19👽-masalah memuncak

12 0 0
                                    

k a s t a r a

k a s t a r a

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Sadara 10 years ago and now-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Sadara 10 years ago and now-

Kalau nggak tertarik
jangan kasih aku harapan
karena itu menyakitkan

Bagian sembilan belas

PIKIRANNYA terus melayang kepada pengakuan hantu bernama Lela tadi. Entah mengapa Kastara berpikir kalau makhluk yang membantu Lela bukan tanpa alasan memberi si centil itu energi.

Cittttttt!

Kastara terlonjak kaget karena Pak Anto ngerem mendadak, bikin Kastara jadi terjedut dashboard mobil. Terlebih dia tidak memakai sealtbelt, "kenapa, Pak?"

"Tadi bapak kayak lihat kucing lewat, Den. Makanya bapak rem takutnya ketabrak. Aden nggak pa-pa kan?"

"Nggak kok, pak."

Pak Anto mengangguk lega kemudian kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sementara Kastara kini menyetel radio di mobilnya mendengarkan lagu.

Drrttttt.

Getaran di ponsel Kastara membuat cowok itu melongok ponselnya. Ternyata ada pesan masuk dari Athena.

Antena : kas gue punya firasat buruk entah apa. Pesan gue lo hati-hati😣

Kastara terekekeh, lalu mengetikan balasan untuk Athena.

Kastara : santai Na👍

Setelah membalas pesan Athena, Kastara melihat ke arah kaca kecil di atasnya. Matanya terbelalak saat dia menagkap sosok Dallas yang tengah duduk di kursi belakang dengan tersenyum sinis. Sontak saja Kastara berteriak, "A aaaaaa!"

Pak Anto menoleh menatap Kastara, "Aden kenapa?"

Deru nafas Kastara sangat tidak teratur. Sosoknya sudah pergi dan Kastara menggeleng seraya menatap lurus ke depan. Namun matanya membulat lagi ketika sebuah Truk berjalan kencang dari arah pertigaan, "PAK ANTO ADA MOBIL TRUK!"

Lantas Pak Anto segera kembali menatap ke depan.

"ITU DI SEBELAH KANAN!"

Sesaat Pak Anto menoleh ke arah kaca samping dan hendak membanting stir untuk menghindar, naas karena suara nyaring sudah terdengar beserta pecahan kaca yang mampu membuat telinga Kastara pengang.

Kini Kastara memejamkan matanya dan pasrah dengan apa yang terjadi nantinya.


👻k a s t a r a👻


RASA gelisah tiba-tiba saja memenuhi pikiran Sadara. Entah mengapa yang jelas Sadara nggak tenang. Pikirannya melayang kemana-mana khususnya kepada Kastara.

Sadara mengigiti pulpen yang tadi ia pakai untuk menyalin catatan di buku tulis Hansa. Badannya berguling kesana kemari karena rasanya Sadara serba salah.

Tning!

Satu chat masuk di ponsel Sadara.

Catra❤ : Dar.. Kastara kecelakaan

Mata Sadara terbelalak lebar. Ia beberapa kali membaca ulang chat dari Catra. Lalu tak lama ada satu panggilan masuk dari Catra.

Mulut dan tangannya sudah gemetaran. "halo?"

'Dar, Kastara kecelakaan.. kondisinya kritis ..' suara helaan nafas Catra terdengar begitu berat.

"Kamu jangan bercanda Tra, nggak lucu banget! HAHAHA!" Sadara masih menyangkal semuanya karena ini sangat tidak mungkin. Perasaan tadi Kastara baik-baik aja.

'Aku mana mungkin bercanda sih Dar, apalagi soal kayak ginian, konidisi Kastara mengenaskan banget. ' suara Catra terdengar serak dan berat seperti habis menangis.

Entah kenapa tiba-tiba tangis Sadara langsung pecah. Dia menutup mulutnya. Sadara segera keluar dari kamar dengan membabi buta lalu menuruni tangga ingin keluar dari rumah.

Sayangnya Tiana pas sekali baru muncul dari dapur. Matanya menajam kala melihat sosok Sadara tengah berlari menuju pintu utama, "Sadaraa!" Teriakannya membuat gerakan Sadara terhenti.

"Mau kemana lo, hah?" Pertanyaan itu langsung keluar dari mulut Tiana.

Mati-matian Sadara menahan air matanya, namun sial karena hari ini keberuntungan tidak berpihak kepadanya. Air mata merembes keluar dari pelupuk mata Sadara dan suaranya juga mulai terdengar, "Kastara ... kecelakaan, ma."

Tiana tertawa mengejek, "jangan lo pikir gue gampang di bodohi sama perempuan gatau diri macam lo."

"Ma, Sadara serius .."

"Masuk ke kamar dan jangan kemana-mana!"

Air mata Sadara semakin keluar deras. Cewek itu terus menggeleng memohon agar Tiana mengizinkannya ke rumah sakit, tapi tetap saja jawaban Tiana 'tidak' sampai akhirnya ponsel Sadara terdapat satu panggilan masuk dari Hara.

"Mamanya Kastara telpon aku!" Ucapnya cepat dan gemetaran. Sadara mengangkatnya, "hallo, tante .."

Setelahnya tangisan Sadara bertambah pilu. Dia hampir saja melempar handphonenya karena Kastara benar kecelakaan dan kondisinya sangat tidak baik untuk saat ini.

Sementara itu Tiana kini terdiam menatap Sadara heran. Tanpa basa-basi lagi Sadara segera membuka pintu utama rumahnya dan keluar dengan membawa motor maticnya.

Tiana masih diam menatap kepergian anak tirinya. Dia tidak bisa menahan Sadara lagi karena entah mengapa Tiana yakin kalau Hara memberi tahu kalau Kastara benar kecelakaan.

KastaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang