👽10-lo temen apa teman?

31 3 0
                                    

K a s t a r a

☆Kastara Xyneerva☆

Terkadang manusia sekalipun lebih bejat daripada setan dan gue lebih baik berteman dengan setan sekalian daripada dengan manusia yang kelakuannya mirip iblis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang manusia sekalipun lebih bejat daripada setan dan gue lebih baik berteman dengan setan sekalian daripada dengan manusia yang kelakuannya mirip iblis


Bagian dari sepuluh

HARI ini begitu lama berlalu menurut Kastara. Berkali-kali dirinya menoleh kebelakang yang lebih tepatnya ke arah tempat duduk Sadara. Gadis itu tampak sedang tertawa karena mengobrol dengan Ayna.

"Kas, ini gimana sih. Kok bisa 6 hasilnya?" Hansa menyenggol lengan Kastara lalu memberikan buku tulisnya kepada cowok itu.

"Ya tanya Bu Rona lah. Mana gue tahu!"

Mata Hansa sedikit membulat karena Kastara membentaknya begitu saja, padahal kan Hansa tanyanya baik-baik. Bikin kesal aja, "Kalau ada Bu Rona nya juga gue udah tanya dia! Mana dianya aja nggak ada!"

"Apaan sih kok lo jadi marahi gue?" Kastara menatap Hansa heran.

"Lo duluan bentak gue!

"Dih, baper amat lo jadi cewek." Kastara memutar bola matanya malas, terlebih Bu Rona sebagai guru Matematika hanya memberi tugas segunung kemudian pergi keluar.

"Kas, ini gimana caranya?" Tiba-tiba Sadara sudah ada di depan mejanya dengan badan condong dan buku tulisnya yang berada di meja.

Kastara menelan ludahnya, ia jadi sedikit gugup di dekat Sadara sejak penuturan cewek itu tadi, apalagi sekarang wajah Sadara sangat dekat dengan Kastara. "Kastara, malah bengong!"

Seakan tersadar, Kastara berdecak "Apasih, Dar."

"Ini gimana caranya?"

"Gampang, tinggal lo kali silang dulu yang ini." Kastara menunjuk angka yang tertulis di buku itu, "nah terus lo cari harga mutlaknya berapa."

"Oooh, okeoke gue paham." Gadis itu mengangguk kemudian kembali ke tempat duduknya. Setelahnya Hansa mendengus, "giliran Sadara aja di ajarin, giliran Hansa di omelin." Bibir cewek itu monyong.

Kastara menatap Hansa yang sedang memonyongkan bibirnya itu, karena gemas Kastara menyentil bibir cewek itu, "sok imut lo, geli gue."

"Sakit Kasta!" Omelnya sambil mengusap-usap bibir mungilnya.

"Apaan sih nama gue main di potong-potong aja, nama gue KASTARA bukan KASTA"

"Suka-suka gue lah," Hansa memeletkan lidahnya, "ajarin dong Kasta .. "

"Nggak!"

"Kas .."

"Nggak!" Seru Kastara kekeuh, kemudian ia menjilat bibirnya lalu menoleh lagi ke tempat duduknya Sadara, sekarang cewek manis itu tengah memainkan ponselnya sambil sesekali tersenyum.

KastaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang