👽3- Pengrusuh

22 4 0
                                    


K a s t a r a

Nyatanya kamu memang berbeda
Dari yang lain dan aku tertarik

Bagian dari tiga



JAM istirahat sedang berlangsung, bel baru berbunyi 1 menit yang lalu dan sekarang Kastara memasukan buku tulisnya kedalam tas. Hari pertama masuk sebagai kelas 12 tidak ada pelajaran, hanya perkenalan guru-guru yang mengajar.

"Heyoooo!" Seorang siswa ganteng baru saja masuk kelas ini dan langsung menggebrak meja Kastara dengan heboh, "gimana kelas barunya, pisah sama gue nggak enak ya."

"Sama aja kayak kemarin-marin, kelas penuh." Cicit Kastara pelan. Hansa hanya duduk manis di tempatnya menatap kedua orang itu bingung.

Mata Catra melirik kebawahnya dimana tempat duduk Hansa, "duduk sama cewek nih, uhuyy."

"Lo pikir gue mau duduk sama cewek kayak dia."

Mendengar itu Hansa tentu saja tidak senang, "dih kalau ada tempat kosong lagi juga gue nggak mau duduk disini."

"Yaudah sana duduk di belakang, anak baru ribet!"

Catra membulatkan matanya kemudian menatap Hansa intens, "oh jadi anak baru, pantas gue asing banget lihatnya." Ujarnya tambah heboh, "gue Catra, biasa di panggil sayang." Sekarang Catra mulai mengenalkan dirinya.

"Hasna Swaritsyam." Jawab Hansa sembari tersenyum.

Seketika Catra menepuk lengan Kastara sambil berbisik, "cantik bro, gila!"

Sadara datang, "yuk ke kantin." Ucapnya mengintrupsi.

Kastara dan Catra mengangguk, keduanya hendak keluar kelas namun Sadara menahannya, "bentar, ajak Hansa juga lah. Kasihan."

"Nggak usah lah, cewek kayak gitu gampang bergaul, sama siapa aja juga akrab." Cetus Kastara sebal, lain halnya dengan Hansa yang berbinar, "Beneran gue boleh gabung?"

"Boleh dong, orang cantik bebas gabung." Sahut Catra girang. Sadara langsung menoyor kepala lelaki itu keras, "playboy cap babinya kambuh!"

"Hehehe."

"Yaudah yuk, kita ke kantin. Lagipula gue juga belum tahu area-area sekolah ini." Ajak Hansa yang sudah tidak sabaran.

"Nanti lo minta antar sama Kastara aja jelajah ini sekolah biar tahu, ya kan, Kas?" Kata Sadara menyenggol lengan Kastara.

"Nggak mau gue."

Mata Sadara melotot, Kastara hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah.

"Sama gue aja, gapapa kok." Selak Catra bersemangat.

"Bisa habis Hansa kalau sama lo!" Omel Sadara galak.

"Dih lo pikir gue cowok brengsek."

"Bukan brengsek lagi, tapi blangsak!"

"Jahat lo,Ra!" Catra mengerucutkan bibirnya. Baru saja mereka berempat hendak berjalan keluar kelas, tapi tiba-tiba langkah Kastara terhenti didepan pintu dengan tatapan kaget menatap objek di depannya.

Sadara dan Catra yang sudah mengetahui mengapa sahabatnya seperti ini segera menarik Hansa yang tengah menatap Kastara bingung, "Kastara, lo lihatin apaan? Kaget amat?"

"Kekantin duluan aja yuk! Paling si Kastara kebelet boker." Ujar Sadara menarik Hansa pergi disusul Catra.

"Gue duluan ya, lo urusin dulu urusan lo sama si kasat mata --- hih!" Ujar Catra sebelum pergi sembari menepuk pundak Kastara dengan merinding.

KastaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang