Chapter 20 : Kiss Me Again

725 65 21
                                    

Mulai di chapter ini aku akan buat full story Sera dan Donghae menjelang pernikahan mereka ya.
Happy reading~


D-10

Panasnya matahari, membuat kedua orang tua yang duduk di hadapanku itu meleguh kesal. Salah satu di antaranya terlihat mengibas-kibaskan tangannya di depan lehernya berusaha membuat angin kecil dengan sebelah tangannya. Aku yang sudah kesal menunggu lebih dari dua jam akhirnya memilih masuk ke dalam minimarket yang ada disana mangambil sebotol air mineral dan meminumnya.

"Kenapa sih harus Bibi yang ikut kenapa tidak Ibu saja!" kataku.

Alih-alih menjawab, Ayah yang mengikuti langkahku masuk justru menuangkan soda ke dalam gelas kecil lalu meminumnya dengan santai. Setelah itu dia menatapku dengan matanya yang memerah. Sekarang, kalau dipikir-pikir, saat itu lebih baik aku tinggal di hotel. Makan es krim atau berendam di kolam renang, dari pada harus terjebak di daerah yang tidak di kenal ini bersama Bibi si manusia paling suci di dunia dengan ban mobil pecah. Ayah tidak bisa berbuat apa-apa karena mobil ini bukanlah miliknya, melainkan mobil rental yang sengaja kami sewa untuk berpergian di pulau Jeju. Dan yang lebih parahnya lagi adalah mobil itu tidak ada ban serepnya. Rasanya aku seperti terjebak di tengah gurun pasir, kehausan dan tidak menemukan mata air.

Hari ini seharusnya aku sudah ada di dalam butik mencoba satu persatu gaun pengantin yang cantik. Tapi karena kesialanku hari ini, aku terlambat kesana.

"Jadi bagaimana ini Ayah?" tanyaku sambil merengek kesal.

Ku lihat Ayah hanya menaikkan sebelah alisnya, lalu menekan sesuatu di layar ponselnya.

"Menantu Lee?"

"Donghae?" dengan semangat aku langsung menatap ke arah Ayah yang tengah menghubungi calon menantunya. Bodohnya aku, kenapa aku tidak berpikir tentang Donghae. Kami kan bisa menghubunginya dan memintanya menjemput kami disini. Donghae menyuruhku ke butik lebih dulu, karena dia harus menyelesaikan pekerjaannya. Kalau dipikir-pikir saat ini pasti pekerjaan Donghae sudah selesai.

"Ayah, ada apa?" suara Donghae di seberang sana dapat ku dengar dengan jelas karena Ayah menyalakan mode loud speaker.

"Apa kau sudah selesai dengan pekerjaanmu?"

"Aku hampir selesai, bagaimana Ayah? Apa sudah melihat tuxedo yang ku pesan?"

Karena aku tidak sabaran, aku langsung menimpali percakapan Ayah dan menantunya itu.

"Sayang, kami terjebak. Ban mobil kami pecah, tidak ada ban serep aku sudah menunggu lebih dari dua jam disini..."

Aku tahu, tatapan Ayah kini mengarah padaku. Dia sepertinya merasa geli dengan sikap puterinya yang berubah drastis ini. Apalagi setelah mendengar kata-kataku yang begitu manja pada Donghae. Sayang? Cih ini sangat menggelikan. Ku dengar Donghae tertawa mendengar suaraku yang tiba-tiba menginterupsi percakapannya dengan Ayah.

Lalu dia menjawab, "Hei Yoon Sera, berhenti bersikap kekanakan. Ada Ayah disana. Kau tidak malu ya?"

"Ahhh sayang!!!!" aku kembali berteriak, tapi kali ini disengaja karena Ayah memperlihatkan matanya yang hampir keluar dari balik kaca mata plusnya itu.

"Tidak tahu malu!" runtuk Ayah kesal.

Aku terkekeh geli melihatnya, menggoda Ayah sebenarnya tidak menarik. Berbeda ketika aku menggoda Bibi. Waktu itu, disaat Ayah dan Ibuku memberitahu masalah pernikahanku dan Donghae yang akan dilaksanakan di musim panas ini wajah Bibi yang awalnya terlihat tenang langsung berubah. Wajahnya memerah menahan kesal, karena pada akhirnya akulah yang akan menikah terlebih dahulu dari pada puteri bungsunya Yujin.

Healing Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang