17

37 6 1
                                    

"Kalian lama sekali. Apa yang kalian bicarakan?" tanya Carri setelah melihat putra dan putrinya tiba di ruang tamu.

"Tidak ada" jawab Aubree.

"Vernon? kau baik-baik saja? Jimin sudah ceritakan semuanya tadi" ujar Carri melihat luka Suga.

"Aku baik mami. Jangan khawatir" ujar Suga.

"Baiklah. Kamu belum sarapan kan?".

"Belum".

"Kita sarapan dulu. Brainley? ikutlah sarapan dengan aunty".

"Baik aunty".

"Papi kemana?" tanya Suga.

"Papi ada rapat mendadak" jawab Carri.

"Dan Jimin?" tanya Suga lagi.

"Jimin ada di kamarmu".

"Anak itu memang sangat tidak sopan" gumam Suga.

Setelah selesai sarapan mereka berkumpul di ruang keluarga. Tepatnya hanya Suga, Aubree dan Brainley yang ada di ruang keluarga.

Sedangkan Carri mami Suga dan Aubree tengah membuat kue. Jimin masih berada di kamar Suga, entah apa yang ia lakukan disana.

"Vernon? aku akan keluar dengan temanku" ujar Aubree meminta izin pada Suga.

"Temanmu yang mana? Ansley?" tanya Suga.

"Bukan" jawab Aubree.

"Jangan bilang, kalau teman pria mu yang kamu ceritakan itu?" tanya Suga memastikan.

Aubree mengangguk menanggapi ucapan Suga.

"Tidak! kau tidak boleh keluar dengan pria itu!" tegas Suga.

"Kenapa tidak boleh?" tanya Aubree.

"Jika terjadi sesuatu denganmu siapa yang akan tanggung jawab?" tanya Suga.

"Lebih baik aku pulang, kita bicara nanti. Sebelum oppaku datang kemari" sahut Brainley menghentikan perdebatan Suga dan Aubree.

"Oppa? hyung ikut ke indonesia?" tanya Suga.

"Iya. Aku pulang duluan, sampaikan salamku pada aunty" ucap Brainley dan beranjak keluar.

"Sepertinya gadis itu menyukaimu? apa kau juga menyukainya?" tanya Aubree setelah Brainley pergi.

"Kau tidak jadi pergi?" tanya Suga mengalihkan pembicaraan.

"Apa boleh?" tanya Aubree tersenyum.

"Aku akan mengantarmu" ujar Suga.

"Baiklah. Aku akan bersiap".

Aubree dan Suga beranjak menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Suga membuka pintu kamarnya, detik berikutnya Suga terkejut melihat kamarnya sangat berantakan. Dan Jimin tertidur diranjang Suga dengan sangat pulas.

"Anak ini benar-benar!!" kesal Suga.

Suga bersiap untuk mengantar adiknya bertemu dengan temannya. Setelah selesai, Suga mendapat sebuah ide untuk mengerjai Jimin.

Suga keluar dari kamarnya dan mengunci pintu kamar dari luar. Tak lama kemudian Aubree keluar dari kamarnya.

"Kenapa dikunci?" tanya Aubree heran.

"Biar tidak ada yang bisa masuk" jawab Suga.

Tanpa curiga, Aubree mengangguk menanggapi ucapan Suga.

Sampai di depan pintu, ternyata Brayden sudah berada di depan rumah mereka.

"Cepat sekali kau tiba?" tanya Aubree.

"Bukankah kemarin aku bilang akan menjemputmu?" ujar Brayden.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" sahut Suga.

"Sepertinya belum. Dan ini pertama kalinya kita bertemu" jawab Brayden.

"Ada apa?" tanya Aubree pada Suga.

"Tidak ada".

"Boleh aku membawa adikmu keluar?" izin Brayden pada Suga.

"Tentu. Tapi jaga adikku baik-baik, jangan sampai dia terluka. Kalau adikku kenapa-napa nyawamu taruhannya!" peringat Suga.

"Apa yang kau katakan bodoh! kau membuatnya takut" kesal Aubree.

"Baiklah aku akan menjaga adikmu dengan baik" ujar Brayden tersenyum.

"Aku juga akan keluar sebentar" ujar Suga pada Aubree.

"Kemana? bertemu gadis tadi?" tanya Aubree.

"Hmm".

"Awas saja kalau kau macam-macam!" peringat Aubree.

"Sudah, pergi sana!!" usir Suga.

Setelah Aubree dan Brayden pergi. Sugapun keluar dengan mobil Jimin, ia akan bertemu dengan Brainley.

Sebelum keluar dari kamar, Suga sempat mengambil ponsel Jimin untuk mengabari Brainley. Suga hafal betul nomor telepon Brainley, jadi ia tidak akan susah untuk mengabari Brainley.

15 menit Suga mengendarai mobil Jimin, ia telah sampai di cafe tempat ia bertemu dengan Brainley.

"Kau sudah lama?" tanya Suga saat ia melihat Brainley sudah ada di cafe tersebut.

"Tidak, aku baru tiba" jawab Brainley tersenyum.

"Kau sudah pesan makanan?" tanya Suga.

"Sudah, tunggu saja. Apa kau lapar?".

"Tidak".

"Apa kabar?".

"Seperti yang kau lihat. Apa kau bisa bercerita sekarang?".

"Baiklah"

-----

Disis lain Jimin baru terbangun dari tidurnya. Dan ia baru sadar, ia tengah berada di kamar Suga.

"Aigo!! jika Suga tau kamarnya aku rusak. Aku pasti dibunuh olehnya. Aku pulang saja" gumam Jimin.

Jimin beranjak dari kasurnya dan hendak keluar, tapi sayang pintunya terkunci. Jimin mulai mencari ponselnya, tapi nihil. Ponselnya tidak ada.

Jimin yakin Suga pasti sudah tau keadaan kamarnya. Dan ia sengaja mengunci Jimin di kamarnya.

"Aishh sabar Jimin" ujar Jimin menenangkan dirinya.

Dengan sangat teramat terpaksa, Jimin merapikan kamar Suga kembali.

Jelas saja Jimin menghancurkan kamar Suga. Di dalam kamar Suga banyak benda-benda kesayangan Suga. Sebenarnya Jimin tidak merusak kamar Suga, hanya saja ia mengambil barang Suga dan tidak mengembalikannya ke tempat semula.

Setelah selesai, Jimin duduk di sofa yang ada di kamar Suga sembari menunggu Suga pulang dan membuka pintu kamarnya. 

Sangat membosankan. Sampai akhirnya Jimin kembali melihat-lihat kamar Suga dengan teliti.

Mulai dari lemari tempat barang-barang kesayangan Suga, meja belajar, lemari pakaian, dan rak buku.

Jimin mengambil salah satu buku Suga. Dan buku itu terlihat buku yang sangat kuno. Di rak buki Suga hanya ada buku sejarah dan buku-buku kuno, sepertinya Suga lebih suka membaca buku sejarah. Padahal buku sejarah sangat membosankan.

Jimin mengembalikan buku yang ia ambil, ia merasa tidak tertarik untuk membacanya.

Jimin beranjak menuju meja belajar Suga, dan ia mengambil laptop Suga. Mungkin akan ada hal menyenangkan di dalamnya.

Ia mulai mengecek satu persatu isi dari laptop Suga. Dan ia menemukan sebuah video yang berjudul "For Suga Oppa". Jimin membuka video tersebut dan melihat ada apa didalamnya.

"Gadis ini juga pandai bermain piano?" gumam Jimin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next or Not?

SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang