Part 9: Penyesalan

50 24 4
                                    

Jika mungkin aku menyesal.
Itu semua sudah tidak berguna,hanya membekaskan luka dihatinya saja~Fauzi

pagi-pagi sekali fauzi sudah datang dan duduk termenung dikelasnya. Ia mengingat kejadian dimana untuk pertama kali gadis yang ia cinta melihat dan menatapnya kecewa pergi dan meninggalkannya. Fauzi merasa memang pantas mendapatkan karma seperti ini. Ia tersiksa dengan keadaan seperti ini.

Walau kejadiannya sudah dua minggu yang lalu..fauzi masih tidak berani menemui vira,gadis yang pernah menghias hatinya.  Ia takut vira semakin membencinya . Padahal sebelumnya ia masih ingat. Waktu dimana vira percaya akan janji-janjinya. Tapi..ia mendustai kepercayaan vira dan malah menyia-nyiakan.  Disitu ia sadar..memang tak ada kesempatan yang datang 2 kali.

"Gue bodoh..semua udah hancur! Dan gue baru nyesal sekarang! Bodoh..bodoh bodoh!!" Umpatnya frustasi pada dirinya sendiri.

"Tapi..vira pasti udah bahagia sama anak baru itu. Mungkin lebih baik gue minta maaf,dan ga pernah berharap lagi untuk dia menghias hati gue. Lalu gue pergi dari kehidupan dia selama-lamanya. Lagi pula gue juga udah mau lulus!" Katanya lagi..yang kali ini berusaha tersenyum.

Tapi gue rindu sama lo! .batinnya

***
Berbeda dari fauzi,hari ini vira datang sangat mepet dgn jam masuk pelajaran pertama. Walau ia yakin dirinya akan telat,dia tetap tergesa-gesa berlari. Berusaha agar dapat mengikuti kelas.

Dan...
Shit! Guru pelajaran jam pertama telah hinggap dikelas. Bahkan semua murid sudah membuka buku latihan masing2 untuk mengoreksi pr yang diberi guru tersebut kemarin lusa tapi belum sempat dinilai.

Namun kelas sudah didepan mata. Tidak mungkin vira memilih hal konyol yang bernama mabal! Tapi..jika tidak mabal pasti ia dihukum tidak boleh mengikuti pelajaran,apa lagi Bu Sri! Guru terbawel bagi Kelas IPS.

Semua murid melihat kejendela. Membuat Bu Sri ikut menengok kearah yang sama . Dan jadilah vira yang ke gep,didalam kelas haikal sudah cekikikan.

"Kamu telat vir?" Tanya bi sri,memandang vira tajam.

"Aduh bu..saya tuh abis bolak-balik dari toilet. Perut saya ga bisa diajak kompromi bu! Mencret-mencret mulu.."sahut vira dengan muka melas yang terkesan dramatis.

Ponsel bu sri berdering keras.
"Sebentar! Saya angkat telepon dulu!" Katanya yang agak menjauh dari vira.
Vira pun langsung melempar tasnya kedalam kelas melalui jendela. Haikal pun membantunya dengan menaruh tas itu dikursinya.

Cukup lama..bu sri pun menyudahi percapakan ditelepon itu.
"Tapi kamu telat kan?" Tanyanya lagi yang masih saja curiga,sangat membudidayakan disiplin.

"Telat gimana si bu? Jelas-jelas tas saya ada di dalam sejak tadi!" Kata vira dengan wajah yang sangat menyakinkan. Lalu bu sri pun melirik kelas. Yang benar! Memang ada tas vira disana.

"Ya sudah,kamu masuk. Saya akan buatkan kamu teh hangat less sugar."kata bu sri. Merasa kasihan melihat vira.

Vira lalu masuk kekelas semua berjalan dengan baik. Beruntung teman2nya tidak mulutan.

***
Wajah nad masih memancarkan sinar-sinar bahagia. Setelah kejadian ultah azka,kebahagiaan pun tak bosan untuk datang kepadanya.
Ia mendapat sebuah mobil dari ayahnya,sebab ayah nad memenangkan sebuah projek besar-besaran yang di gandrungi ayahnya selama 3 bulan ini. Ternyata bonus yang ayah nya dapat luar biasa totalnya.

...
Jam istirahat pun tiba para murid berbondong-bondong kekantin. Namun vira dan nad memilih menetap dikelas.
Haikal menghampiri mereka,vira terlihat sedang malas2an di tempatnya.
"Eh kalian! Cewek-cewek..gak ke kantin?"Tanya haikal yang membawa permen sepack.

Genggaman Dalam Senja (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang