epilog

2.2K 283 122
                                    

iya gua tau. kaga ada prolog tp ada epilog.

itu lagu 5sos yg baru cocok bgt liriknya buat epilog ini HHHH

btw knp sih taehyung dihina mulu:(




13 bulan kemudian...

Syukurlah, pagi menjelang siang kali ini begitu cerah. Meski sejak diumumkannya perpisahan sekolah akan terselenggara di kota Bandung--tempat seseorang yang Rivka cintai menuntut ilmu--gadis itu merasa gelisah, hari ini Rivka berusaha untuk menikmati liburan terakhirnya bersama teman-teman angkatannya.

Tentu saja, bagaimanapun Rivka sedikit berharap untuk bertemu dengan Taehyung. Meski demikian, sejujurnya hati Rivka belum siap. Lukanya belum sembuh. Perasaan kecewa karena lagi-lagi diingkari janjinya itu belum hilang.

Tapi lihatlah, Rivka berhasil tersenyum kecil menyaksikan teman-temannya saling menjahili di kebun stroberi terkenal di kota Bandung.

Yah, lagipula kota ini luas. Sejak setahun lalu Taehyung pergi tanpa pamit, mereka tak pernah berhubungan lagi, apalagi bertemu. Lucu, padahal mereka saudara. Kalau saja keluarga mereka adalah keluarga yang selalu menjaga kekerabatan dengan saudara lain, kemungkinan mereka akan bertemu pada acara keluarga besar.

"Ngelamun aja lu! Ayo bantuin gua nyabutin stroberinya," ucap Mingyu menyadarkan Rivka.

Cowok itu menundukkan tubuh menjulang tingginya agar dapat melihat stroberi mana yang harus ia petik.

Rivka lagi-lagi tersenyum memperhatikan sahabat ini--yang selama ini selalu ada untuknya kala Yoongi sibuk kuliah.

"Jangan cabut yang ijo, goblok. Udah bayar mahal-mahal." Rivka menoyor kepala Mingyu sebal melihat cowok itu tak juga belajar dalam memetik stroberi yang bagus. "Ntar kalo asem gimana? Rugi dah."

Mingyu mengelus bagian kepalanya yang Rivka toyor dan mendengus. "Stroberi dimana-mana emang asem."

"Kan, kalo dibilangin kan, ada aja jawabannya!"

"Iya-iya, bawel! Kayak nyokap gua aja lu ngomongnya."

Mingyu menegakkan badan lalu meregangkannya agar lebih rileks. Setelahnya ia kembali melihat keranjang yang sudah kita isi sejak tadi.

"Udah cukup nih kayaknya. Sepakat dijus kan?" tanya Mingyu sekali lagi. Sebenarnya bukan bertanya, melainkan mengejek.

Rivka ingin memakan stroberi itu langsung sedangkan Mingyu memaksa ingin dijus. Entah kenapa. Padahal Rivka sudah membiarkan Mingyu dengan jusnya dan dirinya dengan stroberi segar yang digigit langsung. Tetapi cowok itu bersiteguh supaya Rivka ikut dengan pilihannya. Kalau tidak, Mingyu pasti akan merajuk seperti anak kecil sampai mereka kembali ke Jakarta.

Tak jelas memang pertemanan mereka.

Mereka berdua telah sampai pada salah satu stand jus yang paling sepi. Di sana Rivka dapat melihat mas-mas bertopi yang membelakangi mereka.

"Mas, ini di jus ya buat dua orang. Yang satu gulanya dikit aja. Nah yang satu lagi buat temen saya bebas mau diapain aja, masukin daon-daonnya ato setangkai-tangkainya juga gapapa." Rivka terkekeh sendiri dengan ucapan panjang lebarnya barusan.

Hanya beberapa detik.

Karena setelah Mas-mas itu menoleh, adrenalinnya meningkat begitu cepat. Mulutnya otomatis terbuka dan mata beningnya melebar tak percaya dengan sosok yang dilihatnya.

Gak mungkin.

"Masa cogan gini dikira tukang jus?"

Tubuh Rivka benar-benar membeku sepenuhnya. Suara itu masih terdengar sama, parasnyapun tak berbeda. Hanya... dadanya yang semakin membidang dengan lengan yang tampak lebih kokoh.

bangku • kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang