22

22 2 0
                                    

Sudah pukul 20:30 dan Aubree terbangun dari tidurnya. Ia melihat disampingnya, Suga sangat nyenyak tidurnya.

Aubree tidak henti-hentinya memikirkan Brayden. Ia sedikit merasa bersalah karena tidak mau menemui Brayden tadi.

"Aishh.. Kenapa kau minta makan saat dalam keadaan seperti ini?!!" gerutu Aubree saat perutya merasa lapar.

Tidak ada makanan dirumah. Mami dan papinya tidak ada di rumah, sementara Suga? tidak akan mungkin bisa membangunkan Suga dalam keadaan seperti ini.

Mau tidak mau, Aubree keluar menuju mini market yang ada di depan komplek. Jarak mini market dari rumah Aubree cukup dekat, jadi ia memilih berjalan kaki.

Ditengah perjalanan alas kaki yang dipakai Aubree putus. Otomatis ia melepasnya dan tidak memakai alas kaki apapun.

"Kenapa kau harus putus? lihat? kau membiarkan kakiku terluka sekarang!" gerutu Aubree.

Jalanan komplek sangat sepi, beruntungnya jalannya tidak gelap.

"Sedang apa dia disini?" gumam Aubree saat melihat Brayden tengah duduk didepan mini market.

Baru Aubree ingin menghampiri Brayden, namun Avena sudah datang duluan dan membawa 2 gelas kopi.

"Mengapa Avena juga disini? apa tadi Brayden datang bersama Avena?".

'Harus seberapa jauh lagi Rey? berapa jauh lagi kamu mau melukaiku? baru saja aku mau memaafkanmu' batin Aubree.

Mereka terlihat sangat bahagia, mungkin orang-orang akan mengira kalau mereka adalah sepasang kekasih.

Avenapun terlihat sangat menikmati waktunya bersama dengan Brayden.

Aubree masih mengawasi mereka berdua dari jauh. Entah mengapa kakinya terpaku dan ingin tetap melihat kemesraan Brayden dan Avena.

Hatinya kembali terluka, air matanya kembali menetes. Entah apa maksut Brayden. Disatu sisi ia bilang mencintai Aubree tapi disisi lain Brayden lebih banyak menghabiskan waktu bersama Avena.

Tanpa Aubree sadari, Brayden tengah beranjak mendekati Aubree.

"Aubree?" panggil Brayden pelan. Aubree tersadar dari lamunannya dan Brayden sudah berada didepannya bersama Avena.

"Kamu ngapain berdiri disini? mau ke mini market?" tanya Brayden. Aubree tidak menjawab, ia hanya menatap Brayden sekilas dan beranjak pergi dari tempat itu.

"Bee?" panggil Brayden mencekal tangan Aubree.

"Apa!!" sentak Aubree.

"Aku minta maaf. Kemarin itu Avena sakit, dan yang kamu lihat ini aku tidak sengaja bertemu dengan Avena" jelas Brayden.

Aubree melirik sekilas Avena. Avena hanya tersenyum mengejek pada Aubree.

"Rey? kapan kamu mau mengerti perasaanku? kapan kamu berhenti bertemu dengan wanita ini?!" ujar Aubree menunjuk Avena.

"Aku tidak bermaksud melukai perasaanmu Bee?".

"Kamu tidak pernah mengerti, bagaimana sakitnya aku waktu aku liat kamu sama perempuan lain Rey".

"Maaf" ujar Brayden lirih.

"Aku lelah Rey. Kamu pilih berhenti bertemu dengan wanita ini atau hubungan kita berhenti detik ini juga?!".

"Tapi--" ujar Brayden terpotong.

"Cukup!! aku anggap kamu lebih memilih wanita ini dan mengakhiri hubungan kita. Jika kamu benar mencintaiku, aku yakin kamu pasti akan memilihku tanpa berfikir. Tapi aku salah, kau bahkan masih perlu berfikir untuk memilih antara aku dan wanita ini Rey. Maaf. Mungkin rasa cintaku akan tetap ada, tapi kuharap kamu akan menolakku saat aku menginginkan kamu kembali. Terimakasih untuk semuanya" ujar Aubre final.

"Bee?!! Bee tunggu!!!" teriak Brayden mengejar Aubree saat Aubree berlari meninggalkan Brayden.

Brayden merasa sangat bodoh. Mengapa ia tidak menyadari bahwa Aubree sangat mencintainya, sementara Brayden? apa yang ia lakukan. Bukannya membuat Aubree bahagia, justru ia membuat Aubree terluka.

"Kak?" ujar Aubree saat ia menabrak seorang pria yang sangat ia kenal. Sontak Aubree langsung memeluk pria itu.

"Hey? ada apa? mengapa kau menangis?" tanya pria itu.

"Kak Jimin" ujar Aubree terisak.

"Iya? apa yang kau lakukan disini? dan ini sudah malam" tanya pria itu yang ternyata teman baik Suga.

"Hey!!! dimana alas kakimu? duduklah, apa kakimu terluka?" ujar Jimin melepas pelukan Aubree dan menyuruhnya duduk.

Aubree hanya menunduk dan masih menangis.

"Lihatlah? ada kaca yang menancap di kakimu. Apa tidak sakit? dan dimana kakakmu?" tanya Jimin.

"Kak antar aku pulang" mohon Aubree.

"Baiklah" jawab Jimin.

Jimin mendekat dan menggendong Aubree dengan Bridal style. Aubree tidak menolak, justru ia melingkarkan tangannya di leher Jimin dan membenamkan wajahnya di dada bidang Jimin.

"Apa Suga tidak tahu kalau kau keluar?" tanya Jimin pelan. Di sela-sela perjalanan menuju rumah Aubree.

"Suga tidak akan mungkin tega membiarkanmu sendiri, aku tau dia" lanjut Jimin.

"Kak?" panggil Aubree mendongak.

"Hmm?" tanya Jimin menghentikan langkahnya dan menatap Aubree.

"Aku bisa jalan sendiri, aku baik-baik saja kak" ujar Aubree.

"Tidak. Kakimu akan semakin terluka nanti" jawab Jimin dan melanjutkan jalannya.

"Kak?" panggil Aubree lagi.

"Aku tidak akan menurunkanmu gadis nakal" ujar Jimin.

"Apa aku nakal?" tanya Aubree mulai tenang.

"Iya. Kau sangat nakal, kau tidak pernah menurut perintahku" jelas Jimin.

"Kita sampai! apa pintunya terkunci?" tanya Jimin setelah sampai didepan pintu.

"Tidak. Dorong saja" ujar Aubree.

Jimin mendorong pintu rumah Aubree dan masuk kedalam. Jimin mendudukkan Aubree di ruang tamu.

"Dimana tempat P3K?".

"Ada di dapur" jawab Aubree.

Jimin segera beranjak di dapur mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Aubree.

"Yaa!!! apa yang kau lakukan disini? bagaimana kau bisa masuk?!" ujar Suga terkejut, saat ia melihat Jimin masuk di dapur.

Suga memang terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil minum. Saat ia menyadari Aubree tidak ada disampingnya ia pikir Aubree pergi ke kamar mandi.

***
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Thank you for readers ❤
Jangan lupa Vote dan sarannya ya? 😍

SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang