TEEN FICTION + FANTASY + ROMANCE
#booknumber3/3
Waktu kecil pasti pernah main setan-setanan kan?
Nah, cowok ganteng bernama Kastara Xyneerva juga pernah. Sialnya permainan itu membuat hal yang seharusnya mustahil justru terjadi. Bisa bayangkan disa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kepercayaan itu ibarat sebuah kaca Sekali pecah walaupun bisa di perbaiki tetap saja meninggalkan bekas
Bagian dari sebelas
KETUKAN pintu kamar berwarna coklat itu sudah beberapa kali berbunyi. Tapi sang pemilik kamar memilih mendengarkan musik di earphone dengan volume paling tinggi. Masa bodoh jika telinganya tuli.
"Kas, ini gue." Suara perempuan lembut itu tak henti-hentinya menghiasi ruangan yang hening ini. "Kastara. Buka."
Emily yang melihat itu dari atas lemari menghela nafasnya. Eh, memang hantu punya nafas ya?
"Tuan, itu bukan Sadara. Kenapa sih Tuan nggak percaya banget sama aku." Emily melayang ke bibir kasur king size itu. Merasa usahanya sia-sia Emily mengumpulkan energinya lalu menjatuhkan lampu belajar dari meja belajar hingga jatuh ke bawah.
Kastara membuka kedua earphone yang menyumpal telinganya dan langsung duduk tegap, tatapannya mengunus tajam kepada Emily, "lo apaan sih!"
"Itu diluar ada yang ngetok-ngetok, bukan Sadara aku bilang. Bukain dong, kasihan tahu." Decak hantu itu sebal. "Kalau ada Papa Dharma sama Mama Hara pasti kamu diomelin habis-habisan."
"Jangan coba-coba boong lo, kalau lo nggak tega sama Sadara sana lo aja yang temuin dia." Kastara berujar angkuh. Memang cowok itu sudah menceritakan semuanya kepada Emily setelah pulang sekolah tadi dan Emily turut perihatin dengan Tuannya itu.
"Bukan ish, orang itu cewek cantik. Bukan Sadara!"
Mata Kastara mendelik tajam, "bohong gue usir lo ya dari sini?"
"Iya, siapa takut!"
"Oke!" Akhirnya Kastara turun dari kasurnya dan membuka pintunya yang sengaja ia kunci itu. Sesaat pintu terbuka wajah cemas seseorang perempuan muncul dan memeluk Kastara erat. "Kastara."
Kastara mengerutkan keningnya, "siapa ya, maaf gue nggak kenal sama lo." Kastara mencoba melepaskan pelukan dari perempuan itu namun susah, pelukannya terlalu erat.
"Ini gue. Athena."
"Hah?" Kastara melongo. Athena pun melepas pelukannya lalu mengusap kedua matanya yang tampak berair. "Apa kabar, Kas?"
Seketika nafas Kastara tercekat, ya Tuhan apalagi ini?
"Kas, lo banyak berubah ya ternyata." Athena menatap Kastara kagum sambil tersenyum lebar. Sedangkan Kastara malah menatap Emily yang berada di sampingnya dengan tatapan tanya.
Emily hanya menggidikan bahunya.
"Hantu itu teman lo ya," Athena menunjuk Emily yang merupakan tak terlihat bagi orang yang tidak mempunyai six tense.
