26

2.2K 311 62
                                    

Cukup lama, namun hanya menempel tanpa lumatan. Jungkook memberi kesempatan untuk Rivka menyadarinya.

Benar saja. Rivka segera menjauhkan tubuhnya dengan mata gadis itu yang membulat sempurna.

"GILA LU YAA?? FIRST KISS GUE, SETAN! GAK WARAS LU, ANJING."

Jungkook tertawa geli. "Emang gua nggak waras. Mau lagi?"

"Seneng lo rebut ciuman pertama gue?" sarkas Rivka mendengus kesal.

Pertanyaan retorika itu disambut tawa gemas dari Jungkook. Mengetahui bahwa dirinya-lah yang menjadi ciuman pertama sekaligus pacar pertama Kim Rivka di umurnya yang 16 ini membuat Jungkook luar biasa bahagia. Perutnya geli seperti ingin terbang. Oh astaga, Jungkook sudah menyukai Rivka terlalu jauh.

"Ya, lo kan pacar gue. Wajar dong? Kok marah?" goda Jungkook mengulum senyumnya. Ia tak peduli lagi kalau Rivka kemungkinan tidak akan mengingat malam ini karena pengaruh alkohol.

Jungkook sangat ingin menunjukkan rasa cintanya. Entah bagaimanapun caranya.

"Nanti kalo Taeh--" Rivka membekap mulutnya sendiri sambil menatap Jungkook polos. "Ga jadi ngomong Taehyung kok! Jangan bentak Rivka lagi..."

Senyum bahagia Jungkook memudar perlahan, menjadi garis lengkung tipis. Ia mengacak rambut Rivka sayang. "Tau kok. Dah yuk, pulang."

Jungkook bergegas mengambil tas yang mirip tas tukang yakult itu. Entah kenapa tren para lelaki belakangan ini sangat aneh.

Rivka berdecak pelan. "Taehyung sensian sama Jungkook, Jungkook juga sensian sama Taehyung. Pusing gua pusing."

"Ikut gak? Capek gue dengerin lo nyelotehin Taehyung mulu."

Rivka duduk lagi di pinggir kasur dan mendongak untuk menatap Jungkook meski samar-samar.

"Rivka sini aja. Jungkook mau pulang? Yaudah, dadaaaaah, hati-hati di jalan, jangan nyasar ke Bandung!" Gadis itu melambaikan tangannya tak beraturan.

Mata Jungkook berputar jengah. Ia merogoh kantung jeansnya untuk mencari ponsel di sana. Begitu dapat, jarinya bergerak lancar untuk menelepon Taehyung. Biarlah cowok itu menampolnya nanti, yang penting gadis ini harus sampai di rumah dengan selamat.

Selesainya, Jungkook menaruh ponselnya sambil melirik Rivka. "Gue tungguin sampe abang lo dateng."

Kim Rivka's POV

Yaelah Juki segala nelepon si Bangsat, males banget dah gua.

Eh woi, mabu' mabu' enak juga, cui! Badan gua enteng banget ini sekarang, rasanya kalo nge-dance kayak orang-orang tadi seru juga. Cobain kali ya? Biar kerasa entengnya.

Gue berdiri aja tanpa memperdulikan Jungkook yang ngeliatin gue. "Gua mau nyari cogan dulu buat gua ajak ke Bandung. Dadaaah!"

Langsung aja gue jalan cepet, kabur dari sana. Mata gue yang udah berat pisan ini ngeliatin lantai dance yang rame plus keliatan hajep itu. Keburu Jungkook ngejar, gue meliukkan tubuh gue di antara orang-orang di sana dan mulai ikut nari.

Beh, mahal-mahal DWP, sini juga kane.

Kenapa gue selama ini menyia-nyiakan masa muda gue sih?! Daripada mikirin nilai gue yang nyaris-KKM-aja-syukur itu, mendingan gue ngerasa hidup kayak gini.

Lagi asik-asiknya ngikutin dentuman musik, tiba-tiba ada cowok yang mepet-mepet ke gua. Sokab banget, anjir.

"Sendirian aja lo?"

Tadinya gua mau najis-najisin tuh. Gua pengen katain 'muka macem bekantan dufan aja sok deketin gwa', eh pas gua perjelas pandangan gua... taunya ganteng juga, brai.

bangku • kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang