Trente Six

1.3K 252 151
                                    

“Kakak sudah menunggumu di Perancis.”

Kalimat ibu untuk kesekian kalinya menyadarkan Mia dari lamunan. Ia menghela napas sambil tersenyum dan mengangguk lemah. Dan entah sejak kapan pula, Mi Ra memandangi sahabatnya dengan penuh khawatir.

Aku tahu apa yang kau pikirkan …’ batinnya lirih.

“Mia,” panggil Mi Ra merangkul sahabatnya dengan lembut. Gadis yang dipanggil hanya tersenyum seadanya, lalu matanya kembali menatap jalanan kota yang pasti akan sangat dirindukannya. “Kau yakin tidak mau menghubungi Kyungsoo?”

Ibu dan ayah Mia melirik dari kaca spion yang ada di dalam mobil. Mereka tahu, Mia sedang ada dalam posisi galau.

“Harus, ya? Hahaha.” Ucapan Mia malah terkesan masa bodoh. Padahal, sudah jelas-jelas tingkahnya ingin sekali untuk menghubungi Kyungsoo. Karena ponsel barunya terus ia pegang dengan erat.

Akhirnya, mobil berhenti di bandara. Ayah Mia membantu dengan menurunkan beberapa koper sambil membawanya masuk ke dalam.

“Aku tahu kalian masih saling menyukai,” ujar Mi Ra mendudukkan Mia di kursi tunggu. Ada jeda cukup lama pada awalnya, walau Mi Ra kembali membuka suara. “Aku merasakan apa yang kau rasakan. Chanyeol juga cerita padaku, kalau Kyungsoo terkadang masih mengingatmu. Itu berarti, tak apa kalau kau mau menghubunginya.”

"Apanya yang tak apa?" tanya Mia balik dengan pelan, bahkan nyaris tak terdengar.

Sejujurnya, kalimat Mi Ra begitu mengusik. Setelah mereka berbaikkan, Mi Ra terus memaksanya untuk menemui Kyungsoo walau untuk yang terakhir kali. Tapi pikirnya, mereka sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa. Untuk apa bertemu?

Kalian tahu? Hanya dengan Kyungsoo pernah menyelamatkannya saja sewaktu dulu, efek debaran itu baru bisa hilang beberapa minggu setelahnya. Apalagi kalau mereka bertemu? Masa kepergiannya ke Perancis terancam batal?

Oke, Mia memang terlalu berlebihan. Hanya karena Kyungsoo cinta pertamanya, dia sangat sulit untuk melupakan pemuda itu.

'Tapi ... Ya itulah aku,' batin Mia.

Lagipula … Kyungsoo ya Kyungsoo. Chanyeol ya Chanyeol. Kedua lelaki itu jelas berbeda. Jika Chanyeol masih mempunyai rasa pada Mi Ra, kemudian dengan mudahnya menemui lalu mengajaknya untuk kembali menjalin hubungan. Lantas Kyungsoo bagaimana?

Benar dia menyukai Mia? Tapi kenapa dia tak pernah menunjukkan batang hidungnya sekalipun di hadapan gadis itu?

Apa alasannya?

“Ajak saja bicara, aku dan Chanyeol saja bahkan sampai balikkan. Beruntung kalau kalian juga begitu.”

“Kalian mengobrol waktu aku pulang bersamanya?” tanya Mia mengalihkan pembicaraan dan Mi Ra mengangguk dengan semangat. “Ohh, yang aku menginap di rumah Inha.”

“HAH?!” teriak Mi Ra membuat secara otomatis tangan Mia menutup telinganya. Begitu juga dengan ibu Mia yang tersenyum minta maaf karena membuat sedikit keributan.

“Jangan buat malu!” bisik ibu Mia kembali fokus pada kegiatan kecilnya. Mengecek barang bawaan Mia.

“Masa penggantiku menjadi sahabatmu malah dia? Ya ampun, level pertemananmu turun drastis, ya?” tanya Mi Ra tak percaya. “Demi apapun sepertinya kau mabuk kan waktu itu?”

Mia menjitak kepala Mi Ra sambil menggerutu.

“Dia yang mengajakku, bukan berarti kami juga bersahabat kok,” ucap Mia sambil mengerlingkan bola matanya. “Cih.

“'Cih'?!” ulang Mi Ra menangkup wajah Mia. “Ya Tuhan, kau berubah banyak dan berani melawanku?! Ah! Tapi, yang paling penting bukan itu sekarang!”

Cette Sourire ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang