Chapter 4 : Flashback

712 87 24
                                    

Untuk Chapter 4 aku akhirnya upload hari ini. Karena wifi lagi bermasalah takutnya sampe besok pagi. Untuk chapter selanjutnya update akan seperti biasa ya. Jadwal untuk minggu depan update hari rabu juga.

Happy reading ^·^

Jika bicara tentang ingatan yang baru saja datang tadi, ingin rasanya aku mati saja. Rasa bersalah yang menjalar ke seluruh nadiku, dan ingatan yang memenuhi otakku itu hampir membuat diriku gila, aku bahkan sempat berusaha untuk bunuh diri beberapa kali. Aku tidak ingin mengingatnya sama sekali. Jangan lagi. Tapi sepertinya pria itu membuatku kembali mengingat masa-masa itu. Tatapan matanya, sentuhan tangannya, ciumannya membuat diriku kembali mengingat segalanya. Waktu itu jika saja aku tidak melihat hal yang tidak seharusnya aku lihat, mungkin saja saat ini orang itu masih berada disisiku. Orang yang ku cintai. Aku merasakan air mataku jatuh, saat mataku ini menatap kembali pria yang baru saja menciumku itu. Tubuhku yang sudah tidak ada lagi tenaga itu jatuh ke dalam pelukannya, aku menangis. Aku merasakan tangannya perlahan merengkuh tubuhku yang lemah, dia seolah mengerti aku sedang mengalami masa-masa yang sulit. Aroma maskulin yang ada di tubuhnya kini bertukar dengan parfum yang ku kenakan, wanginya yang bercampur membuatku semakin mabuk, aku ingin sekali meluapkan segalanya.

Aku tahu apa yang aku lakukan ini salah. Beberapa menit lalu aku bahkan menjadi tontonan orang banyak karena adegan tak senonoh yang aku lakukan dengan pria yang sedang ku peluk erat ini. Bahkan aku benar-benar lupa dengan ayah, bagaimana ekspresi wajahnya saat ini. Apa yang akan terjadi nanti padaku, aku sudah tidak bisa memikirkannya lagi. Semuanya hilang, aku sudah sangat lemah sampai kakiku tidak terasa berpijak ditanah. Baik, baik ini memang sulit. Mengingat semua yang telah terjadi tiga tahun lalu hanya akan membuatku lebih terluka, ingat saja. Ingatlah semunya, setelah itu mungkin aku akan kehilangan kesadaran, jika aku jatuh pingsan nanti dan kembali bangun mungkin aku sudah bisa kembali normal lagi. Jadi mari diingat, apa yang membuatku menjadi orang bodoh seperti ini, dan apa yang terjadi tiga tahun silam.

Aku kembali pada ingatanku yang hampir pudar tepatnya pada musim dingin di tahun 2014. Hari ini adalah ulang tahun kekasihku atau lebih tepatnya tunanganku Siwon, kami sudah menjalin hubungan yang sangat lama. Aku mengenalnya saat aku duduk di bangku SMA, dia merupakan sunbae ku. Jika kalian bertanya bagaimana rupanya, aku akan mengatakan dia sangat sempurna, tubuhnya yang tinggi dengan wajah tampan nan tegas, alis matanya yang tebal sangat serasi dengan kedua matanya yang besar. Suatu keberuntungan bagiku disaat itu, aku adalah gadis biasa saja yang mampu berkencan dengan sunbae yang memegang peringkat pria paling populer disekolah.

Kembali lagi pada prinsipku yang bisa dibilang kolot itu, aku mengatakan dengan tegas pada Siwon bahwa kami tidak akan melakukan hubungan fisik yang lebih jauh dari berpelukan, berpegangan tangan dan berciuman kecuali jika kami sudah menikah. Aku tahu dia adalah pria yang baik, dia adalah tipe pria yang akan merasa bersalah jika tidak datang beribadah ke gereja. Jadi aku berpikir, dia akan langsung menyetujui persyaratan yang aku ajukan. Dan ya, dia menyetujuinya.

Awalnya kami tidak ada masalah, tapi hari itu permulaan masalah terjadi diantara kami. Di hari ulang tahunnya aku datang ke apartementnya bersama beberapa temanku. Kami berencana untuk mengadakan kejutan untukknya, aku datang dengan beberapa balon dan hiasan. Karena aku tahu kode masuk ke dalam apartementnya aku datang lebih awal, aku tahu hari ini dia sedang pergi ke Itaewon untuk mengecek lokasi syuting yang akan digunakan timnya minggu ini. Jadi dapat dipastikan apartementnya kosong, dan dia baru akan kembali nanti malam.

Butuh waktu selama satu jam untuk membersihkan apartementnya dan menata semua hiasan yang kubawa, dua jam setelah aku sampai disana, teman-temanku datang dengan membawa kue tart dan beberapa botol bir.

“Kita akan pesta besar hari ini ? Sera kau sudah pesan ayam gorengnya ?”  tanya Da Yoon

Aku menepuk dahiku, sepertinya penyakit lupaku ini kambuh lagi. Teman-temanku yang sudah biasa dengan kebiasaan burukku langsung sigap dengan ponsel mereka. Da Yoon akan langsung memukul kepalaku jika hal seperti ini kembali terjadi. Sebelum kepalan tangannya mulus jatuh di kepalaku biasanya aku langsung menghindar berlari ke belakang tubuh Hae In dan berlindung di sana.

Healing Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang