Chapter 20

451 49 7
                                    

Cantika menggaruk kepalanya, ia sangat yakin dengan jawabannya, tapi mengapa jawaban Cantika masih tidak ada di option.

"Sebenernya ini yang goblok gue atau bukunya salah cetak sih?" Cantika menggerutu kesal. Ia kembali mencoba berbagai rumus yang pernah diajarkan oleh gurunya, tapi tetap saja Cantika tidak menemukan jawabannya.

Apa ini azab karena Cantika sering pacaran?

Akhirnya Cantika menyerah. Ia menutup bukunya dan membawanya keluar dari kamar.

"Mau kemana Can?" tanya Asri saat Cantika melewatinya begitu saja.

"Mau ke tempat Kak Raja. Siapa tau bisa bantu bikin PR." jawabnya.

Raja.

Satu nama yang kemudian Cantika sadari. Baru saja ia memanggil nama Raja? Seriously? Apa iya Cantika harus meminta bantuan Raja? Akankah Raja membantunya? Cantika tidak yakin Raja akan membantunya.

Tapi coba sajalah. Daripada Cantika harus dihukum hormat kearah tiang bendera dan menanggung malu di hadapan Brian dan spesies cogan yang ada di sekolahnya.

"Yaudah, baik-baik di rumah Raja. Jangan bikin Mama Seah naik darah." Peringat Asri.

"Iya."

Setelah itu barulah Cantika pergi kerumah Raja. Ia mengetok pintu rumah Raja dengan sopan. Untuk pertama kalinya, Cantika melakukan hal yang tidak biasa dilakukan oleh Cantika.

Oke, persetan dengan mengetuk pintu. Yang penting tugas Cantika selesai.

"Iya, tunggu ben----tar." Raja langsung diam tidak bersuara ketika pemandangan pertama yang ia dapatkan adalah Cantika yang berdiri dihadapannya.

"Kak Raja, Cantik mau---"

"Ra, ada temen lo." Raja tidak memberikan kesempatan Cantika menyelesaikan kalimatnya. Ia memotong begitu saja hingga ketika Ratu datang ia langsung pergi dari hadapan keduanya.

Ratu yang melihat saudara kembarnya bertingkah seperti itu jadi tidak enak hati.

"Masuk, Can." Ratu mempersilahkan Cantika.

"Makasih, Kak." Cantika tersenyum kecil lalu masuk. Seketika ia merasa hatinya sakit. Harusnya ia tau Raja tidak akan membantunya.

"Tumben kamu bawa buku?" Ratu mengalihkan, agar tidak terlalu awkward.

"Iya nih, Kak. Aku mau tanya rumus ini. Aku udah coba beberapa kali, tapi jawabannya tetep gak ketemu." Cantika menjelaskan.

Ratu coba memahami soal yang tertera di buku paket Cantika.

"Can, ini mah kakak gak bisa. Yang bisa Raja. Coba aku panggilin Raja dulu ya."

"Ja," teriak Ratu nyaring.

"Ehhhh,, gausah, Kak. Gausah." tahan Cantika agar Ratu tidak melanjutkan kalimatnya.

"Loh kenapa? Daripada tugas mu gak selesai. Lagipula Raja kan bisa. Kamu bisa minta bantuan sama Raja." Ratuja, Cantika, dan Austin memang satu kelas. Tugas Ratu, Raja, dan Austin sudah terlebih dulu dikumpulkan, karena Cantika yang lelet.

Sebenarnya bukan masalah bantuan atau apapun itu. Cantika hanya takut. Cantika takut apa yang Raja lakukan akan membuatnya sedih. Ia belum siap Raja menganggapnya tidak ada.

"Apa Ra?" sepertinya sia-sia Cantika menahan Ratu, sekarang Raja sudah berdiri rapi disamping kursi yang diduduki oleh Ratu.

"Tolong dong ajarin rumus ini dong."

"Sorry, Ra. Gue mau pergi. Austin udah nunggu." Raja tiba-tiba jadi cuek. Padahal ia tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Baru selangkah Raja jalan, Ratu memanggil Raja lagi.

My Dilemma [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang