Chapter 14

493 44 18
                                    

Tanpa aba-aba Daniel langsung melingkarkan tangan Cantika pada pinggangnya. Cantika yang kebaperan pun hanya iya-iya saja. Hari ini Cantika sangat senang, karna Daniel mengajak Cantika main ke rumahnya.

"Gimana tadi sekolahnya?" Tanya Daniel.

"Biasa aja, tadi jam terakhir matematika. Udah kayak mau gila gue." Cantika mengingat bahwa tugas terakhirnya tadi dia jawab ngasal.

"Lo tau gak, kemarin gue sengaja masukin Ular ke dalam tasnya Austin. Hahahaha, lucu ya."

Cantika merasa ada sesuatu yang aneh di dalam dirinya. Ia mengendurkan pegangannya pada Daniel dan memundurkan pantatnya sedikit dari jok motor Daniel.

"Jadi lo yang masukin Ular itu?"

"Iya. Gue masih sakit hati sama kata-katanya kemarin."

"Niel, bisa gak lo anterin gue pulang sekarang? Gue lupa, ada sesuatu yang harus gue kerjakan sekarang." Cantika mencari alasan.

"Kenapa, Can? Lo marah?"

"Gak." Jawab nya singkat.

"Gue tau, lo pasti lebih belain Austin daripada gue, pacar lo sendiri."

"Terserah lo deh, anterin gue balik pokoknya." Cantika sudah kehilangan moodnya. Ia tidak lagi ingin bermain dan bertemu Ibu Daniel.

"Can, Can, bilang aja lo lebih belain Austin."

"Daniel, gue gak bela siapa-siapa disini! Gue cuma gak suka cara lo yang kayak gitu. Apa lo tau, gimana ketakutannya Austin ngeliat ular itu? Lo sadar gak, sikap lo yang kayak gitu yang bikin Austin ngatain lo! Niel, kalau lo gak suka, seharusnya lo bilang kemarin sama Austin. Bukan gini!"

Entah mengapa Cantika jadi membela Austin. Apa karena Austin temannya? Atau karna Cantika---

"Se setan-setannya Austin dia gak pernah bikin gue sampai ketakutan. Dia selalu melindungi gue dari rasa takut gue. Dan lo ngusik ketakutan dia. Daniel, gue rasa hubungan kita cukup sampai sini. Kalau lo gak mau anter gue balik, turuin gue disini."

Benar, dibalik sifat Austin yang selalu membuatnya kesal, Austin masih melindunginya. Mungkin karena Austin sudah menganggap Cantika seperti Chilla. Lagipula, orang tua mereka sudah seperti saudara.

"Tapi Can, kan kita mau ketemu orang tua gue."

"Lupain soal pertemuan orang tua. Turunin gue sekarang juga."

🌼

"Gue harus minta maaf sama Austy." tekat Cantika. Ia sungguh merasa bersalah dengan kejadian Ular di dalam tas itu.

Bagaimanapun juga itu salah Daniel dan Cantika harus meminta maaf.

"Om Zayn, Austy mana?"

Baru saja Cantika membuka pintu rumah Austin, ia langsung dihadapkan dengan pemandangan indah seorang Zayn yang sedang sibuk dengan laptopnya.

"Di atas."

"Oke, Om. Cantika permisi, mau ke atas dulu." Cantika kembali meneruskan langkahnya hingga sampai pada tujuannya.

Baby finger, baby finger
where are you?
Here i am, here i am.
How do you do.

Samar-samar Cantika mendengar lantunan suara Austin. Pasti di dalam ada Chilla.

"Assalamu'alaikum, warga net." Cantika berucap riang sembari berputar dengan senyuman khasnya.

"Kalau masuk, ketok pintu dulu. Untung gue gak lagi naked, kalau iya beruntung lo memandang pemandangan yang sangat langkah." jawab Austin. Cantika yang mendengar itupun malu, ia segera mengalihkan topik,

My Dilemma [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang