Chapter 6 : Unexpectedly

560 76 14
                                    

Aku melihat keluar tanpa berkata apa pun. Kepingan-kepingan salju yang mulai menipis itu masih menutupi jalan, dan terlihat menumpuk di beberapa sudut jalan.

"Aku benar-benar sial bertemu dengannya hari ini. Kenapa sih wanita tua itu selalu saja menghantui hidupku !" Aku mengomel sendirian. Dan kulihat kini Donghae menatapku dengan senyum kecil diwajahnya. Yang aku benci adalah jika ada orang lain yang melihatku sedang linglung tak mengerti apa yang sedang merasuk ke dalam diriku sehingga keluar racauan tidak jelas. Donghae tak memberikan respon lanjutan, dia tetap fokus menyetir. Disituasi seperti ini aku justru kembali ingat dengan perkataan bibi tadi. Dia itu tidak tahu bangaimana caranya berkencan dengan benar, makannya dia hidup sendirian sampai sekarang. Aku kasihan dengan kekasih lamanya, jangan sampai kau berakhir sepertinya ya. Kalimat yang diucapkannya terus tengiang di telingaku.

"Dia itu benar Bibimu ?" Pertanyaan yang diajukannya itu terdengar seperti olokan, tiada orang yang mampu membayangkan hubungan keluargaku yang begitu rumit. Jika aku bandingkan dengan keluarga lain, mereka yang memiliki Bibi biasanya akan selalu menyayangi keponakannya. Tidak seperti Bibiku yang justru sangat membenciku, sosok diriku ini sudah dicap sebagai orang kotor yang patut untuk dijauhi. Aku juga tahu apa yang dilakukan Bibi tadi, adalah usahanya untuk membuat orang itu pergi dari kehidupanku. Aku bisa melihat kemurkaan yang terpancar sangat jelas di mata Bibi.

"Menurutmu ?" Karena balik bertanya, Donghae tidak meresponku dan diam seribu bahasa. Tidak ada yang kami bicarakan selama di dalam perjalanan, pria ini tahu cara menempatkan dirinya di dalam situasi seperti ini, pantas saja jika dia terkenal sebagai seorang playboy. Dia tahu benar bagaimana memperlakukan wanita dengan benar. Jika bicara tentang kebiasaan buruknya itu, aku tidak menyangkal bahwa aku telah setuju dengan semua persyaratan yang diajukannya saat kami membuat kesepakatan skenario ini. Dia tidak bisa meninggalkan kebiasaannya, jadi dia memintaku untuk menemaninya jika dia ingin ke club malam. Tapi sejauh ini, selama satu minggu ini dia belum pernah memintaku kesana. Hal itu memang membuatku bertanya-tanya, siapakah sebenarnya orang ini, dan apakah yang pernah ku lihat di dalam sorot matanya itu adalah kebenaran? Dia menyimpan sesuatu yang sangat menyakitkan di dalam hatinya.

Begitu kami sampai di depan rumahku, aku langsung memilih keluar dari mobil tanpa mengatakan apapun dan hanya melemparkan senyuman ke arahnya.

"Aku akan menunggumu besok. Jangan terlambat !"

"Baiklah, sampai bertemu besok !"

Setelah memastikan mobilnya pergi aku baru melangkah masuk ke dalam rumah. Entah kenapa ada senyum kecil yang tersungging di wajahku, aku akui aku mulai menyukai Donghae tapi bukan karena dia seorang pria, tapi karena kepribadiannya. Dia cukup baik, dan juga pengertian, dia juga mampu memposisikan dirinya dengan sangat baik di hadapan wanita. Tidak ada kebohongan di dalam dirinya. Dan hal itu membuatku semakin penasaran.


🌱🌱🌱


Aku menghidupkan mobil, lalu tanpa mendengar teriakan ibu aku langsung meluncur menuju jalanan. Jalanan pun penuh sesak oleh mobil-mobil. Lampu pijar yang berkelap-kelip bagaikan bunga yang bermekaran menempel di pohon-pohon yang berjajar di tepi jalan. Ku lihat jam yang melingkar di tanganku, sudah menunjukkan pukul enam sore. Tidak biasanya aku begini, Terlambat.

Saat aku berkencan pertama kali dengan Donghae, aku memang sengaja melakukannya, orang korea itu tidak suka orang yang suka terlambat, dan ku pikir sama halnya dengan Donghae. Begitu dia tahu aku adalah orang semacam itu, dia tidak akan menyukaiku. Tapi kali ini, aku tidak melakukannya dengan sengaja. Karena terlalu sibuk memilih dress yang di berikan ibu, aku sampai lupa waktu. Aku bahkan tidak menggunakan riasan di rambutku yang ku biarkan terurai. Rambutku ini pendek, hanya sebatas bahu. Jadi akan sangat aneh jika aku membiarkannya saja apalagi dengan knee length dress putih polos tanpa lengan yang kugunakan, tapi apalah dayaku. Aku sudah sangat pasrah jika nanti Donghae memarahiku habis-habisan.

Healing Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang