08

212 14 0
                                        

==rumah mire==

Mire merebahkan tubuhnya disofa tamu. Dan tak lama kemudian bel berbunyi.

Tingg... Tongg...

"Aagghh, ni anak gak pernah bosan-bosannya ganggu orang" jengkel.

"Aku gak mau buka pintunya saja" berdiam diri disofa.

Tingg... Tong.. Tingg... Tongg... Tingg... Tongg... Tingg... Tongg..

"Dasar anak ini, urusai!"

-menuju pintu dan membukanya-

"Bisahkah kau tidak--" terputus.

Ternyata ada polisi didepan rumah mire.

'Ada apa ini? Kenapa ada polisi disini? Ahh... Aku tau siapa yang memanggilnya, pasti bu rin. Cih... Awas kau aku akan benar-benar menghancurkan semuanya. Tapi jika mereka mengetahui kalau aku siluman... Ini berbahaya' batin.

"Ehh... Iyah ada apa pak polisi?" pura-pura.

"Apakah ini rumah kediaman okami' s?" polisi bertanya.

"Eh, iya pak benar" mulai takut.

"Apa anda Mire Okami?"

Degg...

'Sial...' batin.

"Iya benar"

"Tangkap" polisi itu menyuruh anak buahnya untuk menangkap mire.

Mire menutup pintu dan langsung menguncinya.

Berlari menuju halaman belakang rumahnya.

"Tunggu, kenapa aku berlari? Aku bisa menakut-nakuti para polisi itu dengan ilusiku kan" memutar otak.

Pintu rumah mire didobrak hingga rusak dan langsung mencari mire yang kabur entah kemana.

Mereka menemukan mire dihalaman belakang. Mereka pikir kalau mire sudah terpojok tapi justru merekalah yang terpojok.

"Saudara mire anda harus diintrogasi" perintah polisi itu.

"Baiklah aku menyerah" angkat tangan. Dan kemudian...

"Ilusi laut" mengeluarkan sihirnya.

Dan mendadak halaman rumah mire jadi lautan. Dan para polisi itu kebingungan. Disana berbagai senjata tidak akan bisa dipakai dan tidak akan berguna. Karena itu adalah dunia ilusi milik mire.

"Tangkap" menunjuk mire.

"Kalian ingin menangkapku hah... Tapi tangkap aku jika.."

Mire berubah menjadi serigala putih lagi dengan ekornya yang dua dan lambang bulan sabit didahi.

Para polisi yang mau menangkap mire berhenti didepan mire yang berubah menjadi serigala.

Tatapannya kepada para polisi itu begitu menakutkan.
Mire melolong dan membuka mulut berliurnya.

"Lari... Lari.." seru anak buah polisi itu.

"Tembak cepat" seru komandonya.

"Percuma kalian menembakkan pistol itu kepadaku" katanya dengan menggeram.

Peluru menembus mire, tapi mire tak terluka sedikitpun. Bagaikan layar proyeksi yang tertembus oleh bayangannya.

Mire meraung didepan para polisi itu. Dan para polisi itu berlarian. Kemana mereka akan berlari? Disana adalah ruang virtual yang dibuat mire.

"Mau kemana kalian" mengejar polisi itu.

Mire melumpuhkan sistem sel otak para polisi itu untuk sejenak. Mungkin akan bertahan selama 1 jam.

-mire keluar dari ilusi-

"Aku harus cepat-cepat lari dari sini" mulai meninggalkan para polisi yang dilumpuhkan mire tadi.

Saat didepan pintu, ryuka muncul dan hampir bertanya. Tapi mire mencegahnya.

"Aku tidak ada waktu menjawabmu" tergesa-gesa.

"Kau mau kemana? Ada apa?" kepo.

"Ceritanya panjang yang penting aku harus pergi dari sini dulu" berlari.

Ryuka mengikuti mire yang berlari ketakutan.
Dan sudah sangat jauh dari rumah mire.
Mereka berhenti dibawah jembatan yang letaknya cukup untuk menyembunyikan 2 orang.

"Hahh.... Hahh... Hah... Capek sekali" kata mire.

"Kau... Ke.. Na.. Pa.. Ber.. Lari... Sep... Erti... Itu?" terputus-putus.

"Hah?? Kalau bicara itu yang jelas" gerutu.

Mengatur napasnya yang terengah-engah.

"Ok, kenapa kau berlari seperti itu?" tanyanya.

"Ssttt"
"Aku... Aku dikejar polisi"

I'M WERE WOLF🐺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang