"Apa kau ingin membunuhku?!" ujar Aubree memegang dahinya yang terbentur.
"Apa maksudmu, kau ingin berpacaran?!" tanya Suga mengalihkan pembicaraan.
"Aku-- aku hanya meminta izinmu. Kalau kau tidak mengizinkanku. Aku juga tidak akan melakukannya".
Suga kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan standar. Sejak mendengar ucapan Aubree, Suga hanya diam ia tidak lagi berbicara.
Bahkan sampai rumahpun Suga tetap diam.
"Vernon?" panggil Aubree, tapi Suga masih tetap diam.
"Apa aku salah bicara?" tanya Aubree lagi, Suga masih tetap diam.
Aubree mengikuti Suga dari belakang. Mereka berduapun menghiraukan panggilan dari maminya.
Sampai di depan kamar Suga, Aubree masih berbicara sendiri dan memanggil Suga terus menerus.
"Aku akan tidur, berhenti mengikutiku!" ujar Suga dan menutup pintu kamarnya.
"Apa aku salah bicara?" gumam Aubree yang masih berdiri di depan pintu kamar Suga.
-----
Malam ini Suga tidak melakukan apapun. Ia hanya bersantai di ranjangnya. Entah apa yang mengusai pikirannya sekarang ini.
"Vernon?" panggil Aubree dan masuk ke dalam kamar Suga, karena pintu kamar Suga tidak terkunci jadi Aubree langsung masuk.
Suga hanya melihat sekilas Aubree dan kembali menatap langit-langit kamarnya.
"Apa kau ada masalah?" tanya Aubree dan ikut tidur di samping Suga.
"Tidak ada!" jawab Suga.
"Apa kau marah denganku?".
"Tidak".
"Lalu kenapa sikapmu tiba-tiba berubah denganku?".
"Memang siapa pria yang menyukaimu" tanya Suga, beralih posisi menjadi duduk dan menatap Aubree.
Aubree mengikuti Suga dan duduk menghadap Suga.
"Temanku, dia satu kelas denganku".
"Kau yakin dia menyukaimu?."
"Tentu".
"Bagaimana kalau dia melukaimu?".
"Dia tidak mungkin melukaiku, karena kau yang akan melindungiku" ujar Aubree tersenyum.
"Percaya diri sekali kau?!".
"Lagipula kau tidak akan bisa melihatku terluka bukan?".
"Tidak! itu hanya perasaanmu saja".
"Jadi kau lebih suka melihatku menderita?!" kesal Aubree.
"Aku tidak mengatakan itu" ujar Suga dan beranjak keluar dari kamarnya.
"Hei mau kemana kau!"
"Kenapa? kau mau mengikutiku lagi?" tanya Suga yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya.
"Apa aku menganggumu?".
"Jelas sekali Aubree, kau selalu mengikutiku kemanapun".
"Baiklah kalau begitu. Jangan cari aku jika kau merindukanku".
"Tidak akan!" jawab Suga dan meninggalkan Aubree.
"Ah apa yang kukatakan? jelas sekali Vernon tidak akan merindukanku. Kau memang bodoh Aubree".
Suga beranjak menuju gudang yang ada dirumahnya. Dengan tangan yang gemetar dan kebraniannya, Suga membuka pintu gudang tersebut.
Terlihat sebuah piano yang sudah usang. Sangat kotor. Sudah sangat lama Suga tidak memainkannya.
Terakhir ia memainkannya waktu berumur 4 tahun.
Ada sebuah hal yang membuatnya membenci piano. Padahal dulu Suga sangat menyukai piano.
Piano sudah menjadi bagian dari hidupnya. Suara merdu yang dihasilakan piano sangat membuatnya damai.
Perlahan Suga mulai mendekat pada piano tersebut. Membersihkan debu-debu yang ada di piano tersebut.
Suga mulai menekan tuts demi tuts pianonya. Memainkan instrumen lagu yang akan ia mainkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next or not?
Thanks yang udah read vote & comment.
Jangan lupa tinggalin jejak guys 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Suga
Teen Fiction-Kau masalaluku! bagiku hal yang sudah terjadi, tidak akan aku ulang kembali. Pergilah tidak ada gunanya kau kembali padaku, aku sudah tidak menganggapmu ada!- Suga. Bagaimanapun juga masalalu akan tetap menjadi masa silam yang tidak akan kembali. S...