Chapter 18

378 37 0
                                    

Cantika turun dari boncengan motor Brian. Ia melihat-lihat sekitar, lalu memberikan helmnya pada Brian.

"Kak, gue takut. Gue gak siap ketemu Kak Raja. Gue takut dijauhin Kak Ratu dan yang lain."

Brian tersenyum kecil. Ia mengusap pipi Cantika dua kali. "Gak usah takut. Kan ada gue disini yang." walaupun ragu, Cantika mengangguk.

"Yaudah gih sekarang gue anter ke kelas ya." tanpa menjawab, Cantika langsung menggandeng tangan Brian.

Sesampainya dikelas, Cantika langsung sadar. Cantika kan duduknya sebelahan sama Raja.

Aduh Gusti, bagaimana ini?

Masih dengan mulut yang membisu, dan telinga yang ditulikan  Cantika duduk di tempatnya.

"Baru dateng Can?" Ratu tersenyum lebar menyapa Cantika.

Hamdalah, apa yang ditakutkan Cantika tidak benar-benar terjadi. Setidaknya Cantika masih punya Ratu yang masih mau berbicara dengannya.

"Iya kak baru dateng." balas Cantika sembari tersenyum lebar.

"Ohhh, berangkat sama Brian?" Sejujurnya, Ratu agak sedikit kesal dengan kejadian yang menimpa Raja. Tapi bagaimana pun, Ratu harus tetap menjadi sahabat yang baik untuk Cantika.

"Iya kak. Sama Kak Brian." Kenapa Ratu harus membahas soal Brian? Tidakkah Ratu tau, Cantika sangat merasa bersalah dengan menerima Brian. Tapi bagaimana lagi? Cantika sayang Brian. Cantika juga sayang Raja. Cantika sudah menerima Brian, dan itu keputusan Cantika.

"Selamat ya. Gue denger-dengee kalian baru jadian. Ciee, tar lagi makan-makan dong." goda Ratu.

"M-makasih, Kak. Kakak bisa aja." Cantika tertawa kikuk.

"Ra, anter gue ke kantin kek bentar." Ratu dan Cantika menoleh bersamaan mendengar suara Raja.

"Ngapain?" Balas Ratu.

"Sarapan dulu! Lo kan belum sarapan." Raja tidak mendekat. Ia hanya berdiri menyandar pada pintu kelas, sembari menyedekapkan tangannya.

"Engga ah, Ja. Nanti aja, sekalian istirahat."

"Gak ada nanti-nanti. Nanti gue digorok Mama." Akhirnya Raja pun mendekat kearah Ratu.

Kebetulan Cantika duduk berhadapan dengan Ratu. Dan sekarang Raja berdiri di depan Ratu. Dan mengamit tangan Ratu, Tanpa melihat kearah Cantika.

Ingat! Untuk pertama kalinya Raja menganggap Cantika tidak ada.

"Cantika gak mau ikut kakak makan?" belum sempat Cantika menjawab, Raja sudah menggandeng Ratu menjauh dari sana.

Di kantin, Raja memakan Soto nya tanpa berkata-kata. Ratu yang melihat Raja tidak seperti biasanya pun mulai membuka suara.

"Lo ngejauhin Cantika ya?" dengan hati-hati Ratu bertanya.

"B aja." jawab Raja tanpa minat, sambil memasukan sesendok nasi kedalam mulutnya.

"Lo makan gih keburu dingin. Gak enak nanti." Raja menunjuk makanan Ratu dengan gerakan matanya. Sepertinya Raja tidak nyaman dengan pertanyaan Ratu. Ratu yang tau gelagat Raja pun memutuskan untuk menyudahi pembicaraannya.

"Iya, selamat makan." Ratu mengangguk pelan, dan mulai berkutat dengan Nasi Gorengnya.

Mereka berdua makan dalam keadaan hening beberapa saat.

Ratu merasa kurang puas dengan jawaban Raja, akhirnya ia kembali membuka suara.

"Ja, lo ketara banget kalau mau ngejauh dari Cantika."

My Dilemma [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang