Seperti biasanya, kami duduk berdampingan sambil membaca buku pada suatu malam. Di kejauhan terdengar suara petir yang sangat keras dan hujan pun mulai turun. Disaat hujan turun seperti ini, tetesan air hujan akan mengalir di kaca yang memenuhi setengah dari dinding apartemen Donghae sehingga kaca itu itu akan terlihat seperti dinding air yang sangat indah. Donghae sengaja membuka sedikit kaca jendelanya sehingga suara air hujan masuk ke dalam apartemennya.
"Mau mendengarkan musik?" tanya Donghae
"Ada ballad tidak?
"Bagaimana kalau musik classic?"
"Baiklah!"
Donghae meletakkan bukunya, dia juga mengambil buku yang ada di tanganku dan meletakkannya juga. Lalu berjalan ke arah lemari kaca yang tidak jauh berada di hadapannya, menyalakan DVD player. Musik mengalun, dia melemparkan senyum manisnya lalu berlari ke arah dapur. Mengambil gelas kaca dan menuangkan aggur koleksinya.
"Kita minum?" ucapnya sambil mengangkat gelas kaca.
Aku mengangguk, lalu merentangkan tanganku ketika dia berjalan kembali ke tempat kami duduk. Setelah menaruh kedua gelas itu di atas meja dia langsung merengkuh tubuhku dan memeluknya dengan erat.
"Kenapa ya susah sekali mendengarmu memanggilku Oppa?"
"Eh?"
Donghae melepaskan pelukannya lalu duduk dengan nyaman di sampingku. Dia menekan remote yang terhubung dengan lampu, lalu meredupkan cahaya di ruangan itu sehingga suasana menjadi bertambah pas untuk mendengarkan lagu-lagu itu. Suara musik yang bercampur dengan suara hujan.
"Lagunya bagus!" ucapku sambil memejamkan mata, lalu menaruh kepalaku di pundak Donghae yang terlihat juga memejamkan matanya.
"Aku membelinya saat perjalanan bisnis di Paris."
"Bisa tidak berikan CD itu untukku! Hmmm... Oppa?" candaku.
"Aku tidak dengar, katakan sekali lagi?"
"Bisa tidak berikan ..."
"Bukan yang itu!"
Aku mengernyitkan dahi, lalu bangkit dan mentap Donghae dengan kesal.
"Aku tau maksudmu!"
"Coba katakan lagi, Oppa!"
Aku mengerutkan kening dengan perasaan sebal.
"Aku tidak mau!"
"Bawa saja saat kau pulang nanti!" mendengar jawaban Donghae aku sungguh antusias.
"Benarkah?"
"Aku tidak akan memintamu memanggilku Oppa, tapi ini tidak gratis!"
"Mau minta kecup lagi?"
Donghae tersenyum penuh arti lalu menunjuk pipi kirinya dengan telunjuknya.
"Disini!"
"Astaga~ sepertinya lelaki ini kurang kasih sayang!"
Aku mengecup pipinya cepat. Lalu tanpa disangka-sangka Donghae menarik kepalaku dan memangut bibirku.
"Berikan aku dua CD!" ucapku lantang setelah ciuman panas itu selesai.
"Harga satu CD itu sama dengan satu kecupan di pipi dan satu ciuman di bibir. Kalau mau satu lagi kalikan menjadi dua!"
"Yakkk!" aku berteriak lalu menepuk pundaknya pelan. Dia tertawa pelan. Lalu Donghae memegang wajahku dengan lembut.
"Kenapa kau mencintaiku?" tanyaku
"Tidak ada alasan!"
"Apa karena aku cantik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing Love ✔
Hayran KurguSera membutuhkan waktu yang lama untuk menata kehidupannya kembali, namun setelah tiga tahun lamanya akhirnya dia memutuskan tak membutuhkan pria lagi. Disisi lain dia harus melanjutkan keturunan keluarganya, desakan demi desakan yang dia terima me...