14 -👽 sisi sebenarnya

16 4 0
                                    

K a s t a r a

☆Hansa Swaritsyam☆

Sekarang aku tahuYang terlihat paling bahagia justru didalamnya mempunyai luka yang susah menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang aku tahu
Yang terlihat paling bahagia justru didalamnya mempunyai luka yang susah menghilang

bagian dari empat belas


"BAGUS ya kamu Kastara. Bagus." Bu Welas menatap siswa yang tengah tertidur pulas dengan kepala yang tertutup oleh buku, "KASTARA!" Guru itu menggebrak meja Kastara keras.

Hansa saja sampai terkesikap melihatnya. Kastara perlahan membuka matanya kemudian mengulet, "hmm, apa sih bu." Gumamnya dengan mata memerah.

"Kamu itu bagaimana, ketua kelas harusnya memberi contoh yang benar, Kastara!" Sang guru Kimia yang memang terkenal galaknya dari masa ke masa itu murka.

Tidak ingin mendapat masalah, Kastara memilih diam dan menunduk.

"Kamu juga, Hansa! Bagaimana sih sebagai wakilnya, bukannya menegur teman sebangku kamu." Bu Welas beralih menatap Hansa yang tengah memasang wajah kaget.

"Saya sudah bangunin Kasta bu, cuma dianya aja kayak beruang lagi hibernasi jadinya nggak bangun-bangun." Imbuhnya sambil melirik Kastara tajam.

"Kapan lo bangunin gue, harusnya gue terasa kalau memang lo tadi bangunin." Kastara membela diri, tadi dia memang tidak merasakan apapun karena memang tidurnya nyenyak sekali.

"Makanya, jangan suka bergadang. Kalau gini aja salahin gue."

"Ya memang gue harus salahin lo karena lo nggak bangunin gue!"

Hansa melotot, "tadi gue sudah nepak punggung lo beberapa kali, lo nggak sadar?!"

Melihat perdebatan kedua muridnya lantas Bu Welas memijat pelipisnya karena pusing. Guru berkepala 4 itu menggeprak meja Kastara dengan keras, "Sudah Sudah! Kenapa kalian jadi berantem gini sih?!"

Hansa dan Kastara malah saling bertatapan dengan sengit.

"Keluar kalian dari pelajaran saya!"

"Tapi bu, ini kan salah Kas --- "

"Ibu bilang keluar!" Potong Bu Welas tegas. Akhirnya Hansa dan Kastara pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas.

"Harusnya yang di suruh keluar itu lo doang, kenapa gue jadi ikut kena juga sih." Gerutu Hansa sebal setelah mereka berdua berada di luar kelas lain halnya dengan Kastara yang malah tersenyum menang. "Biar adil lah, itu namanya wakil yang setia."

"Curang!"

"Bodo."

Setelah Kastara berujar seperti itu Hansa memilih diam dan keadaan berubah menjadi hening.

KastaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang