End of story

281 29 19
                                    

"Ini waktu lo, ini kesempatan lo, kejar Marwa dan rebut kembali kebahagiaan lo. Perjuangin orang yang menurut lo pantes lo perjuangin." Austin menepuk pundak Raja.

🌼🌼


Satu bulan berlalu

Selama sebulan penuh Cantika tidak bisa untuk tidak menangis. Setiap kali ia mengingat bahwa ternyata apa yang dikatakan Ratu memang benar.

Nyatanya, sampai hari ini tidak ada satu orang pun yang datang kepadanya dan mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.

Cantika merasa, ia hanya tertidur selama 5 menit, tapi ketika ia kembali membuka matanya, ternyata langit sudah berubah menjadi gelap.

Ia menyibakkan gorden kamarnya. Menengok kearah bawah. Ia seperti melihat Raja duduk dengan seorang perempuan. Apa itu Dinah? Apa Dinah sudah kembali?

Dan Cantika kembali menangis.

Dadanya sesak, air matanya kembali meluruh.

Raja mencium seorang perempuan dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.

Inilah akhirnya.

Akhir dari semuanya.

Ia bahkan tidak pernah menduga hal ini akan terjadi padanya.

Tapi apa yang dilakukan Raja benar-benar membuat Cantika sakit, sesakit-sakitnya.

Dengan satu kali hentakan, Cantika kembali menutup horden kamarnya.

"Kak Raja bilang kalau gue satu-satunya. Terus kenapa dia tega ngelakuin ini sama gue?"

Bertepatan dengan itu, pintu kamar Cantika diketuk oleh seseorang hingga berulang kali.

"GAK NERIMA TAMU. BODO AMAT MAU LO AUSTIN, RAJA, ATAU SIAPAPUN LO, GUE GAK NERIMA TAMU."

"Ini aku." jawab seseorang di balik pintu dengan singkat.

Cantika terdiam beberapa saat. Itu seperti suara Raja.

Ia membuka knop pintu kamarnya. Dan--

"Kak Raja.." Raja tetap berdiri diposisinya dengan senyum tipis nya.

"Hai. Selamat ulang taun." Ucap Raja pelan namun tidak membuat senyuman itu hilang dadi bibirnya.

Cantika menunduk dalam. Raja masih mengingat kapan Cantika ulang tahun. Cantika kira, Raja akan melupakannya.

"Kok nangis?" Raja tertawa kecil.

Cantika maju selangkah bermaksud untuk memeluk raja.

Dengan sigap raja menahan cantika dan mundur satu langkah.

"Sorry." Raja kembali tersenyum kecil.

"Jangan pernah berpikir aku lupa kapan kamu ulang taun. Kamu memang nyakitin aku. Tapi aku gak setega itu buat ngelupain hari terpenting dalam hidup kamu. Aku pamit."

Cantika menahan tangan Raja, dan menggeleng kecil sebagai isyarat agar Raja tidak meninggalkannya.

Raja memberikan sebuah kertas berwarna merah dan berbentuk hati kepada Cantika.

"Buka nya nanti aja, pas aku udah pergi." Raja mengacak rambut Cantika, kemudian berlalu. Ia melangkahkan kakinya menjauh seiring dengan teriakan Cantika yang menahannya untuk tetap disini.

My Dilemma [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang