10

1.7K 155 12
                                    

Suara musik dengan volume yang sangat besar mengisi ruangan dengan pencahayaan yang sangat minim ini. Beberapa orang ada yang hanya duduk sambil memegang gelas berisi minuman alkohol, sedangkan yang lainnya sedang menari diatas dance floor, menikmati musik yang diputar.

Aku yang hanya menggunakan ripped jeans dengan crop top putih yang menampilkan perut rampingku sedang duduk sambil menggenggam gelas kecil. Entah sudah berapa gelas yang kuminum, namun tidak membuatku mabuk sama sekali. Terkadang aku membenci diriku yang tahan terhadap alkohol ini.

Pertanyaan Taehyung di ruang kesehatan selalu terngiang-ngiang di kepalaku.

Dia sangat berusaha untuk melindungiku, namun aku tidak pernah menghargainya dengan selalu datang ke klub dan membuatnya khawatir. Seperti saat ini.

Dia sangat berharap aku bisa bertahan dengan sekuat tenagaku. Sayangnya hanya dirinya saja tidak cukup untuk membuatku bertahan.

Aku tidak tahu kapan aku akan pergi, namun dapat kupastikan suatu saat, ketika aku tidak bisa menahan semua ini, aku akan pergi dengan diam hingga tidak ada yang tahu kepergianku.

Aku tidak bisa membayangkan wajahnya yang sangat menyangiku itu ketika tahu aku tidak ada lagi di dunia ini.

Eomma, dapat kupastikan kita akan bertemu sebentar lagi.

Kutegak cairan yang ada didalam gelas kecil yang sedari tadi kugenggam. Rasanya yang menyengat terasa pada tenggorokanku hingga membuatku meringis sedikit.

Bartender yang sudah beberapa kali kulihat ketika datang ke klub ini mengisi gelasku kembali.

"Bukankah kau sudah cukup minum malam ini?"

Ia yang tiba-tiba berbicara membuatku menoleh padanya.

"Mwoya? Bukankah seharusnya kau bersyukur?"

Ia mengerutkan dahinya ketika mendengar jawabanku.

"Maksudku, dengan aku membeli minumanmu membuat pemasukan kalian bertambah bukan? Itu artinya gajimu akan bertambah juga," kuteguk minumanku sambil menatapnya.

Ia tersenyum mendengar jawaban lengkapku, kemudian berkata, "benar juga, lagipula aku tidak memiliki hak untuk melarangmu," sambil mengisi kembali gelasku.

Aku mengangguk setuju dengan ucapannya.

Setelah kutegak kembali minumanku, kuedarkan pandanganku pada orang-orang yang sedang menari. Mereka terlihat sangat bebas diatas dance floor.

Tanpa berpikir panjang lagi, kakiku melangkah mendekati mereka kemudian mulai menari mengikuti alunan musik.

Entah sejak kapan aku berada di tengah-tengah kerumunan ini. Sepertinya aku terlalu asik menari hingga tidak sadar beberapa namja mulai mengelilingiku.

"Kau pandai menari, cantik," ucap salah satu dari mereka dan disetujui dengan senyuman dari namja lainnya.

Kurasakan ada sebuah tangan yang menyentuh pinggangku. Dengan refleks tanganku menggenggam tangan tersebut dan memelintirnya sehingga pemilik tangan tersebut berteriak kesakitan.

"Jika kau menyentuhku lagi, akan kupastikan lenganmu patah," ucapku kemudian pergi menuju tempat minumku tadi.

Bartender yang sama kembali menyajikan minumanku.

"Sepertinya seseorang baru saja menghancurkan kesenanganmu."

Pasti raut wajahku memberitahunya hingga ia berbicara seperti itu.

"Just some shitty people," ucapku yang membuatnya tertawa mendengarnya.

Tiba-tiba ada seorang namja yang mendatanginya, namun aku tidak bisa melihat wajahnya dikarenakan pencahayaan yang minim.

That Bad Boy | JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang