Cantika enggan beranjak dari kasurnya. Jadilah ia hanya berbaring dan memainkan ponselnya.
"Can, Mama sama Papa mau pergi. Kamu berani gak di rumah sendiri?" tanya Asri sembari menyembulkan kepalanya dari balik pintu.
"Berani. Mama mau kemana?"
"Mau ke rumah Nenek. Kamu mau ikut gak?"
Cantika diam sebentar. Sebenarnya Cantika ingin ikut, dan bertemu dengan Leonardo untuk memperbaiki segalanya. Tapi Cantika belum siap, kalau nantinya respon Leonardo malah bukan seperti yang diharapkannya.
"Enggak deh, Ma. Next time aja. Cantika masih ngantuk, mau lanjut tidur sampai sore. Mama hati-hati ya dijalan."
"Yaudah. Kalau mau makan, lauknya udah diatas meja. Nanti panasin aja lagi."
"Oke. Duit jajan jangan lupa ya. Taruh di meja luar aja. Nanti Cantika ambil."
"Duit aja gak lupa kamu!" Asri lalu menutup pintu kamar Cantika.
Cantika tertawa kecil mendengar celotehan Asri. Gakpapa, Cantika ikhlas lahir batin, yang penting duit jajan lancar.
"Anak Cantik, Papa berangkat ya. Jaga diri." Kevin berpamitan.
"Iya, Papa. Baru juga Cantik mau berusaha merem." Cantika berucap kesal.
"Hehehe, iya maaf-maaf. Nanti mau dibawain apa?"
"Cogan satu, bungkus, *moal (gak mau) cerewet, moal tukang selingkuh, kudu *bageur (baik), *mawas (*kayak) Zayn Malik, udah."
"Eleuh-eleuh. Tuh Zayn suaminya Tita. Mau?" Cantika pun tertawa.
"Pa, bagi duit jajan dong." Cantika mengadahkan tangannya.
"*Ceuk Mama(*kata Mama) mah *nggeus (*udah) dikasih sama Mama."
"Lain cerita atuh bos." Cantika mulai menggerak-gerakan jemarinya.
Kevin menggeleng. Ia merogoh dompetnya dan memberikan Catika dua lembar uang seratus ribuan.
"Wiiih, *hatur nuhun (*terimakasih), Papa. Anak Cantik sayang banget sama Papa. Semoga Tuhan membalas kebaikan papa." Cantika tersenyum ceria.
Ya gimana gak ceria, orang Cantika lagi panen duit hehe.
"Yaudah sana papa berangkat. Nyetirnya hati-hati. Salam sama nenek." Kevin mencium puncak kepala putri kesayangannya, lalu pergi dari hadapan Cantika.
Sekepergian Kevin, Cantika kembali memainkan ponselnya. Ia membuka satu persatu aplikasi yang ada di ponselnya.
Dan tepat saat ia membuka aplikasi whatsappnya, Aldo mengirimi chat Cantika.
Cantika jadi terharu, pagi-pagi gini, Aldo udah chat aja. Terbaik emang si Aldo.
Aldo : Can, Sorry ya.. Gue gak sabar kalau harus nunggu lo bikin alis terus. Kita putus aja ya?
What the??!!!! Cantika yang tadinya tersenyum lebar seperti kodok terbang, kini mengaga lebar. Ternyata Aldo ngechat hanya untuk memutuskan hubungannya? Oke sip. Cantika mungkin harus sulam alis besok.
Cantika mengecek jam berapa Aldo mengirim pesan tersebut.
"Ooh, dua jam yang lalu." Batinnya.
But wait, jam berapa Aldo bangun jika di jam 07:00 AM dirinya sudah mengirimi pesan seperti itu kepada Cantika? Apa Aldo tidak tidur semalaman untuk menyusun kalimat putusnya?
Dengan jemarinya yang lincah, Cantika mulai mengetikkan sesuatu untuk membalas Aldo.
Cantika Jane : Yaahh Aldo, baru juga pacaran dua hari udah putus
Cantika Jane : Tapi yaudah deh gpp
Cantika Jane : Makasih ya sarannya
Cantika Jane : Mungkin gue emang kudu sulam alis
Cantika Jane : Biar pacar gue selanjutnya ga bosen nungguin gue ngalis.
Cantika Jane : Dadah Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dilemma [Re-Publish]
Teen FictionPernah gak sih kalian bingung sama perasaan kalian? Kalian itu suka sama si A, B, C, D, atau E. Kok kalau kalau kalian ngobrol sama si 'A' kalian happy dan nyaman. Terus si 'B' itu lucu dan selalu ada. Tapi ngelihat si 'C' punya cewek baru kok nyes...