2

3.3K 215 4
                                    

//Flashback//

"Jika kau membuat masalah lagi, appa tidak akan segan-segan mengeluarkanmu dari sekolah ini, arra?" (Mengerti?)

Kalimat yang seharusnya tidak dikatakan seorang ayah pada anaknya harus keluar dari mulut seorang ketua yayasan di SMA Jaeguk.

Orang yang diajak bicara hanya membuang wajahnya kearah lain sambil mengunyah permen karet strawberrynya, dengan kata lain tidak memedulikan ucapan ayahnya.

"Aku yakin ia sudah mengerti ucapanmu, Byungcheol-ah."

Pria yang menjadi penengah antara anak-ayah itu tersenyum kaku ketika terjebak di suasana seperti itu.

"Tak apa kan aku memasukannya kedalam kelasmu, Jae?"

"Gwenchanha, aku rasa lebih baik ia berada di kelas 2-2 denganku. Para siswa di kelasku menyenangkan, jadi ia pasti dapat berbaur dengan baik." (Tak apa-apa)

"Gumawo." (Terima kasih)

Ssaem yang bermarga Park itu hanya dapat tersenyum membalas ucapan terima kasih dari seorang ketua yayasan.

"Geurom," ucap Park ssaem sambil menundukan kepalanya, memberinya salam sebelum pergi meninggalkan ruangan itu. (Kalau begitu permisi)

Mereka pun keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju kelas 2-2 yang berada satu lantai diatas mereka. Lorong yang mereka lewati sangat kosong karena waktu sudah menunjukan pukul 08.40, yang berarti semua siswa sudah masuk kedalam kelas masing-masing.

"Ah, Minji-ya, jika kau membutuhkan sesuatu atau ada hal yang mengganggumu selama bersekolah disini bilang saja padaku, sebisa mungkin aku akan membantumu," ucap ssaem yang memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Jangan membantuku hanya karena aku seorang anak dari ketua yayasan, aku tidak akan pernah berlindung dibelakangnya hanya karena ia memiliki jabatan yang tinggi. Lagipula apa yang bisa kau harapkan dari seorang anak yang bahkan ayahnya tega mengatakan hal seperti itu didepan orang lain," dalam satu tarikan napas ia mengatakan semua itu.

Mungkin orang lain akan berpikir dia anak yang kurang ajar, namun tidak dengan Park ssaem. Ia mengenal Minji sejak ia dilahirkan. Bukan, sejak ia masih berada dalam kandungan. Park ssaem dengan ketua yayasan, Kim Byungcheol merupakan sahabat karib sejak mereka menginjak SMP. Siapa sangka mereka akan berada di SMA dan universitas yang sama. Bahkan mereka bekerja di tempat yang sama, bedanya hanya pada tingkat posisi.

Byungcheol yang beruntung mendapatkan jabatan lebih tinggi, seorang ketua yayasan, dan Park Jaeho yang dianggap lebih baik dalam materi menjadi seorang guru mata pelajaran kimia. Walau begitu, hal tersebut tak membuat mereka saling iri. Mereka tetap saling mendukung dan berhubungan dengan baik. Bahkan Byungcheol tidak suka jika sahabatnya itu menggunakan bahasa formal padanya. Ia merasa itu merupakan hal yang aneh untuk dilakukan antar sahabat.

"Seingatku kau tidak seperti ini Minji-ya. Dulu kau itu periang, bahkan suka sekali tertawa pada hal kecil. Entah kemana senyum manismu itu."

Minji menghela napasnya dengan kasar, juga senyuman yang tidak dapat diartikan setelah mendengar ucapan wali kelasnya.

"Berpura-puralah tidak mengenalku, Park ahjussi, lagipula Minji yang kau kenal sudah tidak ada lagi," ia pun kembali melangkahkan kakinya, meninggalkan Park ssaem dengan perasaan sedih setelah melihat perubahan drastis yang terjadi pada yeoja itu.

//Flashback end//

Minji's POV

That Bad Boy | JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang