Vingt et Un

1.3K 223 38
                                    

Kyungsoo memeluk Mia yang beberapa hari ini makin murung karena sempat bertengkar hebat dengan Mi Ra. Selesai kelas, gadis itu memaksa untuk bertandang ke rumah Kyungsoo. Alhasil, Mia malah tidur di ranjangnya.

Beruntunglah orang tua Kyungsoo sedang tak ada di rumah. Begitu-begitu juga, kalau mereka melihat ada gadis masuk ke kamar bujangan dan pintunya tertutup, kan mereka khawatir.

Setelah dirasa tidur mereka sudah cukup, Kyungsoo keluar kamar dan mendapati Hyun Soo di meja makan.

“Di taman dekat rumah ada kedai ice cream baru. Tidak diajak saja ke sana? Mukanya kusut sekali,” ujar Hyun Soo mengabaikan tugasnya sebentar sambil memperhatikan gerak-gerik Kyungsoo yang sedang mengambil minum.

“Hmm …” gumam Kyungsoo duduk di depan saudaranya itu.

“Payah sekali, untuk menghibur saja seperti mengerjakan skripsi. Tinggal jajani dia, beres!” Kyungsoo menatap malas orang di depannya, seakan masalah yang menimpa kekasihnya sangat kecil.

“Belajar dan banggakan orang tua sana,” ujar Kyungsoo mengundang decihan kecil dari Hyun Soo.

“Basi. Tinggal menurut saja kenapa, sih?” tanya Hyun Soo membuat Kyungsoo beranjak dan kembali lagi ke dalam kamar. Mendengarkan ocehan bocah semacamnya hanya menambah pusing.

Saat ia masuk ke dalam kamar, Mia sudah terduduk di kasurnya. Kyungsoo hanya tersenyum sambil memberikan segelas air padanya.

“Masih mau di sini?” tanya Kyungsoo dan Mia hanya menggeleng. Gadis itu enggan pulang, tapi sudah bosan di kamar berbau mint itu. “Mau ice cream, tidak?”

Mia menoleh ke arah Kyungsoo, tak seperti biasanya lelaki itu mengajaknya jalan-jalan. Karena cukup menarik, Mia tersenyum tipis sambil mengangguk.

Oh, bekerja juga,’ batin Kyungsoo sambil mengambil kunci motornya. Lalu mereka pergi ke kedai baru yang tadi diberitahu Hyun Soo.
















***

Setelah memakan ice cream dan membelinya lagi satu untuk Mia bawa pulang, mereka sempat duduk di taman kota. Sore itu udaranya cukup kencang, membuat Kyungsoo melepaskan jaket dan memakaikannya pada Mia.

Di sela-sela makan ice cream, Kyungsoo terus saja memperhatikan Mia dengan lekat. Seakan jika mengedip sebentar saja, gadisnya mungkin akan hilang di telan bumi.

Ada rasa sakit dalam hati Kyungsoo saat Mia menceritakan keinginan Mi Ra agar mereka berpisah. Ia benar-benar takut Mia akan menuruti ucapan sahabatnya. Mungkin itu juga yang membuat Mia murung akhir-akhir ini.

Sungguh, keduanya tak percaya pada ucapan jahat Mi Ra. Mia menerka seberapa besar rasa sakit hati Mi Ra sampai dengan entengnya berkata begitu.

Ketika Mia terus memaksa Chanyeol agar memberitahu alasannya pun, lelaki itu hanya bungkam. Apa dia menyerah karena Mi Ra terus mengabaikannya? Kenapa lelaki itu tidak berjuang sedikit lebih banyak lagi?

Sama halnya dia yang membantu Mia dan Kyungsoo, ia juga ingin membantu Chanyeol. Tapi, kenapa dia menyerah sebelum berperang?

“Aku sayang padamu,” ucapan Kyungsoo membuyarkan lamunan Mia. Ia menoleh dan mendapatkan hadiah senyuman manis dari kekasihnya. “Kumohon, bertahan denganku …”

Siapa yang tega memutuskan hubungan jika pasangan kalian sebaik ini? Sayang sampai berkata untuk tetap bertahan dengannya?

“Kita hadapi semuanya sama-sama. Kita berjuang berdua,” ucap Kyungsoo lirih membuat air mata Mia kembali jatuh. “Aku tak ingin kehilanganmu.”

Cette Sourire ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang