Warning : Mature Content
Malam semakin larut. Semua anak muda sudah mabuk, aku bisa melihat mereka yang sedang berkumpul di sebuah kedai di pinggir jalan sambil memegang botol sul. Sekarang memang sedang musim dingin, sepertinya sangat menyenangkan bisa minum dan makan ceker bersama seperti mereka. Setelah itu mereka akan menghabiskan malam mereka di tempat karoke, entah sudah berapa lama aku tidak merasakannya. Dulu biasanya setiap timku memenangkan tender besar kami akan merayakannya dengan menggila seperti itu. Semenjak aku berkencan dengan Donghae, aku jadi jarang sekali ke kantor. Jika aku bekerja pun pasti akan ada Donghae disana, meskipun aku merasakan perbedaan yang sangat signifikan dengan jalan hidupku, aku tidak merasa telah kehilangan sesuatu. Aku seperti menemukan jalan lain yang lebih menyenangkan dari pada jalan yang ku pilih dulu, itu mungkin karena cinta yang tumbuh dari dalam hatiku.
Disampingku kini Donghae tengah fokus menyetir, sesekali ku lihat senyum mengembang di wajahnya. Aku tahu apa yang Donghae rasakan saat ini, kami berdua masih sangat larut dalam perasaan menggebu di dalam hati kami. Karena aku memperhatikannya sepertinya Donghae merasa risih, dia mulai kehilangan fokusnya dan beralih menatap ke arahku.
"Lihat jalanmu dengan benar." ucapku dan mengalihkan pandangaku darinya.
"Aku sangat gugup kalau kau melihatku seperti itu."
Tawa kami berdua pecah seketika kami menyadari, kami berdua yang salah tingkah. Dulu sewaktu kami berdua tidak tahu perasaan masing-masing, kami bisa berhubungan secara normal, tapi sekarang justru kebalikannya. Donghae mengedarkan pandangannya keluar dan tiba-tiba menepikan mobilnya, mengajakku turun, menuntunku ke sebuah toko perhiasan di pinggir jalan.
"Apa yang kau lakukan ?" tanyaku saat Donghae tengah sibuk memilihkan sebuah gelang untukku. Dia hanya tersenyum menjawab pertanyaanku. Gelang rantai perak dengan bantul huruf D disematkannya ke pergelangan tanganku.
"Apa kau suka ?"
"Mmm... Ya aku suka. Tapi untuk apa ini..."
"Ssttt. Dulu aku pernah berkata pada Ibuku, dia akan tau siapa orang yang aku cintai dengan gelang yang ada di tangannya. Ada inisial namaku disini." ucapnya seraya menunjukkan bandul huruf D yang ada di gelang itu.
Sesungguhnya aku masih bingung, tapi aku mulai mengerti secara tidak langsung Donghae ingin memperkenalkanku pada Ibunya, bukan lagi sebagai kekasihnya tetapi wanita yang di cintainya, dan gelang ini juga sebagai tanda aku adalah wanitanya. Sadar aku telah menjadi wanita yang dicintai Donghae membuatku tersipu malu. Setelah selesai membayarnya, pria itu berjalan ke arahku dengan senyum mengembang dan langsung merengkuhku ke dalam pelukannya, dia bahkan tidak menghiraukan tatapan mata karyawan dan pelanggan lain di toko ini. Karena malu aku menyembunyikan wajahku di dadanya dan sesekali menepuknya pelan berusaha menyadarkannya.
"Ini tempat umum cepat lepaskan aku." bisikku.
"Sebentar saja, aku masih belum percaya ini."
"Bisakah kita lakukan ini di mobil saja?" setelah mendengar pertanyaan yang ku lontarkan itu langsung di responnya dengan melepaskan tangannya yang memelukku dan beralih menarikku kembali ke dalam mobil. Seperti yang ku duga begitu kami masuk ke dalam mobil Donghae langsung kembali meraih tubuhku, memeluknya dengan erat selama beberapa menit. Setelah puas pria itu beralih menautkan bibirnya padaku, kami berciuman sampai kehabisan napas. Donghae tersenyum simpul dan mengacak rambutku pelan.
"Jangan pernah melepaskannya ya, jangan sampai hilang !" ucap Donghae sambil menepuk nepuk pelan tanganku.
"Ayo kita pulang."
"Jangan!" sergahku, aku mengenggam tangannya dan menggelengkan kepalaku. Ayah, jika Ayah tahu aku menemui Donghae aku yakin dia akan sangat marah. Dia belum tahu kejadian yang sebenarnya, jadi aku yakin jika saat ini Ayah melihatku bersama Donghae dia akan langsung naik darah. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya jika hal itu benar-benar terjadi. Melihat kekhawatiranku Donghae mengelus tanganku pelan, aku bisa membaca sorot matanya yang mengatakan padaku tidak apa-apa. Tetap saja meskipun Donghae mengatakan hal itu, aku tidak bisa membiarkannya habis di tangan Ayahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing Love ✔
FanfictionSera membutuhkan waktu yang lama untuk menata kehidupannya kembali, namun setelah tiga tahun lamanya akhirnya dia memutuskan tak membutuhkan pria lagi. Disisi lain dia harus melanjutkan keturunan keluarganya, desakan demi desakan yang dia terima me...