"HUAAAAAA, NGGAK MAU PUTUS SAMA JUNGKOOK, TET! DIA TERLALU GANTENG BUAT JADI MANTAN."
Kalau kemarin Rivka yang harus menahan sabar menunggu Taehyung belajar, kali ini cowok itu merasakan pembalasannya. Dia harus rela menerima tabokan demi tabokan yang dilampiaskan oleh Rivka karena baru saja patah hati. Apalagi dengan posisi Taehyung yang tiduran di sofa dengan Rivka yang duduk di lantai depannya membuat cewek itu lebih mudah untuk memberantaki wajah kakaknya.
Sialan, Jungkook. Taehyung mengerang dalam hati.
Entah apa yang mengganggu gadis itu, meskipun Rivka tak sepenuhnya mencintai Jungkook sebagai pacar, Rivka merasa seperti kehilangan sesuatu yang begitu berat. Perasaan bersalah mungkin? Rivka sendiri tak begitu yakin, apalagi Taehyung.
"Yaudah sana minta balikan!" suruh Taehyung dengan enaknya. Dia pun sudah bingung bagaimana harus bereaksi. "Dia mutusin lo karna gue kan? Bilang, toh akhirnya gue sama lo nggak bakal bisa bareng-bareng."
Rivka diam tak berkutik seketika. Kalimat Taehyung barusan diucapnya terlalu santai, padahal mengandung makna yang bisa menikam hati Rivka jika gadis itu menelaah maksudnya.
"At least, lo udah janji nggak bakal kemana-mana, sih." Gadis itu berubah menatap kakaknya dengan penuh ketegasan.
Taehyung tertegun akan apa yang ia bicarakan sebelumnya. Lalu kemudian, cowok itu berdecak pelan dan menoleh untuk menatap Rivka lembut. "Lo udah gede juga sih, sekali-kali gua lepas bakal kuliah bisa lah."
"Apa-apaan?!" Pekikan Rivka langsung menggelegar. "Biar lo sama Irene nggak bisa gue pantau? Hah?"
Ya namanya juga cewek, sukanya suuzon.
"Apa sih, kok jadi dia?"
Rivka melengoskan kepalanya tak mau menatap Taehyung. Ia tahu selama ini Irene dan kakaknya sering bertukar cerita melalui chat, dan hal itu tentu membuat Rivka cemburu. Membayangkan bagaimana mereka kalau di kelas selalu berhasil membuatnya semakin kepanasan sendiri.
"Itu chat dari pacarnya dibales aja dulu, kasian," sindir Rivka melirik layar ponsel Taehyung yang menyala terang tanpa suara. Tuh! Bahkan ponselnya sengaja di silent!
Taehyung terkekeh sejenak sebelum menarik bahu gadis itu, memaksa Rivka melihatnya mengangkat alis sambil berkata, "Emang lo chat apa? Kok sebelahan gini pake chat segala?"
"Idih, bukan gue. Itu si Irene."
Jari Taehyung tak kuasa untuk tidak menyubit pipi Rivka gemas.
"Pacar aku perasaan kamu doang, deh?"
Yaudah.
Kalo Tahyung udah ngerdus gini, gue bisa apa?
"Bacot."
Taehyung menyubit ujung hidung Rivka gemas sambil terkekeh geli. Meski menyebalkan, gadisnya ini tampak begitu lucu di mata Taehyung.
"Dek," panggil Taehyung.
"Apa? Gue masih mar--"
"Sini dong, naik."
3 detik..
7 detik..
10 detik..
Mata Rivka akhirnya membulat sempurna mengetahui maksud ucapan Taehyung yang menepuk-nepuk pahanya dengan raut--sok--nakal.
"Mesum banget lo!" teriaknya berusaha menutupi wajah yang sudah memerah.
Taehyung semakin gencar tertawa. Tak tahan, dia meraih kepala adiknya itu dan memeluknya erat. Dikecupnya puncak kepala Rivka sebelum Taehyung menghirup wangi sampo kesukaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
bangku • kth
Fanfiction❝let's call it... siblings with benefit.❞ in which kim taehyung is being desperately in love with his own sis. highest rank; #273 fanfiction -randomly privated- written in Bahasa. amazing cover by shameron copyright 2017 by danylum ft. -candytuft