalau kau marah-marah begitu aku akan pulang saja" ngambek.

"Yah, pulanglah sana" senang.

-Keluar dari rumah mire-

"Dasar laki-laki tidak sopan desu" bergumam kesal sambil menjauhi rumah mire.

I'M WERE WOLF🐺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang