Chapter 34

249 30 7
                                    

"ANJIRUN, GUE KESIANGAN MAMPUS." Cantika langsung melompat dari kasurnya. Ia melarikan diri ke kamar mandi, mencuci muka dan menggosok giginya, lalu mengambil seragam yang tergantung di dalam lemarinya.

"Done!" setelah Cantika sudah bersiap dengan sepatunya. Ia segera ngacir kebawah.

Oke, Cantika memang jorok, she admit it. Tapi sekolah tanpa mandi itu rasanya sesuatu loh. Coba deh.

Ia menyemprotkan parfum sebanyak-banyaknya untuk menyamarkan bau busuknya.

"Atuh anak Cantik teh mau jadi apa make parfum sebanyak itu?"

"Papa nggak perlu tau. Ayo berangkat sekarang." Cantika menarik lengan Kevin tanpa memikirkan bagaimana nasib kopi buatan nyai kanjeng mama Asri yang baru dicecap olehnya.

"Ma, Cantik berangkat dulu. Selamat pagi. Assalamu'alaikum." ucapnya terburu-buru tanpa spasi.

"Iya hati-hati." Asri menggelengkan kepalanya. Ia selalu dibuat takjub dengan kelakuan ajaib anaknya itu.

Perlu kalian tau, alasan Cantika berangkat cepat-cepat pagi ini adalah, agar Andreas tidak datang terlebih dahulu. Karna jika Andreas datang terlebih dahulu, tamat riwayat Cantika.

"Pa, papa anter sampai sini aja ya. Cantika masuknya lari aja. Love you loads." Cantika buru-buru membuka seatbelt nya, diikuti dengan pintu penumpangnya.

"Kamu teh kenapa atuh buru-buru?"

"Gak ada waktu, Pa." dan secepat mungkin Cantika berlari menuju kelasnya.

"Masih jam 6:15, masih ada 15 menit lagi. Santai jangan keburu-buru." Peringat Kevin. Cantika tidak lagi menjawab, ia langsung berlari secepat kilat menuju kelasnya.

Dan setelah punggung Cantika menghilang, Kevin baru ingat, ia belum memberikan Cantika uang saku.  Ia meneriaki nama Cantika berkali-kali, tapi Cantika menulikan pendengarannya.

,🌼🌼


Sesampainya di kelas Cantika dikejutkan dengan penampakan Andreas yang duduk di bangkunya dengan tatapan sangarnya.

Sebisa mungkin Cantika menahan napas nya yang masih tidak karuan seperti habis berlari marathon. Ia berjalan menunduk dengan santai seperti tidak melihat siapapun disana.

"Astaghfirullah, cogan." Cantika mengelus dadanya sok kaget.

"Bagus, lo dateng setelah gue dateng." 

Niat hati mau ngebecandain, eh yang diajak becanda malah melotot. Kan cantika ngeri ngeliatnya.

"Semalem lo ada ngapain aja? Kenapa chat gue gak di bales?"

Sebenarnya Cantika belum telat. Jam berbunyi pukul 07:00, sedangkan saat ini jam masih menunjukkan pukul 06:40. Bahkan sebagian teman Cantika masih banyak yang berlalu lalang di luar kelas.

"Kan semalem gue udah bilang sama lo, gue ngerjain tugas. Abis itu gue dinner. Terus baru gue tidur." Cantika menjelaskan.

"Dinner sama siapa? Sama cowok?" Tebak Andreas.

"Enggak, gue berani sumpah!" Cantika memberikan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.

"Gue gak suka dibohongin!" Andreas menghentakkan tangan Cantika kasar.

"Aduh sakit Andreas." Cantika menggigit bibir bawahnya agar tidak berteriak keras. Sumpah, ini lebih sakit daripada ngeliat mantan jalan sama temen.

Cantika tidak mengada-ada, inilah yang dilakukan Andreas kepadanya. Akhir-akhir ini memang Andreas suka main kekerasan dengan dirinya. Andreas selalu membuat masalah kecil menjadi besar.

My Dilemma [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang