part 02:Who is his?

64 41 11
                                        

Sinar matahari pagi berhasil menusuk jendela kamar Vira kali ini sampai ia terbangun, tentu saja ini merupakan perbuatan mamanya. Jam menunjukkan pukul enam lewat lima, sedangkan bel masuk kelas berbunyi pada pukul Tujuh kurang lima menit. Dengan rambut yang berantakan  baru bangun khas Vira, gadis itu segera berlari menuju ke kamar mandi dan dengan secepat kilat untuk mandi membersihkan tubuhnya. Dikarenakan takut telat, ia pun segera pergi ke sekolah tanpa sarapan. Bi Inah yang melihat Vira berlari turun dari tangga langsung menyambut nonanya dan menghadangnya dengan pertanyaan.


"Non Vira gak sarapan dulu? Tadi Nyonya titip pesan kalau Non harus sarapan. Nyonya juga titip pesan kalau dia akan ke Bandung untuk sebulan ini, tadi dia ke kamar non, tapi non masih tidur." Ujar Bi Inah.

"Gak keburu Bi! Mau buru-buru, udah telat ini aku. Assalamuallaikum!" Sahut Vira dengan sedikit berteriak dan sambil berlari kencang ke luar dari rumahnya.

Vira pun terpaksa mengendarai sepeda motornya,  dikarenakan jika ia berjalan kaki dengan berlari dapat dipastikan ia telat. Tidak lupa menggunakan jaket dan helm, setelah itu ia segera naik dan mengendarai sepeda motornya dengan langsung tancap gas.

***

Selama 25 menit pun berlalu. Saat ini, jam menunjukkan pukul enam lewat empat puluh, yang artinya sekarang Vira sudah sampai tepat di depan sekolahnya dan menuju arah parkir untuk memarkirkan sepeda motornya. Saat ia sedang parkir, dilihatnya seorang siswa asing yang sedang parkir juga tepat disampingnya.

Seriusan ada anak baru? Kok masih nerima aja ya, emang kelas mana yang masih ada bangku kosong? Semoga sih bukan di kelas gue ya, culun banget mukanya ni anak. Batin Vira, ia bisa mengetahui siswa tersebut anak baru karena melihat dari seragam sekolahnya yang berbeda dari murid di sini.

Setelah selesai memarkirkan sepeda motornya,  Vira pun segera beralih meninggalkan siswa itu, ia berjalan cepat menuju kelasnya. Namun, langkahnya pun terhenti saat siswa itu menggenggam jemarinya.

"Permisi, saya mau tanya, boleh?" Tanya siswa tersebut yang nampak kebingungan dari wajahnya. Vira pun menghentikan langkahnya dan menghempaskan jemari tangan siswa itu keudara.

"Cuma mau nanya kan? Ga usah pegang-pegang!" Ketusnya pada siswa baru tersebut.

"Oke maaf, saya mau tanya, kelas IPS 2 itu ada di sebelah mana ya letaknya?" 

Mendengar perkataannya tadi, Vira pun cukup kaget karena tidak menyangka bahwa anak baru itu adalah salah satu bagian dari anggota kelasnya saat ini. Namun, ia tidak ingin menunjukkan wajah kagetnya, ia tetap tenang sampai ia bisa menyalurkan momen ini nanti untuk menjadi bahan ghibah dengan circlenya.

Jujurly, ini momen terplot twist banget dalam hidup gue, tapi dia bukan artis juga harusnya gue biasa aja gak sih? Batin Vira yang berbicara pada dirinya sendiri.

"Oh, yaudah ikutin gue, gue kasih tau letaknya!" Titah Vira, siswa baru itu pun mengikuti langkah Vira dari belakang.

Setelah beberapa menit berjalan, tepat pada papan kelas yang bertuliskan IPS 2, Vira pun menghentikan langkahnya di kelas yang sangat diam dan sunyi, tidak selayaknya berita tentang kelas IPS diluaran sana yang mengecap kelas IPS adalah kelas berisik nan gaduh. Siswa baru itu pun sempat tertegun dan heran diwaktu yang bersamaan, bahkan ia pun bertanya-tanya dalam hatinya.
Apakah benar ini kelasnya? Cewe ini terlihat seperti serius dan menyakinkan . Namun, kelas ini tidak menggambarkan anak IPS pada umumnya yang berisik. Batinnya.

"Kamu lagi gak bohongin saya kan? Jangan mentang-mentang saya anak baru, kamu tipu saya." Kata siswa baru itu dengan sangat tegat dan takut dibohongi Vira. Mendengar perkataan siswa baru tersebut jelas membuat  Vira terlihat kesal sekarang.

Genggaman Dalam Senja (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang