👽8- dia mulu

16 2 0
                                    

K a s t a r a

☆Hansa Swaritsyam☆

Bagiku kamu itu seperti berlian
Terlalu berharga dan nggak boleh sampai rusak

Bagian dari delapan

GADIS berambut panjang dengan kulit putih bernama Hansa itu tersenyum puas. voting pun telah usai dan setelah di periksa yang mendapat suara terbanyak pertama Kastara, Hansa, Sadara, Ayu lalu terakhir Adnan.

Itu berarti Kastara menjadi ketua kelas, Hansa wakilnya, Sadara sekretaris, Ayu bendahara 1, sedangkan Adnan bendahara 2.

"Waw, nggak nyangka banget gue bisa jadi wakil ketua disini. Its amazing!" Hansa begitu exited ketika dilantik menjadi sang wakil dari Kastara.

"Norak!" Cibir Kastara kesal, kenapa pula harus Hansa yang menjadi wakilnya, padahal Kastara berharap Sadara yang mendapat jabatan itu.

Kastara menatap Hansa tajam bersamaan dengan munculnya sosok lelaki misterius itu secara tiba-tiba ketika Hansa tengah tersenyum lebar. Entah mengapa Kastara dapat merasakan kalau sosok itu sedikit tersenyum.

"Yasudah, Kastara sama Hansa sekarang ke perpustakaan. Ambil buku pelajaran untuk di bagikan di kelas." Suara Bu Rima membuat Kastara tersentak, lelaki itu langsung mengalihkan pandangannya dari penampakan misterius yang selalu muncul di belakang Hansa pada saat-saat tertentu.

"Yuk, kita ke perpus!" Dengan tidak tahu malu Hansa menarik lengan Kastara menuju pintu keluar.

Pasrag, cowok berambut cepak itu hanya menurut karena sudah malas berurusan dengan sosok hantu berwajah seram.

Langkah Hansa terhenti ketika dirinya berada dikoridor perbatasan kelas 11 dan 10. "Perpus dimana dah Kas, gue lupa Hehe." Cengirnya seperti orang tak berdosa.

Rasanya Kastara ingin sekali mengubur cewek di depannya ini hidup-hidup biar nggak nyusahin lagi, "makanya santai kenapa sih, buru-buru banget lo kayak mau arisan!"

Hansa mengerucutkan bibirnya, "namanya juga manusia, nggak ada yang sempurna."

"Kemarin lo bilang kalau lo ingat sama semua ruang-ruangan disini, lo bohongin gue?"

Mendapat pertanyaan itu Hansa malah cengengesan, "iya boong, gue cuma mau modus aja sama lo --- eh, tapi gue ingat kok toilet cowok!"

Sudah kesal setengah mampus, Kastara menyentil kening Hansa sedikit kasar, "toilet cowok doang yang lo ingat! Dasar idiot!"

"Cih, galak banget sih lo."

Tak sadar kini mereka berdua sudah sampai di depan perpustakaan, Kastara langsung memasuki perpustakaan itu tanpa menunggu Hansa yang sedang mengikat tali sepatunya terlepas. "Kastara, tungguin! Ish!"

KastaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang