KL#1: TENTANG RASA
Saya pernah menggenggam kemudian terlepaskan, pernah merasa kemudian terhempaskan, pernah memulai kemudian terabaikan. Dan kini, terdiam kemudian tersakiti dalam-dalam. Saya pernah faham bahwa rasa adalah anugerah. Namun sekarang, saya faham bahwa tidak selamanya anugerah berjalan sesuai dengan stimulus yang ada.
Saya memilih diam, bukan berarti saya tidak berperasa. Saya diam, karena saya sadar bahwa kamu tidak akan bermetafora dengan begitu cepat. Jika bulan saja membutuhkan waktu 27,3 hari untuk berevolusi, saya cukup yakin bahwa kamu butuh lebih dari 27,3 hari untuk menumbuhkan rasa—atau bahkan kenyataan pahitnya adalah; kamu taakkan pernah bisa menumbuhkan setitik rasa untukku.
Sebutlah aku yang bodoh karena telah menumbuhkan setitik harapan, namun ini hanya tentang rasa; rasanya seperti menerbangkan beribu kupu-kupu yang menggelitik di perutku ketika aku bertemu kamu.
Rasanya, seperti ingin menggenggam erat jantung yang sudah berdebar tak karuan. Aku berani menyebutnya tentang rasa, karena aku tahu bahwasannya hanya aku yang merasa—tentunya kamu tidak, kamu tetap duduk manis ditempatmu bersamanya; perempuan yang sama sekali tidak aku kenal sebelumnya.
Tak kalah menggelitik, ketika aku menyadari bahwa aku memiliki rasa untukmu. Rasanya konyol, kamu yang dulu selalu ingin kusingkirkan. Kini menjadi satu manusia favoritku yang selalu ingin kulihat. Rasaku mungkin tak selogis logaritma, tak sejitu quadratic formula, dan tidak dapat dipastikan seperti ilmu sosial. Namun, kamu perlu tahu bahwa rasaku ada dan nyata, kamu hanya perlu merasakan tanpa perlu membalasnya.
Rasaku menyedihkan—pilu dan akan diterbangkan dengan mudah dikemudian hari, sedangkan rasamu kokoh; padanya tanpa ada seorangpun yang dapat mengganggu gugat. Biarlah saya merasa tanpa perlu terasa, biarlah kamu melihat tanpa perlu membalas. See u on top, love.
Seseorang yang selalu baik-baik saja,
P (11;52 p.m)
KAMU SEDANG MEMBACA
KIASAN LUKA [PROSA]
PoetryIni hanyalah sebuah prosa sederhana yang diangkat dari sebuah drama klasik bertema kebencian, dan dapat tersimpan rapi sebagai tulisan karena satu rasa ajaib bernama; perasaan. [isinya semacam sajak galau yang sedikit di modifikasi] © Copyright 201...