Deux

3.4K 426 41
                                    

Setelah keluar dari toilet dan membasuh muka agar tak mengantuk, karena pelajaran sebelumnya sangat membosankan, Mia berjalan kembali menuju kelasnya. Dia masih menunduk, dan … ya tolong jangan anggap bahwa itu bakatnya. Ia hanya terbiasa, karena takut bertatap mata dengan orang lain.

Aneh? Iya, betul. Tapi, dia bukan seorang nerd kok. Hanya kadar rasa malunya saja yang overdosis. 

Masih ada waktu untuk menghabiskan sisa makan siangku …’ batinnya sambil berbelok ke kelas dengan papan di depan pintu yang bertuliskan 2-A.

Naas sekali!

DUK!

Mia memundurkan dirinya beberapa langkah setelah menubruk seseorang. Ia mengusap keningnya sambil melirik takut-takut pada orang yang ditubruknya. Oh tuhan, bahkan dia sampai berkeringat dingin, padahal hanya bertubrukan.

Ahh, aku pasti dimaki lagi!’ batinnya sangat takut.

“Dengar tidak, kemarin aku bilang apa?” tanyanya dingin, sambil melipat kedua tangan di depan dada, bersandar di ambang pintu, mengintrogasi Mia dan tak sedikit pun menyunggingkan sebuah senyuman. Mengabaikan tubrukan yang sebenarnya sangat pelan tadi.

‘Ah iya! Bertemu wali kelas!’ batin Mia merutuk. Gadis itu membungkuk sopan, menjuntaikan helaian rambutnya.

“Maaf, saya lupa!” Kyungsoo tampak membuang napas, lalu menepuk pundak Mia sambil berjalan mendahuluinya. Gadis yang tadi bicara saja terbata itu langsung menegapkan posisinya.

“Ya sudah, ayo ikut! Waktu ‘saya’ juga tidak banyak,” ujarnya menyindir Mia dengan menekankan kata ‘saya’. Menurut Kyungsoo, Mia adalah manusia paling aneh, karena mengobrol dengan teman sekelas malah menggunakan kalimat sopan.

Sangat tidak keren!

“Baik!”
















***

Mia dan Kyungsoo berdiri memperhatikan Heechul saem yang masih sibuk menata mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mia dan Kyungsoo berdiri memperhatikan Heechul saem yang masih sibuk menata mejanya. Tumpukkan buku siswa dan berkas-berkas lainnya ia singkirkan begitu saja, lalu menatap acuh pada kedua muridnya.

“Oh iya, Mia, kau gantikan Ahra jadi sekretaris, ya?” ucap Heechul saem membuat mata Mia membulat sempurna.

“Eh? Kenapa saya, Saem?” tanya Mia terbata seakan tak terima. Sungguh, dia tidak berbakat mendapat jabatan apa-apa di kelasnya. Untuk berbicara saja dia masih harus bekerja keras, apalagi mengatur kelas?

“Terserah saya~ Saya kan wali kelas 2-A, kalau mau mengatur pun saya bebas melakukannya. Ck, si Ahra itu jadi sekretaris, kerjaannya tak ada yang beres semua,” omelnya melepaskan kacamata dan menyimpannya di atas meja. “Ya sudah, itu saja!”

“Tapi …”

“Oh, iya! Do, nanti pelajaran terakhir saya tidak akan masuk. Berikan saja tugas ini, oke?” ujar Heechul saem sambil menyerahkan selembar kertas berisi kumpulan soal pada ketua kelas Mia.

Cette Sourire ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang