Chapter 5

589 40 6
                                    

"Om Leoooon," Cantika menyeru.

"Marwati, keponakan gueee," balas seseorang bernama Leon tersebut.

Keduanya heboh, saling berpelukan seperti Dora dan monyetnya.

"Gue kangen Om, tapi gue juga pengen ngeratain om."

"Eleuh- eleuh, Marwati. Panggil gue bro dong." Leon menepuk-nepuk puncak kepala Cantika dengan bibir yang di monyong-monyongkan beberapa senti kedepan, membuat aksen sok manis di wajah manusia bernama Leon itu.

"*Mbung! (*gak mau). Om Leon mau kemana?"

"Kuliah sambil pacaran. Ngapa? Mau ikut?"

"Emang Om punya pacar?" Cantika mencibir.

"Dih," Leonardo menautkan alisnya, lalu menepuk dadanya bangga.

"Jangan panggil gue Leonardo Anggara Prasetya kalau gue gak bisa bikin para wanita jatuh cinta sama gue."

"Kalau gitu lo bisa gak bikin gue jatuh cinta sama lo?!" tantang Cantika memajukan wajahnya hingga beberapa senti di depan Leon.

"Incest ya lo, setan!" Leonardo sontak sedikit nge-gas. Leon mendengus kesal, lalu meraup wajah Cantika dan mendorongnya menjauh.

"Ih ikut." Cantika mencak-mencak.

"Pa, Anak Cantik mau ikut Om Leon ngampus ya?" teriak Cantika meminta izin lalu berlari mendekat kearah Leonardo dan melingkarkan tangannya pada siku Leon.

"Heran mama sama anak kamu. Baru nyampe, belum salam sama Neneknya udah ngacir sama Omnya." Diyan menggelengkan kepalanya. Fyi, Leonardo dan Cantika memang sangat dekat. Bahkan keduanya tidak malu untuk bertukar cerita tentang pengalaman mereka dalam menakhlukkan hati pujaan mereka.

Dan yang kebetulan akhir-akhir ini sering diceritakan Leonardo adalah cewek sekampusnya yang katanya sekarang jadi pacarnya. Cantika sendiri tidak tahu. Bodoh amat sama Leonardo, Cantika sendiri aja belum punya pacar.

"Lo tunggu gue di kantin ya. Nanti gue masuk jam pertama aja, jam kedua nanti kita mabal." Leon berbisik kearah Cantika yang sedang nempel-nempel dibahunya.

"Mabal kemana? Nanti kalau Omah atau Papa tau gimana?" Cantika balas berbisik. Ia takut rencananya akan di dengar orang lain.

"Alah, *wios (gakpapa). Leon mah udah gede sekarang. Dulu gue kecil dipelintir Bapak lo patah. Sekarang kan gue udah gede. Nih, kalau lo gak percaya, lihat otot gue." Leonardo menunjukan lengan kanannya yang mulai berotot.

Disentuhnya lengan yang keras itu oleh Cantika. "Ah, sa ae lu adik Bambang." Cantika lalu mukul dada Leon yang ternyata keras juga.

Cantika jadi curiga. Jangan-jangan dibalik t-shirt Leon ada tumpukan batu batanya. Makanya badan Leon keras semua.

Setelah rencana busuk keduanya sudah disepakati, keduanya pun berpamitan kepada Oma, Kevin dan Asri.

🌼🌼

"Sayang," Tiba-tiba cewek yang tingginya kira-kira 10 centi lebih tinggi dari Cantika langsung berdiri dengan bersedekap dada dihadapan Cantika dan Leonardo.

"Om, dia sia--" Cantika melihat Leon dan cewek secara bergantian dengan tatapan bingung.

"Lo pokoknya tunggu gue disini. Gue gak lama kok. Dah ya, gue tinggal dulu." Leonardo mengecup puncak kepala Cantika, lalu mengusap lengan Cantika yang dirangkulnya itu dua kali. Setelah itu Leonardo melepasnya dan berjalan meninggalkan Cantika yang bingung dan cewek yang berdiri dihadapan Cantika tampak menghentakkan kakinya kesal.

My Dilemma [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang