👽9-ditolak sebelum menyatakan

19 2 0
                                    

K a s t a r a

☆Sadara Atlantisa☆

Kepedulianku memang tidak sampai mengetuk hatimu Tapi aku yakin suatu hari nanti kamu juga merasakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepedulianku memang tidak sampai mengetuk hatimu
Tapi aku yakin suatu hari nanti kamu juga merasakannya

Bagian dari sembilan


KASTARA turun dari mobil Dharma di depan gerbang sekolah, semenjak Hansa mengejeknya waktu itu Kastara langsung bilang kepada ayah dan bundanya untuk tidak lagi mengantar dirinya sampai ke kelas.

Awalnya Hara menolak, namun Kastara berusaha meyakinkan keduanya bahwa dirinya baik-baik saja.

Kastara malas bila nanti di ejek oleh Hansa. Sudah besar masa masih di antar?

"Woy!" Seru Catra dan Sadara yang kebetulan baru datang juga. Mereka berdua langsung berjalan di sebelah Kastara.

"Tante sama om nggak antar?" Sadara mengerutkan keningnya bingung.

"Nggak ada, gue serasa kayak anak paud lama-lama kalau di antar sampai kelas terus. Lagipula gue udah nggak takut lagi." jawabnya. Tapi entah mengapa otak Kastara tiba-tiba berkecambuk kepada kedua sahabatnya itu yang terlihat datang secara bersamaan, "lo berangkat di antar atau bawa motor, Dar?"

"Gue bareng sama Catra, lah emang lo baru tahu kalau gue selama ini bareng Catra trus."

"Hah?"

Catra merangkul pundak Kastara, "yaelah lo kemana aje, makanya jangan ngomong sama setan aja."

"Serius, tapi gue baru tahu kalau lo selalu berangkat bareng." Kastara merasa seperti ---- "kenapa nggak pernah cerita?"

Mendengar pertanyaan aneh dari Kastara sontak saja Sadara tertawa, "memangnya penting ya? Lo apaan sih Kas."

"Tau, makanya jangan kelamaan jomblo!" Catra terkekeh sambil menepak kepala Kastara keras.

"Sakit bego!" Desis Kastara galak dan mengusap kepala malangnya yang terkena tabokan maut dari Catra.

"Ohiya Kas, Ra gue punya kabar. Tapi entah baik atau buruk buat kalian berdua." Wajah Catra seketika berubah serius, "sebenarnya gue kemarin --- "

Brak!

Saking seriusnya menatap wajah Catra sambil berjalan, Kastara sampai menabrak seorang siswi cukup keras hingga siswi itu terjatuh. Tapi sejujurnya ini juga bukan salah Kastara semua karena siswi itu tadi tengah berlari terbirit-birit.

Siswi yang di tabrak Kastara segera berdiri dan menepuk rok belakang yang sedikit kotor akibat terduduk di lapangan, "Kastara!" Serunya marah.

Wajah Kastara berubah kaget saat melihat wajah siswi yang ia tabrak barusan, ternyata itu Andien.

KastaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang