17

185 9 0
                                    

Mire merasakan ada yang bergejolak dihatinya.

'Tidak, aku tidak boleh jatuh cinta pada manusia' batin.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan" melepas ryuka dari pelukannya.

"Mire, aku takut" melihat dengan tatapan takut.

"Baiklah,baiklah" menggunakan sihirnya untuk keluar dari rumah hantu itu.

*
*
*

"Sudah kapok" melihatnya.

"He em" mewek.

"Kapok!!!" meledek.

"Mmmm...." makin mewek.

-jalan-

"Mire, aku tidak bisa jalan lagi" tertinggal jauh.

"Cepat ini sudah malam"

"Kakiku sakit" memegang kakinya.

-mendekati ryuka-

"Kenapa?" menanyai.

"Sakit... Endong" mengulurkan tangannya.

"Hiihhh... OGAH...." memalingkan.

Dan kemudian hujan turun tapi mereka belum setengah perjalanan.

"Ayo cepat jalan. Ini sudah hujan" menutupi tangannya dari hujan.

"Tunggu" terpincang-pincang.

-2 jam kemudian-

Hujan sudah reda sejak 10 menit yang lalu.

"Mire..." basah kuyup.

"(Berjalan)"

"Aku gak kuat lagi" pingsan.

Brukkkk.....

-menoleh-

"Apa? Disaat seperti ini dia bercanda lagi" mendekati.

"Hei, bangun" memanggil.

Tapi ryuka tidak bangun, sepertinya dia memang benar-benar pingsan.

"Merepotkan saja" menggendongnya.

Hujan kembali membasahi mereka ditengah jalan.
Dengan sihirnya mire membuat sihir pelindung untuk menghindari hujan.

-rumah kecilnya mire-

Meletakkan ryuka dikasur dengan basah kuyup.

"Gila, dia akan pingsan sampai kapan?" melihatnya.

"Tapi tunggu dulu, jika dia aku biarkan basah seperti ini nanti akan sakit" gumam.

"Baju?!" mencari dilemarinya.

"Lalu bagaimana aku menggantinya?" bingung.

"Apa aku ganti dengan sihirku? Tapi aku mana punya sihir seperti ini?" makin bingung.

"Aku ganti bajunya sendiri saja" membuka bajunya ryuka.

-skip-

Mire tertidur disebelah ryuka dengan posisi dibawah ranjang dan tidur melipat tangannya.

-bangun-

"Eh.. Mire?" bingung.

"Hah!!! Apa ini? Kenapa bajuku ganti?!" kaget.

-membangunkan-

"Mire...!!" meneriaki.

-bangun-

"Apa?!" kaget.

"Dasar hentai!!!" menampar.

Plakk...

"Apa salahku?" mewek.

"Hentaii!! Mire hentai!!" meneriakinya sekali lagi.

"Apa? Kenapa sih?!" tidak paham.

"Lancang sekali kau mengganti pakaianku?!" lagi.

"Apa? Kau basah kuyup jadi aku berbaik hati menggantinya" jujurnya.

Plakk....

(Lagi)

"Kau ini jorok dan mesum sekali, dan aku sudah ternodai" nangis.

"Apa?! Apa maksudmu?!" makin tidak paham.

"Seharusnya kau minta izin dariku dulu, bukan seenaknya mengganti-ganti pakaian seorang wanita" menutupi tubuhnya yang masih memakai baju.

"Terserah kau saja, yang penting kau tidak sakit dan demam" enteng.

"Apa kau melihat semua milikku?!!" tatapan yandere.

"Hah??" bergidik takut.

"Jangan sok suciii kauu!!!" melototi.

"Aku tidak tau apa?" bingung.

"Kau mau ditonjok" mengepal tangannya bersiap meninju.

"Tu... Tunggu dulu apa salahku" mundur-mundur.

"Oohh pura-pura yah, mending ditonjok langsung saja!" bersiap.

Buakk... Brukk... Jedarr...

"Kate kore!!" senang.

"A... Aw" dengan wajah bonyok dan memar.

"Itu balasannya kalau mesum" masih kesal

"Aku tidak mesum" elak.

"Tidak mesum tapi mengganti pakaian wanita tanpa izin" makin yandere.

"Tapi... Tapi" tersungkur.

Bruakk... Gedebuukk... Douuooorrr...

"Aku menyerah" mengangkat bendera kecil putih.

"Mangkanya jangan mesum" melipat tangannya.

"Iya, iya. Aku minta maaf" memohon.

Hhaacchhuu.....

Ryuka bersin.

"Lihat kan, kau sekarang demam"

"Biarkan" memegang hidungnya.

"Jika tidak aku ganti malah jadi lebih parah nanti" tambahnya.

"Damare!! Hentai!!"

"Ryuka benar-benar marah karena bajunya" menghela nafas.

I'M WERE WOLF🐺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang