"Haaahhh, kenyaaaang," gumam Rivka sambil memasang seatbeltnya ceria. Rasanya kalau sudah makan enak, semua masalah dapat hilang sejenak.
Jungkook yang melihat tingkah gadis di sampingnya hanya tertawa. "Iyalah kenyang, orang makan sebakul begitu. Ayamnya dua masih pake beli burger. Duit gua tiris dah."
Rivka menyengir lalu mencolek pipi Jungkook yang sedang menghidupkan mobil. "Makasih ya, Kook. Makin ganteng ae lo gue liat-liat."
Disentuh tiba-tiba oleh Rivka sempat membuat Jungkook membeku selama beberapa detik tidak menyangka. Tetapi, buru-buru ia menyembunyikan tingkah saltingnya dengan tersenyum kecil. Stay cool, katanya.
"Emang ya, gebetan paling gak tau diri tuh elo doang. Udah nolak, pake morotin segala lagi. Mending makannya cantik, ini udah kayak busung lapar."
Kurang lengkap apalagi hinaannya? Mendengar paragraf yang baru saja lolos dari mulut Jungkook membuat Rivka mengerucutkan bibirnya sebal. Tapi dalam hatinya, dia sungguh tidak merasa tersinggung. Entah kenapa.
Coba Taehyung yang ngomong. Kalo nggak botak dia gua bikin. Batin Rivka mendadak.
"Bercanda gue," sambung Jungkook melirik Rivka beberapa kali. "Mau ke rumah gue nggak? Nonton dvd yuk."
"Ehhh, gua belom ijin Taehyung."
Jungkook tak langsung menjawab melainkan melirik Rivka beberapa kali. "Harus banget ijin dia?"
Rivka mendelik. "Yaiyalah! Emangnya yang diamukin begitu sampe rumah siapa? Gua!"
"Yaudah ijin lewat chat aja."
"Ntar dia marah."
"Gue yang ngomong sama Taehyung."
Rivka hendak kembali membantah ucapan Jungkook, tapi melihat wajah serius cowok itu dan keinginannya yang sungguh untuk bersamanya lebih lama membuat gadis itu terenyuh. Ahh, biarlah Taehyung mengamuk. Toh kakaknya itu tak akan tahan mendiamkannya bahkan sehari saja.
Selama perjalanan bahkan sampai mereka berdua duduk di sofa dan bersiap untuk menonton, Jungkook justru tak segan meladeni Rivka membicarakan soal Jimin. Bagaimana perasaan suka cewek itu terhadapnya, sampai perasaan itu berubah menjadi sebal detik ini. Padahal awalnya Rivka hanya sekadar mencari bahan obrolan, tetapi pria itu malah jadi lebih semangat.
"Ya kalo lo sayang Jimin, harusnya perjuangin di...kenapa kok liatin gue gitu banget?"
Rivka menghela napas bingung. "Lo suka sama gue gak sih, Kook, sebenernya?"
"Hah?" Tentu saja, ditanya mendadak begitu oleh gadis yang disukainya membuat Jungkook hampir tersedak udara saat bernafas barusan. Susah payah ia menjawab, "su-sukaaa."
Rivka tertawa hambar. "Nggak yakin banget kayaknya."
Kalau diingat-ingat, cowok ini tak pernah menyatakan perasaannya. Ya, tak pernah. Mereka memang dekat, tetapi rasanya semua terlalu abu-abu. Tidak jelas dekat dalam artian sepasang kekasih atau hanya sahabat yang dipertemukan karena Si Cowok adalah sahabat dekat kakaknya. Saat Jungkook memintanya berpacaranpun terkesan akibat tekanan yang Rivka inginkan.
Apa Rivka selama ini sudah terlalu agresif?
"Riv," panggil Jungkook membuyarkan isi hati Rivka. "Menurut lo... gua gimana?"
Rivka tampak berpikir sebelum dia menjawab ragu, "Elo ya? Hmm.. ganteng yang pasti. Kesannya bad boy cuek cuek hot gitu. Padahal mah baik. Baik banget. Nggak kayak Jimin yang banyak gaya. Lebih dewasa aja menurut gue. Trus--"
Ucapan Rivka terhenti ditengah jalan ketika gadis itu melihat Jungkook tertawa; terlihat tersipu. Demi Tuhan! Dimana Jungkook international playboy yang always stay cool itu pergi? Yang ia lihat kini justru kelinci manis dengan tingkah imutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
bangku • kth
Fanfiction❝let's call it... siblings with benefit.❞ in which kim taehyung is being desperately in love with his own sis. highest rank; #273 fanfiction -randomly privated- written in Bahasa. amazing cover by shameron copyright 2017 by danylum ft. -candytuft