Part 019:Putri minta maaf

20 17 4
                                    

Tepat pagi ini,vira namanya tertera untuk melaksanakan piket kelas. Ia nampak malas,ya karna ia selalu menghindar dari yanga namanya piket! Tapi karna kecerobohannya ia tidak ingat bahwa sekarang ialah hari melaksanakan piket kelasnya.

Ia pun memasuki kelas yang ternyata baru terisi beberapa murid. Ia pun duduk dikursinya dan membuang tasnya dimeja. Ia pun membuka ponselnya melupakan tugas piketnya.

Namun keindahan itu tak bertahan lama,selang 10 menit ketua kelas datang dan mengomel sesukanya.

"Vira piket! Jangan main hp terus,lo mau kita dikatain kelas bego,udah gitu ruangannya kotor? Tambah malu-maluin nama kelas tau gak?!" Kata wakil ketua kelas itu,farhan.

"Yang piket bukan gue doang. Dan kalo emang kita pinter pun,semua guru tetep mandang kelas ips kayak gitu kan?" Sahut vira seperti melawan.

"Tapi ini kan kewajiban lo! Lo ga tanggung jawab banget si sama tugas lo, apa salahnya cuma nyapu doang? Gue kalo jadi rezi,udah gue tinggalin lo!"

"Kenapa bawa-bawa pacar? Gak nyambung lo!" Vira pun beralih memakai earphone untuk menangkal suara membosankan ketua kelas dan wakil ketua kelas yang sok benar itu. Ia pun segera mengambil pengki dan sapu.

"Biar gue bantu ra!" Kata putri yang sigap meraih sapu satunya lagi dari samping lemari guru.

"Gue ga butuh bantuan lo"sahut vira dingin.

"Tapi gak papa ra,karna kemarin gue ga piket! "Katanya lagi yang masih keukeh membantu vira.

"Oh gitu. Bagus deh! Sapu aja semua meja,gue mau kekantin" enteng vira sambil tersenyum,senyum permusuhan bisa dibilang.
Namun putri tersenyum ikhlas,vira pun mengabaikannya

***
Sementara dikantin,vira beralih duduk di tukang jus yang ada disana. Ia pun memesan jus jambu,dan menyantapnya sambil duduk santai menatap layar ponsel.

Jenuh,itulah yang ia rasakan saat ini. Sendiri di tepi kantin,ia emang suka kesendirian namun tidak seperti ini,parahnya nadia belum juga menghampirinya. Padahal ia sudah messenger.

"Eh! "Panggil seseorang yang sepertinya tertuju pada vira.
Vira tak menengok,karna tak ada sepotong dari namanya disebut.

"Vira!" Kata orang itu lagi,diyakini oleh vira bahwa dari suaranya ia adalah wanita. Wanita yang ceria.

Vira pun menengok ke sebelahnya. Menemukan wanita yang sedang berdiri,teman sebaya dengannya rambutnya panjang dan lurus lebih pendek darinya sedikit,putih. Dan sangat suka tersenyum.

"Hai! " sapa nadia yang tak lama muncul dari belakang siswi itu.

"Lo bawa siapa?" Tanya vira,dingin karna ia adalah orang baru dan sangat asing bagi penglihatan vira

"Oh dia,dia temen les gue! Kenalin dia nabila,dan nabila kenalin ini vira. Sahabat gue tergila"ujar nadia yang menjadi perantara dikeduanya. Nabila masih menunjukkan senyumnya bahkan mengulurkan tangannya untuk bersalaman,mungkin agar terlihat lebih formal.

Merasa tidak enak,vira pun bersalaman dengan pemilik telapak tangan itu. Tak lupa dengan senyum simpul di sudut bibirnya.

"Gue vira,btw kelas lo dimana?" Tanya vira yang habis itu mereka melepas salaman mereka

"11.10 IPS. Kelas gue diatas,jadi mungkin lo jarang liat gue. Karna gue juga jarang kekantin."jelasnya pada vira,ia hanya mengangguk mengerti.

"Lo keliatannya tertutup ya sama orang baru. Hehe" sambungnya,membuat vira mengarahkan pandangannya pada gadis itu. Tipikal yang berisik dan cerewet,melebihi dirinya.

"Iya. Dan lo keliatannya friendly" sahut vira disertai anggukan oleh lawan bicaranya dengan senang.

"Kok lo tau sih kalo gue friendly? Wah lo penguntit gue ya!" Tuduhnya,sepertinya bercanda . Vira memang sedikit risih,tapi ia hanya tertawa kecil.

Genggaman Dalam Senja (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang